{🔛MYSTIQUE BOND - BAHASA}
❝Ketika bumi mempermainkan sembari tertawa terpingkal-pingkal sebuah rasa yang telah mati.
Tak pernah setuju pada rembulan yang selalu memperhatikan di tengah gelapnya malam.
Memangnya apa yang harus dipertahankan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❝KITA BERTEMU LAGI. DIANTARA JIWA YANG KACAU PUN SAYAP YANG PATAH.❞
╞═════𖠁★𖠁═════╡
"Kau bercanda?! Tidak mungkin dia mate mu! Demi Tuhan, Ansel. Gadis itu terkenal kasar dan sangat keji, dia juga dijuluki Titisan Medusa! Bahkan kemarin dia menamparku sekuat tenaga!" pekik Bastian tak percaya.
Sebagaimana feromon yang pekat lagi terasa mencekik. Alpha dari balik tubuh Ansel masihlah menguasai kesadaran pemuda itu. Netra keemasannya pun belum berganti, dan tak pernah lepas memaku Luke dengan tajam menyiratkan kemarahan yang luar biasa. Mendesis geram, layaknya binatang yang diganggu saat masa kawin. Memang. Setiap alpha pasti memiliki tingkat egois akut yang melampaui langit. Tidak ingin dibantah, apalagi diusik. Terutama perihal mate. Pasangan bagi kaum alpha adalah harga mati. Mereka akan melindungi belahan jiwanya sebagaimana mereka melindungi dirinya sendiri.
Begitupun Ansel. Apalagi dengan statusnya adalah alpha biru, tentulah menyinggung tentang mate-nya sama saja kau menggali kuburanmu sendiri. Daripada alpha dominan pun, alpha biru memanglah amat terkenal dengan sifat posesif dan overprotektif pada mate mereka. Sebab, takdir telah menetapkan bahwa alpha biru akan menaruh seluruh jiwanya ke dalam genggaman sang mate.
Sesungguhnya, Ansel sendiripun menolak akan fakta ini. Karena bagaimanapun ia hanya akan bisa menikahi 1 orang saja di antara jutaan umat yang ada di bumi. Itu berarti, ia tidak bisa menjalin hubungan dengan orang lain tanpa merasakan gunda tak berujung selayaknya ia belum bertemu dengan kekasih hati yang sebenarnya. Dad dan Mom seakan tak pernah bosan saat memperingatinya tentang itu. Tentang sebagaimana alpha biru lahir, hidup,dan mati, lalu meniti jalan di alam yang abadi. Hendaknya ia mengarungi itu semua bersama sang mate. Terbang bebas laksana sepasang merpati putih melewati pintalan awan di kanvas biru. Saling menggaetkan tangan dan mengikat jemari. Kemudian berjalan menyusuri padang edelweis, hamparan bunga abadi yang selalu bermekaran walaupun tumbuh di ujung tebing nan curam.
Alpha biru dan mate-nya memang sudah seterikat itu.
Tidak ada yang baik, jika seorang alpha tidak dalam kendali. Mereka akan merubah sifat yang terasa jauh sekali bahkan tak pernah terpikir jika sesungguhnya, setiap alpha memiliki monster yang amat menyeramkan dibalik tubuh. Semuanya berbeda, apalagi saat masa kawin. Ganas, gila dan berbahaya adalah definisi yang sangat cocok untuk mereka. Intinya, semuanya tidak akan pernah baik jika seorang alpha tak punya kendali atas dirinya sendiri.
Maka, hanya ketika Ansel akan menerjang seolah ingin menghajar habis sampai remuk Luke yang masih tercenung. Wiliam dengan sigap langsung membawa diri menahan alpha Ansel yang terlihat begitu penuh amarah.
"Lepaskan sialan! Aku sangat ingin merobek mulut penuh dosa itu, karena telah berkata buruk tentang mate-ku!"Ansel menggeram dengan suara sedalam palung terdalam bumi. Menyentak kasar tangan Wiliam yang tengah berusaha menahan tubuhnya sampai membentur dinding.