21. Dissonance Moment (Pt.2)

176 15 1
                                    

Bambam mencari sosok mina yang tadi sempat hilang dari pandangannya karena ia memberi penjelasan pada chae.

Tak butuh waktu lama, ia langsung menemukan sosok yang mirip seperti mina, dan ternyata memang benar perkiraan bambam itu adalah mina.

"mina!", teriak bambam sambil mendekati mina.

"bambam? Kenapa kamu disini?".

"itu, eum....ayo kita harus cepet pulang min...", awalnya bambam hanya menarik lengan mina pelan.

"Eh? apa ini bam? eum bisa tolong lepasin ngga?", mina mulai merasa tidak nyaman ketika bambam memegang lengannya tiba-tiba.

"ayo kita pulang mina...disini bahaya. Ntar aku bakal jelasin kalo kamu udah nyampe rumah", ucap bambam berusaha meyakinkan mina, namun genggamannya di tangan mina sedikit makin kencang.

"aw bam lepasin, sakit...", mina mengerang kesakitan dan berusaha melepaskan tangannya.

"ayo kita cepet pulang min...", lanjutnya tak peduli penolak mina.

"padahal baru ketemu tapi langsung ngajak pulang aku. Kalo mau pulang ya pulang duluan aja. Lagian aku masih nunggu chaeng...lepasin bam", mina mengalihkan pandangannya ke arah lain dan masih berusaha melepaskan tangannya.

"chaeyoung...udah aku suruh pulang, buat keamanan kalian juga", ucap bambam berusaha jujur.

"hah? jangan ngada-ngada deh, emang kamu kenal dia?", mina seakan tak percaya dengan orang yang baru ia temui ini.

"mina...ayo, kita pulang ya..ayah kamu..", bambam sebenernya agak ragu mengatakannya langsung pada mina.

Namun ia berpikir lagi, bagaimana jika mina tidak tahu keadaannya dan tiba-tiba langsung dipertemukan dengan kondisi yang tidak dia inginkan. Jelas itu akan membuatnya sangat terpuruk dan bambam tak menginginkan mina mengalami kondisi seperti itu

"hah? bahkan sekarang kamu berani bawa nama ayahku? udah deh bam lepasin! kamu tuh udah keterlaluan", mina merasa kesal, padahal baru saja ia bertemu dengan orang ini meskipun ia tahu kalo bambam ini adalah kakak kelasnya. Namun ia tiba-tiba mengajaknya pulang dan bahkan sekarang ia berani membawa nama ayahnya.

Mina akhirnya segera pergi dengan cepat menjauhi bambam dan mencari chaeyoung dengan keadaan jengkel sehingga saat meyebrang jalan, ia tak memperhatikan lampu merah untuk pejalan kaki.

Sehingga.....

"MINA!", teriak bambam dari sebrang.

Mina tak mendengar apapun. Mina juga tak merasakan apapun, atau mungkin lebih tepatnya...

Ia telah menerima kesakitan yang hebat dalam waktu sekejap sehingga ia tak bisa merasakan apapun saat ini.

Hanya saja....

Semuanya terasa begitu gelap,

.....dan hampa.

~~~~~

"sip...beres dah, tinggal nunggu mina dateng. Oh iya! hampir lupa...", jimin hanya bermonolog.

"apaansi lu ngomong sendiri bae, jadi takut gua", ucap yoongi yang tengah mengambil air minum di dapur karena sehabis mendekor kamar mina ia merasa haus.

"biarin aja si bang, orang gua ini yang ngomongnya juga. Eh bang, minjem kunci mobil lu dong", ucap jimin lamgsung mengalihkan topik.

"nih", yoongi langsung melempar kunci mobilnya pada jimin.

"oke thanks bang".

Jimin segera pergi mengambil sesuatu, disaat yang bersamaan ponsel yoongi berdering dan ia segera mengangkatnya.

Promise;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang