Chapter 9

1.1K 101 7
                                    

"In.. inthanu...Dimana kamu sayang?" Ucap Chimon mencari-cari putranya.

Dua tahun sudah berlalu, janin dikandungan Chimon sudah berubah menjadi anak laki-laki yang lucu menggemaskan, wajahnya mirip seperti Pluem.

Dua tahun sudah, Chimon beserta mae dan ayahnya memutuskan tinggal dirumah Tay atas permintaan Tay dan New, karna mereka tidak ingin jauh dari Cucunya, Inthanu.

Chimon memutuskan untuk pindah kuliah ke Chiangmai begitu juga dengan Nanon. sedangkan Purim tetap kembali ke Bangkok menjadi dosen disana, tapi sebulan sekali dia pulang ke Chiangmai, alasannya tidak bisa lama-lama jauh dari Inthanu, keponakannya.

"Hust... jangan berisik, nanti mama kamu dengar." Bisik seseorang sambil menempelkan jari telunjuknya ke bibir Inthanu.

Sementara Chimon sibuk mencari putranya kesana kemari.

"Inthanu... dimana kamu sayang?"

"Inthanu disini, mae." Ucap seseorang sembari menepuk pundak Chimon dari belakang. Sementara Chimon kaget dan reflek menoleh kebelakang.

"Kak Purim?"

"Iya.. ini aku, pamannya Inthanu yang lucu." Jawab Purim sembari muncubit pipi Inthanu.

"Kak purim kok gak bilang- bilang sih, kalau mau pulang? Kan bisa Chimon jemput."

"Nggak apa-apa kok, mon. Kakak nggak mau ngerepotin kamu, lagian kamu masih sibuk sama Inthanu, jadi kakak nggak mau kamu repot jemput kakak."

"Gak apa-apa kak, kan Chimon adik yang baik." Chimon menyengir.

Purim mengusak rambut Chimon dan membuatnya jadi berantakan.

"Iiihh... kakak. Tuh kan, jadi berantakan."

"Kemana semuanya, Mon?"

"Semuanya pada keluar, nggak tau kemana. Kalau Nanon ada tuh, dikamar lagi maen game."

"Oh, ya udah. Aku haus nih, bisa ambilin aku minum gak, mon?"

"Kakak duduk aja dulu, mon ambilin sebentar."

"Iya, mon. Makasih ya.."

"Titip Inthanu, kak."

"Iya.. apasih yang enggak buat si imut ini?" Jawab Purim sembari menggendong

-

Tuuttt... tuuuttt... tuuuttt...
Bunyi ponsel Nanon berdering, menghentikan permainan Gamenya.

"Yaah... tinggal dikit lagi padahal. Siapa ini nelpon-nelpon, ganggu orang maen game aja." Monolog Nanon sembari menerima panggilan.

"Halo...!"

"..........."

"Kak Pluem?"

"..........."

"Ini beneran kak Pluem?Kakak kemana aja? Dua tahun nggak ada kabar. Nanon kangen tau."

"............."

"Beneran, kak? Asyiaaap Nanon tunggu."

"......."

"Oke, Bye." Ucap Nanon sembari memutuskan sambungan telponnya.

Nanon beranjak dari tempatnya dan dengan tergesa-gesa berlari keluar kamar sembari berteriak kegirangan.

"MAE... MAE...!"

"Apaan sih, non? Pagi-pagi udah teriak-teriak." Tanya Chimon heran.

"Mae mana, mon?"

Rasa Untuk PluemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang