|11| The Story

3.8K 352 4
                                    

"Jeno."

"Jaemin kamu ada disini??"

Dia tersenyum lembut bagaikan malaikat, dia rindu sosok di hadapannya saat ini. Sosok yang dia tinggalkan. "Iya Jeno aku disini. Kamu sendiri kenapa disini?"

"Aku mau disini aja."

"Kenapa?" raut wajah Jaemin berubah khawatir, dia menatap legam mata Jeno.

"Aku mau sama kamu."

"Tapi Jen, disana masih banyak orang yang sayang sama kamu. Terutama bunda, Mark dan Renjun."

Jeno diam, dia jadi teringat akan Renjun. Juga, saat dimana dia sering bertikai dengan Mark. Biar begitu Jeno tetap merindukan kakaknya itu.

"Kamu pulang ya." bujuk Jaemin memelan.

Lelaki itu mengangguk, perlahan tersenyum. Indah.












"Bunda!!!"

Renjun berteriak, memanggil bunda Jeno dari dalam kamar. Dia terkejut, pasalnya dia baru saja melihat jemari Jeno memperlihatkan pergerakkan.

Bunda yang juga melihat segera menggil dokter untuk memeriksa keadaan Jeno.

"Syukurlah, putra ibu sudah terlepas dari komanya. Keadaan Jeno sudah stabil, mungkin dalam beberapa jam lagi dia akan sadar." jelas sang dokter begitu selesai memeriksa Jeno.

Baik bunda dan Renjun sama-sama menghela nafas lega, akhirnya Jeno akan sadar. "Renjun kamu disini dulu ya, bunda mau bayar administrasi." dia mengangguk lalu bunda meninggalkan ruangan Jeno bersama dengan Renjun.

Dia duduk di sisi bangsal Jeno, mengelus punggung tangan itu perlahan, halus. Renjun tidak sabar menantikan kesadaran Jeno, dia ingin cepat menatap mata indah Jeno dan jangan lupakan dengan senyumnya yang menawan.

1 setengah jam berlalu, Renjun masih dengan posisi yang sama. Hingga dia tertidur, dia terlelap dalam alam mimpinya. Tak mengetahui bahwa Jeno sudah sadar, bahkan lelaki itu mengulum senyum tipis mengusap lembut pucuk kepala Renjun.

"Renjun! Jeno beneran udah sa-"

Langkah Mark terhenti bersama dengan ucapannya, dia diam di ambang pintu melihat Jeno telah membuka mata dan orang yang sedang dia cari tengah tertidur.

"Mark?" pelan Jeno.

Merasa ada pergerakan, Renjun pun terbangun dari tidurnya. Yang pertama dia lihat adalah Mark disana, "Kamu ngapain kesini?"

"Jeno udah sadar." kata Mark, pandangan itu tak terlepas dari Jeno.

Renjun yang menyadari segera berbalik badan, bertapa terkejutnya dia begitu melihat sosok Jeno -lelaki yang dia temani pagi hingga malam- sekarang sudah sadar. Tangan itu dengan cepat meraih tubuh Jeno dalam pelukannya. "Jeno.." dia menangis.

~×~

"Renjun.."

"Hm?"

"Lo mau gak nyeritain yang sebenernya terjadi sama Jaemin?"

Renjun beralih kehadapan Jeno yang sedang duduk di kursi roda. Hari ini Jeno bisa pulang kerumah, jadi bunda harus mengemasi barang-barang Jeno dirumah sakit. Sedangkan dia ingin berjalan-jalan bersama Renjun menggunakan kursi roda ini.

Dia menatap mata Jeno tepat dimaniknya. "Jangan liat gue kayak gitu." dengus Jeno memalingkan wajah, menghindari kontak mata dengan Renjun.

"Kamu yakin?"

"Apa?"

Renjun tertawa ringan, dia merasa sikap Jeno ini terlihat sangat menggemaskan seperti anak kecil yang tidak di belikan balon.

"Kamu yakin mau dengerin semua ceritanya?"

Jeno mengangguk singkat. "Iya lah."

"Sebenernya, Jaemin itu bukan meninggal kecelakaan-"

"Jadi?" potong Jeno cepat dengan wajah penasaran.

"Ih.. Bentar dulu, dengerin." gemas Renjun. Lalu melanjutkan cerita.

"Dia itu pasien kangker hati tempat aku dirawat. Sedangkan dulu itu aku buta, karena kecelakaan." pernyataan pertama Renjun, cukup membuat Jeno syok.

Apa katanya? Kangker hati?

"Aku ketemu Jaemin dan kita jadi sahabat, Jaemin cerita banyak tentang kisah hidupnya. Tentang kamu, Mark sama tentang kenapa dia dateng ke Ausie. Dia bilang, dia ke sana emang atas kemauan papanya, tapi itu untuk pengobatan Jaemin. Tapi..." raut wajah berubah sedih, diaengingat Jaemin. "Tuhan berkehendak lain. Jaemin pergi dan sebelum pergi, dia mengatakan ingin mendonorkan matanya padaku. Jadilah sekarang aku bisa melihat."

Dalam diam Jeno menangis, dia merindukan sosok Jaemin yang ternyata selama ini merakan sakit sendirian.

"Pantes aja setiap gue tatap mata lo, selalu ada Jaemin disana."











Ini baru yang pertama... Mungkin chapter berikutnya lebih panjang, ditunggu ya😉

Smile For Him//<NoRen> ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang