4. Ketetapan Hati

3.2K 306 32
                                    

'Tentukan dulu perasaan mu yang sebenarnya. Jika sudah, kau bisa tentukan sendiri apa yang harus kau lakukan. Baik itu menyerah atau memperjuangkan'

Author POV

Sasuke terdiam.

Otaknya berpikir dua kali, ah tidak mungkin berkali-kali.

Itachi menunggu respon Sasuke. Tapi setelah menunggu beberapa menit Sasuke tidak menunjukkan reaksi apapun.

Mukanya masih saja datar.

Itachi menghela napas panjang.

"Jika masih ada sesuatu yang mengganjal dipikiran mu. Tanyakan saja padaku"

Sasuke hanya melirik. Lalu menggeleng.

"Baiklah, mungkin kau belum mau menceritakannya"

Itachi beranjak pergi. Tapi tepat saat pintu hampir tertutup. Sasuke mengatakan sesuatu yang membuatnya tersenyum.

"Terima kasih"

•••

Keesokkan harinya,

Sepulang sekolah, Sasuke kembali bertemu dengan Naruto di depan toko kue.

Tapi kali ini Naruto tidak sendiri, bisa dilihat olehnya seorang pria berambut cokelat panjang sedang berdiri di samping Naruto.

Entah apa yang mereka bicarakan. Satu yang Sasuke tangkap. Mereka sedang berselisih.

Bisa dilihat dari raut tidak senang si pria berambut panjang dan raut memohon Naruto.

Baru saja ingin menyapa Naruto, matanya melotot melihat pria yang tidak ia kenal menampar pipi Naruto hingga sudut bibirnya berdarah.

Geram dengan aksi itu, Sasuke segera mendatangi kedua pria tersebut dan menarik salah satunya untuk menjauh.

"Ck, siapa kau!" Teriak pria yang menampar Naruto.

Sasuke tidak memperdulikan teriakan pria itu. Lagipula Naruto pasrah saja saat tangannya ditarik.

Beberapa saat kemudian, Sasuke melepaskan tarikannya. Dan bertanya tentang orang tadi.

"Siapa dia?!"

Alis Sasuke menekuk tajam. Dari raut wajahnya Sasuke seperti seorang pembunuh.

"I-itu temanku.. ya teman ku" Ujar Naruto.

Sasuke menatap tidak percaya. Hei dia itu bukan anak kecil, dia tahu kalau orang dihadapannya ini sedang berbohong.

"Aku tanya dia itu siapa?!"

Meskipun takut Naruto tetap bertanya, "H-hah? Apa hak mu me-menanyakan itu?"

Dalam hati Sasuke membenarkan perkataan Naruto. Buat apa dia bersusah payah bertanya?

"Huh.." Sasuke menghela napas panjang. Tidak habis pikir oleh dirinya sendiri. Segitunya dia mempedulikan orang yang ada di belakangnya, padahal sebelumnya dia tidak pernah mempedulikan orang lain.

'apa benar aku..?'

"Hallo.. hey~ Sasuke.."

'merepotkan sekali'

"Oyy, gaki!! Kau dengar tidak sih?!" Sewot Naruto. Dia segera mensejajarkan posisi nya dengan Sasuke dan sedikit meninju lengannya.

Ditinju seperti itu, bukannya marah Sasuke malah menarik pipi Naruto sampai Naruto berteriak kesakitan.

"Ouchhh swakit Shasyuke.. hisk..hiskk"

Sasuke kaget melihat Naruto menangis. Dan saat itu juga dia baru sadar.
'sudut bibirnya sedang berdarah kenapa aku mencubit nya?!'

•••

Sasuke POV

"Tadaima"

"Okaeri Sas- siapa dia?" Tanya Kaa-san.

"Teman ku" Jawab ku seadanya dan menarik tangan Naruto sebelum dia sempat memperkenalkan diri.

"Tunggu Sas-.. dasar anak itu"

Click

"Masuk lah dulu. Aku akan ambilkan lap dan air hangat"

Naruto hanya mengangguk dan aku segera ke bawah.

Saat sedang mencari wadah, Kaa-san memergoki ku dan bertanya soal Naruto tadi.

"Apa dia pacar mu?" Tanya Kaa-san tiba-tiba.

Pacar?

Bolehkah aku berharap?

"Hm"

"Wahh.. pas sekali. Kenapa tidak mengenalkan nya dari dulu. Imut sekali anak itu. Cocok dengan mu, tapi buat apa wadah dan lap itu?" Kaa-san bertanya lagi.

Beginilah Kaa-san dengan sifat ingin tahunya.

"Sudut bibirnya berdarah dan aku ingin mengompresnya"

Plakk

"Dasar anak nakal, kenapa tidak bilang?! Cepat sana naik!" Aku melongo mendengarnya. Sebenarnya siapa yang menahan ku disini?

Tidak ingin memikirkannya. Aku segera pergi ke kamar untuk melihat Naruto.

"Maaf menunggu lama" Aku terdiam cukup lama. Di sana tepat di atas tempat tidur ku, Naruto tertidur pulas. Jangan lupakan bekas air mata yang ada di pipi chubby nya.

Aku segera menghampiri dan mengusap pipinya. Sedikit meringis melihatnya. Bagaimana dengan bodoh nya aku menambahkan sakit pada pipi chubby nya.

"Maafkan aku"

Cupp

Entah apa yang ada dipikiran ku. Pipi yang terlihat memerah itu ku kecup ringan.

Ahh, sepertinya aku benar-benar terjatuh padamu.

TBC

Hehehe maaf ya lama lagi up nya.

Oh iya sekedar info, di ff ini Rara lebih menekankan dari sudut pandang Sasuke saja ya. Dan mohon maaf kalau karakter Sasuke nya sedikit OOC.

Ya sudah kalau gitu

Sampai jumpa di chapter depan 🙋🙋

First MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang