10- Tantangan Untuk Rafa

39 4 0
                                    

" Bagi dia, aku bukanlah segalanya ... tapi bagiku, dia adalah selamanya. Takan ku gantikan dia dengan apapun yang ada didunia...."

• • •

Hembusan angin malam menerpa lembut pipi Jenni. Rambutnya berterbangan kesana kemari seakan seperti sedang menari.

Matanya menatap tajam ke arah jutaan bintang diatas sana.

Sekilas, terlihat ada air mata yang masih mengambang didalam matanya. Jenni seperti sedang berusaha agar air mata itu tidak sampai keluar dari dalam sana.

Seperti apa yang selalu Ayahnya katakan, bahwa Jenni harus menjadi wanita yang kuat.

Kata-kata itu terus melintas di ingatannya, dan membuatnya mengenang kembali kebersamaannya dengan sang Ayah.

"Ayah ... Jenni harus apa?" Jenni selalu merasa bingung, kenapa kehadiran Rafa mampu membuatnya merasa bimbang.

Sifat Rafa yang tidak mudah menyerah hanya membuat Jenni semakin merasa bersalah.

Jenni terlalu lemah, untuk menghadapi perasaan Rafa kepadanya yang begitu besar.

Tanpa Rafa bicara pun Jenni sudah bisa tau, sebesar apa perasaan lelaki itu terhadapnya.

Mau bagaimana juga, Jenni tetap tidak bisa menerima Rafa. Jenni masih takut untuk menghadapi kenyataan apa yang akan ia terima nantinya.

"Dia jahat, harusnya dia gak perlu punya sifat pantang menyerah. Itu cuma bikin Jenni semakin lemah, Ayah," lirih Jenni dengan pandangan yang masih melihat bintang-bintang.

"Jenni nggak tau harus bersikap seperti apa ke dia ... Jenni takut, Ayah."

"Jenni takut kalau nanti Janni akan jadi seperti, Ayah ... yang dikhianati oleh orang yang sangat Ayah cintai." Apa yang telah terjadi kepada Ayahnya, rupanya membuat Jenni merasa takut untuk memulai sebuah hubungan.

Bahkan sedikipun Jenni tidak berpikir untuk jatuh cinta dengan seorang Lelaki.

Tapi kehadiran Rafa sudah mampu membuatnya merasa bimbang atas keputusannya itu. Jenni takut, jika nantinya ia bisa saja jatuh cinta kepada Rafa.

Bagaimana kalau ternyata Rafa bisa membuat Jenni mau menerima perasaannya.

Sungguh, Jenni benar-benar tidak ingin hal itu terjadi.

"Jen," panggil Rian yang tiba-tiba sudah ada dibalkon kamar Jenni.

Jenni menoleh ke arah Abangnya, dan memandang sendu ke arah Lelaki gagah itu. Melihat Rian disituasi seperti ini, hanya akan membuat Jenni merasa hancur.

Karena hanya wajah Rian yang begitu mirip dengan wajah almarhum Ayahnya.

"Bang ...."

"Abang minta maaf. Gak seharusnya Abang bersikap seperti waktu itu," ujar Rian meminta maaf. Rian tidak pernah sekalipun memarahi Jenni, jikalau hal itu terjadi, berarti tandanya memang ada masalah sulit yang sedang dialami Rian.

Jenni mendekat, dan langsung memeluk tubuh Abangnya.

"Iya, Bang. Gapapa ko ... Jenni sayang, Abang."

LOVE AND SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang