❝UAP KASIH YANG MULAI BERHEMBUS❞
╞═════𖠁★𖠁═════╡
Pertemuan itu menghantarkan mereka ke depan pintu kayu flat milik Ranaya. Tak usah banyak bertanya, bagaimana bisa mereka berakhir disini. Tentu tak akan mungkin bila Ranaya membiarkan Alpha Biru itu mengikutinya terlebih memintanya, mustahil. Itu karena Ansel sendirilah yang keras kepala ingin bertandang ke tempatnya--memaksa ikut. Ranaya tentu saja sudah melarang keras dan hampir saja mengamuk saat Ansel dengan sangat kekanakan malah berguling di atas trotoar yang bersalju itu sembari merengek ingin ikut Ranaya ke tempatnya. Ranaya nyaris menendang alpha itu dengan beringas jika saja ia tak menyadari betapa banyaknya pasang mata yang menyaksikan tingkah konyol dari alpha sialan macam Ansel itu. Maka daripada makin membuat malu, Ranaya segera menyeret kerah baju Ansel yang anehnya malah pasrah-pasrah saja di seret bagai binatang oleh si gadis manusia, bukannya kesal alpha biru malah tersenyum lebar menatap Ranaya dengan mata berbinar-binar. Dasar alpha gila.
Maka dari itu disinilah mereka sekarang berada.
"Berhenti menyalak padaku, kau seperti anjing, aku mengatakan ini dengan jujur." ucap Ansel setelah melirik Ranaya yang masih mempelototinya dengan tajam.
"Pulang sana!"
"Tidak mau." balas Ansel main-main, "Lagipula kau sendiri yang membawaku ke sini, jadi jangan salahkan aku." lanjutnya mengangkat bahu acuh, terlihat super duper menyebalkan di mata Ranaya.
"Itu karena kau bertingkah memalukan!" sentak Ranaya nyaris frustasi.
"Tapi kau yang membawaku ke sini, aku hanya mengikuti kehendakmu saja. Apa salahku?" lagi-lagi alpha biru ini berkilah, bahkan Ansel memasang wajah memelas yang dramatis. Alpha itu seperti tidak terpengaruh sama sekali dengan air muka Ranaya yang sangat keruh karena menghadapi tingkahnya.
"Pulang atau ku tendang--"
"Kenapa kau lama--eoh? Omo! Ansel? Mengapa kau bisa disini?" berikut sosok Sora muncul dari balik pintu kayu tersebut. Gadis beta itu memandang Ansel dengan muka terkejut sampai-sampai perlu menutup mulutnya yang menganga lebar itu, sementara disamping pemuda alpha biru itu tampaklah Ranaya mendengus sembari mendelik tak senang melihat ekspresi berlebihan yang dilakukan oleh sahabatnya itu.
Ansel sendiri memberi senyum tipis melihat reaksi Sora sebelum menyapa gadis beta itu dengan ramah, "Hai Soraya, senang bertemu denganmu. Ah--Ranaya mengundangku untuk datang kemari dan aku tentu tidak ada alasan untuk menolaknya, iya kan?" ucap Ansel yang langsung disambut pelototan tajam dari si gadis manusia, Ansel pasang seringai ketika menyadari reaksi Ranaya yang ia tangkap melalui sudut matanya. Alih-alih merasa takut justru Ansel merasa gemas karena tingkah mate-nya itu.
Mendengar itu Sora tentu saja memberi tawa jenaka, terlebih iapun menyadari betapa membubungnya asap kemarahan dan kekesalan yang menguar dari sosok Ranaya. "Tentu saja begitu, kau memang seharusnya datang kesini sedari lama. Kalau begitu, mari silakan masuk. Aku baru saja memesan pizza dan membuat teh hangat." begitulah Sora mempersilakan Ansel memasuki teritori pribadi milik Ranaya seolah-olah ialah tuan rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MYSTIQUE BOND
Romance{🔛MYSTIQUE BOND - BAHASA} ❝Ketika bumi mempermainkan sembari tertawa terpingkal-pingkal sebuah rasa yang telah mati. Tak pernah setuju pada rembulan yang selalu memperhatikan di tengah gelapnya malam. Memangnya apa yang harus dipertahankan...