1- Pertemuan Pertama

182 13 1
                                    

" Percayalah ... bahwa pertemuan adalah sebuah takdir seseorang yang patut untuk di syukuri. Sekalipun yang bertemu denganmu adalah seseorang yang bukan ditakdirkan untuk hidup bersamamu... "

[ Love And Secret ]

• • •

Memiliki sifat yang dingin dan pemarah bukanlah keinginannya.

Namun keadaan memaksakannya untuk memiliki sifat seperti itu, agar kelak tak ada satu pun orang yang bisa melukai hatinya.

Jenifer ... sosok gadis cantik berambut warna biru. Sejak kecil impiannya hanya satu, yaitu melihat keluarga utuhnya selalu bahagia.

Namun dalam sesaat impian tersebut sirna, di karenakan sang ayah yang meninggal dunia ketika umur jeni lima belas tahun.

Sampai sekarang ... sosok laki-laki sudah menghancurkan keluarganya, tak pernah lepas dari ingatan.

Jeni selalu bersumpah akan balas dendam jika suatu hari nanti bertemu dengan lelaki itu.

Kini gadis itu hanya tinggal bertiga dengan kedua kakak laki-lakinya. Dan juga satu pembantu yang selalu bersih-bersih di rumah mewah mereka.

Tak pernah ada yang tau pergi kemana sang Mamah. Tapi yang pasti, Mamah mereka tak pernah telat mengirimkan uang bulanan untuk ketiga anaknya.

Sayangnya ... sejak jeni berumur lima belas sampai tujuh belas sekarang, tak pernah ia mau memakai uang pemberian dari Mamah nya.

Benci Jeni pada laki-laki yang sudah menghancurkan keluarganya, tak ada bedanya dengan bencinya kepada Mamahnya sendiri.

Uang saku, belanja peribadi, dan juga uang sekolah Jeni. Itu semua sudah di tanggung oleh Nenek dari Ayah nya.

Jadi Jeni tak perlu memakan uang dari orang yang paling dia benci di dunia ini kan?

Untung saja rumah itu atas nama ayah nya. Kalau itu atas nama Mamah nya, sudah pasti gadis itu memilih untuk angkat kaki saja dan tidur di kolong jembatan.

"Ceewee ... " panggil seseorang dengan tubuh sempoyongan.

Jeni ngeri sendiri melihatnya. Tapi dia tetap berusaha untuk bersikap calem.

Salahnya memang malam-malam begini keluyuran, lewat depan diskotic pula. Bodohnya anak itu.

"Ehh jangan megang-megang ya lo!" Hentak Jeni ketika lelaki tadi lancang mengelus rambut belakangnya.

Kurang ajar memang. Tapi yang namanya mabuk, mana sadar kan. Laki-laki itu tetap mengganggu Jeni, membuat Jeni ingin lari sekencang-kencangnya.

Ketika Jeni baru saja ingin berlari, dia melihat satu laki-laki lagi yang mendekat ke arahnya. Dan itu semakin membuat bulu kuduk Jeni merinding.

Jeni menyesal sekali karena sudah lewat di depan tempat terkutuk ini.

Semakin dekat ... lelaki itu semakin mendekat ... dekaatt ... dekaatt ... dan ... BUUKKK!!!

Dengan sekali pukulan, lelaki yang mengganggunya tadi terdampar tak berdaya di atas aspal.

Jeni terkejut. Apa laki-laki yang baru saja datang ini ingin membantunya? Atau apa? Membuat Jeni bingung saja.

Gadis itu malah bodo amat, dan memilih melangkah tanpa mengucapkan kata terimakasih sama sekali.

Saat Jenni jalan beberapa langkah ... BUK!

Jeni menoleh, dan mendapati lelaki yang menolongnya barusan sudah ikutan terdampar di atas aspal.

"Tolongin nggak yah?"

LOVE AND SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang