" Aku hanya ingin mencintai, tanpa berharap sedikitpun bahwa cinta itu harus kau hargai...."
[ Love And Secret ]
• • •
Tiiin.. tiiin... tiiinn..
"Berisik woy!!" Teriak Jenni lewat jendela kamarnya yang menghadap langsung ke arah motor Rafa di depan gerbang.
Jenni buru-buru memasukkan ponsel, dompet, dan juga parfumnya ke dalam ransel berukuran mini yang akan di bawanya pergi jalan-jalan.
Ia berlari secepat mungkin keluar dari kamar dan menuruni anak tangga tanpa berhati-hati sama sekali.
Di sana ia sempat berpapasan dengan Kevin dan juga Rian yang sedang menikmati hari libur mereka dengan bersantai sambil menonton televisi di ruang keluarga.
"Jen, jen sini dulu! durhaka banget lo pergi kagak pamit," ujar Kevin yang masih pagi sudah marah-marah. Biarin aja biar tambah tua tuh muka, pikir Jenni kesal.
Jenni yang tadinya sudah sampai ruang tamu, mau tidak mau harus balik lagi ke ruang keluarga karena mendengar teguran dari Kevin barusan.
"Iya, pamit ya kak." Jenni bersalaman pada Kevin.
"Sama Bang Rian juga pamit sana."
"Nggak mau! udah ah, Jenni buru-buru."
"Buru-buru amat. Emangnya mau kemana sih?"
"Ke perpustakaan kota, sama Rafa."
"Cie cie sama Rafa," ledek Kevin kegirangan.
"Kak, belum pernah ngerasain di tampol pake ludah yah?"
"Ampun, ndoro putri. Gue serius, pamit sana ke Bang Rian."
Sebenarnya ogah banget Kevin kalau harus nyuruh-nyuruh Jenni untuk pamit seperti itu kepada Rian. Tapi mengingat motor sport baru yang Rian janjikan kepadanya, mau tidak mau Kevin harus membantu Rian agar bisa berbaikan dengan Jenni, supaya dirinya dapat motor baru.
Jenni berjalan malas-malasan ke arah Rian. Tangannya ia ulurkan, "buruan ih pegel," ujar Jenni jutek yang mana uluran tangannya masih belum di raih oleh Abangnya.
"Jenni udah nggak marah sama, Abang?"
"Masih! buru salim, nanti Jenni di tinggalin itu sama si upil onta."
"Yaudah lama." Jenni berniat ingin pergi tanpa berpamitan dengan Rian, tapi Abangnya itu sudah lebih dulu menarik tangan Jenni sampai Jenni terjatuh ke pangkuannya.
"Uhuy! so sweet coy!!" teriak Kevin gemas. Lagian pagi-pagi begini minta maafnya pake adegan sinetron segala.
"Jenni jangan marah lagi dong sama, Abang."
"Kasih uang dulu mangkanya."
"Iya di kasih, emang Jenni mau berapa?"
"200.000." Rian langsung merogoh saku celanannya dan mengeluarkan beberapa lembar uang bewarna pink kemerah-merahan.
"Nih ambil 500.000, Abang udah di maafin kan sekarang?" Jenni mengangguk sambil tersenyum, lalu ia kecup pelan pipi sang Abang dan segera berdiri dari pangkuan Rian tadi dan langsung lari keluar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AND SECRET
Roman pour AdolescentsRafa Putra Firmansyah. Jatuh cinta pada gadis cuek dan juga angkuh seperti Jenni. Jatuh cinta pada Jenni, membuat Rafa ingin selalu mengejar gadis itu. Tidak perduli walaupun Jenni sendiri tidak ingin berhenti berlari, Rafa pun tetap tidak ingin be...