15. What's Wrong?

135 24 0
                                    

Vote dulu hey
>:(
––––––––––·––––––––––

Yoongi berlarian tak tentu arah, namun tujuannya pasti. Bocah itu! Harus segera ku temukan.

Ia tak peduli dengan rambutnya yang acak-acakan ataupun tatapan heran dari orang-orang yang dilaluinya.

Hatinya membara, seakan mencari sesuatu yang telah lama ingin ia jumpai lagi walau sebenarnya mereka baru saja berpapasan tadi sore.

Langit sudah menunjukkan bahwa hari telah memasuki malam-nya. Yoongi seorang yang cuek, kini tengah berlari di kerumunan banyak orang. Mencari apa yang harus ia cari.

Tunggu!

Dia berhenti dari larinya untuk berpikir sejenak.

Jika memang benar dia anaknya...

Yoongi memejamkan matanya, berpikir...

Pasti dia ada di...

Tidak, dia berusaha mengingat sekeras mungkin.

Pantai!

Yoongi membuka matanya dan kembali berlari menuju pantai, namun kali ini larinya sedikit lebih santai.

Merasa tenang karena ada sedikit clue. dia masih mencari bocah itu.

Kini ia berhamburan menuju seseorang yang terlihat ada di pinggir pantai.

Dia mendengar teriakan dari bocah itu, membuatnya kembali berlari meskipun tujuannya sudah tak jauh dari mata memandang.

Grep!

Dengan nafas yang masih tak beraturan, yoongi tersenyum kecil.

Bingo!

"Tak apa, samcheon disini. Tidurlah dulu, kau butuh istirahat....park jaemin".

👿👿👿👿👿

"Hoaamm...", Seorang gadis yang baru saja terbangun dari tidurnya terlihat meregangkan tubuhnya.

Dia terbangun karena sedikit terusik dengan cahaya matahari yang menerpa matanya yang sedang terpejam, damai menikmati dunia mimpinya.

Dia mengedarkan pandangan ke sekitar, teringat kembali bahwa dia sedang menginap di apartment jimin sejak tadi malam.

Mina menuju pinggir kasur lalu mendirikan tubuhnya dan sedikit menggeliat kembali sebelum keluar dari kamar jimin tempatnya tidur semalam.

Tanpa disuruh, hidungnya mencium aroma masakan dari dapur. Membuatnya berpikir jutaan kali.

Jimin? Dia bisa masak?

Namun dia tak ingin bergelut dengan pikirannya sendiri. Mina segera berjalan menuju aroma masakan itu berasal.

Matanya sukses mendapati jimin sedang melakukan sesuatu di dapur. Namun dia tak bisa melihatnya jelas karena terhalang punggung jimin yang lumayan besar.

Dia hanya jalan ke meja makan sepelan mungkin agar tak mengganggu konsentrasi memasak jimin.

Yap! Dia menunggu kekasihnya hingga selesai memasak dengan hanya duduk. Karena ia pikir itu sudah lumayan meneduhkan hatinya daripada mendekatinya, itu hanya akan memunculkan sifat jahilnya dan mengganggu jimin.

Lengkungan ke atas dari sudut bibir gadis itu terlihat tanpa ia sadari. Jangan lupakan jantungnya yang kini memompa lebih cepat ketika melihat jimin pagi ini.

Promise;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang