{🔛MYSTIQUE BOND - BAHASA}
❝Ketika bumi mempermainkan sembari tertawa terpingkal-pingkal sebuah rasa yang telah mati.
Tak pernah setuju pada rembulan yang selalu memperhatikan di tengah gelapnya malam.
Memangnya apa yang harus dipertahankan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❝ITULAH KAU, GADIS YANG MERELAKAN KEPERGIAN BINTANG-BINTANG.❞
╞═════𖠁★𖠁═════╡
"Coba kau lihat ini, parfum keluaran terbaru dari Dior, aku pikir aromanya cocok untukmu. Jadi, ya aku belikan saja."
Mendengar celotehan Sora yang tak ada habisnya, benar-benar membuat kepala Ranaya pening setengah mati. Ia mulai memijat pangkal hidungnya yang terasa sakit, apalagi ketika Sora menodongkan botol parfum itu tepat ke depan hidungnya Ranaya rasa-rasanya ingin mengeluarkan seluruh isi perutnya tepat di wajah cantik milik gadis beta itu. Karena demi Tuhan, Ranaya merasa keadaannya kurang baik saat ini-ah tidak, ia sudah merasa tidak enak badan dari beberapa hari ini. Ya, meski ini telah sering terjadi. Memangnya apa yang ia harapkan dengan segala aktivitasnya yang sungguh padat dan menyita banyak tenaga dari mentari terbit hingga dini hari? Terlebih daya tahan tubuhnya memang lemah sedari dahulu. Tapi apa mau dikata, ini risiko sebab kebutuhan hidupnya yang serasa mencekik.
"Bisa kau singkirkan itu? Aromanya membuatku mual." ujarnya dan Sora memberengut kesal.
"Hmph! Dasar aneh, jelas-jelas parfum ini memiliki wangi yang menyenangkan!Perpaduan antara orange blossom, sambac jasmine, dan bourbon vanilla, akan memberimu kesan manis dan ceria. Aku suka sekali wanginya. Maka dari itu aku rasa ini akan cocok dan bisa menutupi perilaku dinginmu yang sungguh buruk itu!" gerutu Sora, tidak peduli jika Ranaya mendengarkan perkataannya atau tidak yang terpenting Sora ingin gadis itu memakai parfum yang ia belikan ini! "Sekarang kau ambil, dan cobalah!"
Ranaya menghela napas jengah, menatap datar Sora yang memandanginya dengan penuh binar sembari tangan sang gadis beta itu menarik tangannya dan meletakkan botol parfum itu kedalam genggamannya secara lancang.
"Ayo, ayo! Kau cobalah!" desaknya.
Nyatanya si gadis manusia tak mengindahkan perintahnya. Ranaya meletakkan lagi botol parfum yang ia yakini memiliki kocek yang tak sembarang itu di meja. Lalu melirik ke arah Sora yang kini sudah cemberut lagi. "Aku tak mau repot memakai barang yang boros macam begini." ujar Ranaya tenang, "aku tidak mau menerimanya."
Sora yang tadinya cemberut, kini mulai meringis ketika botol parfum itu didorong Ranaya ke hadapannya lagi. "Tapi ini-"
Tuk! Tuk!
Perkataan Sora terpaksa terhenti, sebab baru saja sebuah suara ketukan di meja memotongnya sampai membuat atensi keduanya teralih.
"Ranaya. Kau ditunggu Miss Alalice di ruang guru." Ini adalah Mike-si ketua kelas yang berbicara.
Ekspresi Ranaya total berubah menjadi raut bingung, keningnya tampak berlipat samar dan kepalanya mulai berpikir hal apa yang sudah ia lakukan hingga ia dipanggil seperti ini. Tak jauh beda, Sora pun sama bingungnya, gadis beta itu menatap Ranaya dengan pandangan bertanya, namun melihat wajah dingin itu Sora tak mendapatkan petunjuk sedikitpun.
