"Bisa tidak? keluar dari pikiranku sekali saja." - Roommate, Part XI-
60 VOTE FOR NEXT CHAPTER
(+)
Aku menyelesaikan kuliahku dengan cepat dan keluar dari kampus bersama Eunha Eonni, dia adalah seniorku yang akhir-akhir ini selalu menemaniku.
Kami bertemu ketika aku aku berada di kantin, ia duduk di sebelahku seperti seorang yang sudah saling mengenal.
Ketika kutanya mengapa dia menjawab dengan alasan yang aneh, katanya aku terlihat menyendiri dan tidak memiliki teman.
Padahal bisa saja aku duduk bersama Woojin tapi jam kuliah kami berbeda jadi aku menikmati makanan sendirian.
Namun Eunha Eonni sangat baik dan ramah padanya hingga kami pun berteman dengan baik.
Hari ini Eunha mengajakku ke caffe baru, awalnya aku akan menolak tapi karena keadaan Beomgyu sudah membaik dan mulai berkuliah lagi aku pun mengiyakan ajakannya.
Sekedar membeli beberapa latte dan kue lalu membungkusnya untuk dibawa pulang, namun Eunha Eonni bersikeras untuk mentraktirku.
"Yewonnie, aku kehabisan uang cash, Tunggu sebentar dan jangan kemana-mana, Okay?" ucap gadis itu hendak meninggalkanku namun mataku menangkap sebuah sepeda motor yang melaju kearah kami.
Aku pun menarik dan memindahkan Eunha Eonni agar terhindar dari motor yang melaju di atas trotoar khusus pejalan kaki ifu.
Bisa kulihat Eunha Eonni terkejut dan melirik kearah sepeda motor yang tak bertanggung jawab.
"BAJINGAN GILA! INI TROTOAR KHUSUS PEJALAN KAKI! DASAR GILA!" teriak Eunha kesal seiring menghilangnya punggung orang yang membawa motor tersebut.
Aku terdiam, menatap Eunha Eonni dengan pandangan menahan sakit.
"Yewon? Kau baik-baik saja? Kenapa diam ?" Eunha menatapku bingung karena aku hanya diam saja sementara dirinya sudah naik pitam, hingga akhirnya aku menundukan kepala untuk melihat jejak bekas ban motor diatas kaki kananku.
"HUWEEEEEE EONNIIII!!!" Aku menangis merasakan sakit di kaki, ternyata motor tadi menggelengnya.
Eunha membulatkan mata indahnya, ia panik lalu menelpon ambulance dan membawaku ke rumah sakit terdekat.
"Yewonnie bertahanlah!"
Sedikit berlebihan untuk menelpon Ambulance , mungkin hanya retak biasa tapi tetap saja.. SAKIT.
(+)
Setelah dari rumah sakit, Eunha Eonni mengantarkanku pulang dan beruntung (entah kesialan) karena Beomgyu sudah dirumah.
Bisa kulihat wajah terkejut Eunha saat melihat seorang pria satu apartemen bersamaku.
Aku menatap nanar telapak kakiku yang diperban, lalu beralih menatap Beomgyu yang sedang memegang kotak eskrim karena tengah menyuapiku.
Sementara Eunha Eonni sudah pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam.
"Ceroboh." Sindir pemuda itu dengan sendok eskrim ditangannya, seolah siap kapan saja untuk menyuapiku.
"BUKAN CEROBOH BODOH KAKIKU DILINDAS MOTOR TAHU!" teriakku kesal tepat ditelinga Beomgyu membuat pemuda itu meringis.
"Makan saja eskrimnya sendiri!" Beomgyu meletakan kotak eskrim diatas meja dengan kasar seperti sedang menggebrak meja menggunakan tempat eskrim itu.
"Tega sekali ya teman satu kamarku ini tidak mau membantuku yang tengah tertimpa musibah... Aku yakin tidak ada gadis yang mau dengan pria jahat sepertimu-"
"Berhenti mengoceh!" potong Beomgyu, samar aku tersenyum menang. ia pun akhirnya melanjutkan kegiatannya yang tengah menyuapiku.
"Kemarin aku yang sakit, sekarang kau."
"Mungkin ini saatnya dirimu membalas budi.."
Pria itu mendecih, "Sudahlah, Diam saja dan habiskan eskrimnya.. masih sakit sempat-sempatnya ngamuk.
Aku bukan pawangmu bodoh! jangan mengamuk lagi." lanjutnya sambil menggeram.
Baru saja aku ingin membalas ucapannya namun aku terkejut ketika jemari Beomgyu terulur untuk membersihkan sisa eskrim dibibirku, "Habiskan, Setelah ini kau harus istirahat."
Aku tertegun melihat perlakuannya yang kelewat manis ini, terlebih lagi aku bisa mendengar debaran jantungku yang semakin cepat.
Argh jangan sekarang kumohon!
Setelah dirasa habis, pemuda itu membereskan semua bekas makananku dan berjalan ke arah dapur meninggalkan aku yang memperhatikannya.
"Ye, apa manusia bernama Jungkook itu masih menerormu?" Beomgyu membuka suaranya ketika sudah selesai meletakkan cucian diwastafel.
"Tidak, kenapa memang?"
"Ya baguslah, Jurusku manjur kan?"
Aku mengerutkan kening sambil menatap kesal Beomgyu, Jurus yang dia maksud itu ciuman kan?
"Jangan dibahas lagi! aku akan memberimu hadiah setelah ini." ucapku menahan malu, untuk apa dia membahas ciuman kami yang kedua?
Melihatku merengut pemuda itu lantas duduk disebelahku, "Apa ada yang bisa kubantu lagi?" aku memandangnya tak percaya.
Dia menginginkan aku meminta bantuan lagi padanya?
Aku pun menggelengkan kepala dengan lesu membuat pria itu tersenyum,
"Jangan membuatku khawatir." ucap Beomgyu sambil mengusak rambutku yang sukses membuatku mematung sambil menatap matanya.
Oh tidak.. jangan sampai aku terjatuh pada tatapannya.
"Yasudah kalau begitu jangan khawatir padaku!"
"Bagaimana tidak khawatir jika kau selalu ada dipikiranku?!"
Mataku membulat sempurna, sontak aku menundukkan kepalaku tak berani menatap Beomgyu karena hatiku tak siap mengatakan kejujuran lewat mataku.
Aku tertawa menahan kegugupan yang pemuda itu buat, "Membual." celetukku.
Sepertinya Beomgyu pun merasa salah ucap, kulirik ia mengepalkan tangannya dan tersenyum setelahnya.
"Yasudah sana kerjakan tugas-tugasmu yang menumpuk itu." usirku pada Beomgyu karena terus-terusan memandangiku sambil tersenyum.
Dia terlihat menyeramkan jika seperti itu.
"Karena aku sedang baik, mau ku kerjakan sekalian?" perkataan Beomgyu yang terakhir membuatku tersenyum lebar.
Kapan lagi si jenius Beomgyu membantuku?
To Be Continude...
Twisteu26, 190719.
10.24 AM WIBRevisi : 07.02 AM WIB, 280620.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROOMMATE - Choi Beomgyu [REVISI]
FanfictionTinggal satu atap dan berbagi rules. Hanya itu yang kami lakukan.. (Sedang Tahap Revisi) Twisteu26 23.22, March 24th 2019