'Tenanglah aku ada di sini'
Author POV
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Namun, Naruto tidak berniat untuk menutup matanya. Dia masih mengingat saat Sasuke memeluknya dan membisikkan kata penenang.
Dilihatnya pria yang lebih muda darinya.
Ya, mungkin ini salah. Seorang yang sudah mempunyai kekasih tidur dengan orang yang bahkan tidak dikenal.
Tapi kalau boleh jujur, Naruto suka.
Kehangatan yang Sasuke berikan tidak ia dapatkan dari Neji.
Dari cara Sasuke memperlakukannya dan tatapannya yang seakan telah menemukan sesuatu yang berharga.
Naruto cukup terharu.
Mungkin kalau dia bertemu dengan Sasuke terlebih dulu, dia akan meminta ayahnya untuk membatalkan pertunangannya.
'Yah.. mungkin' batin Naruto.
Itu hanya angan-angan Naruto saja. Dan dia enggan untuk memikirkan lebih lanjut jadi dia segera menutup matanya.
•••
Matahari telah muncul.
Sasuke yang sudah terbiasa bangun pagi mulai menggeliat. Mata onyx nya mengerjab. Membiasakan cahaya matahari menembus kamarnya.
Bisa dilihat orang di sampingnya tidur dengan pulas.
Sasuke tersenyum.
Menatap pujaan hatinya dengan hati berdebar.
Sayang sekali hari ini sekolah, jika tidak dia dengan senang hati menatap dan menunggu Naruto membuka matanya.
Setelah puas menatap Naruto, Sasuke beranjak pergi ke kamar mandi. Tapi sebelum itu, dia menyempatkan diri untuk mencium dahi Naruto.
Dia tidak mau mengganggu tidur Naruto lebih dari itu!
Sesaat setelah Sasuke menutup pintu kamar mandi. Naruto membuka matanya lebar-lebar.
Mengusap dahinya yang tadi dicium Sasuke dengan muka yang memerah malu.
'b-bagaimana dia bisa melakukan itu?!!'
Asik dengan dunianya sendiri. Naruto bahkan tidak sadar kalau Sasuke sudah selesai mandi.
"Oh, kau sudah bangun. Cepatlah mandi, apa kau tidak ada kelas pagi ini?" Ucap Sasuke santai tanpa tahu orang yang dia ajak bicara sedang merasa malu.
"Hu'm"
Naruto mengangguk kaku. Dan segera beranjak pergi dengan muka merah.
Sasuke? Dia hanya mengangkat alisnya bingung.
•••
"Wah.. Naru-chan imut sekali"
Naruto yang sudah berada di bawah, dikejutkan oleh suara laki-laki bersurai hitam panjang yang sedang asik menonton televisi.
"A-ano.. a-aku laki-laki jadi tidak imut" Balas Naruto.
Itachi hanya tersenyum, 'rasa-rasanya seru juga menggoda 'teman' Sasuke' batin Itachi.
"Araa.. Naruto-kun sudah mau pergi?" Tanya Mikoto.
"E-eh iya Obaa-san, maaf telah merepotkan" Naruto menunduk berterima kasih bertepatan dengan datangnya Sasuke.
"Sudah? Ayo pergi" Sasuke menarik pergelangan tangan Naruto pergi.
Sungguh tidak sopan sekali.
Mikoto menggeleng maklum.
Naruto? Jujur dalam hatinya dongkol, bisa-bisanya Sasuke bersikap seperti itu!
Setelah memastikan rumah Sasuke sudah agak jauh. Naruto segera memukul pundak Sasuke.
Plakk
Sasuke menengok- karena posisinya kini Naruto berada di belakangnya.
"Apa?!" Tanyanya dengan sedikit ketus.
"Apanya yang apa?!"
Sasuke menaikkan alisnya.
"Ck, apa kau tidak bisa bersikap sopan sedikit pada orang tuamu?" Tanya Naruto sewot.
"..."
"Kenapa tidak menjawab, hah?!"
Naruto kesal, terlihat dari hidungnya yang kembang kempis dan mukanya yang sedikit memerah.
"Sudah?"
"Apanya yang sudah?!"
"Sudah marah-marahnya?" Naruto diam. Sedikit mengatur pernafasannya dan memilih untuk menunggu jawaban Sasuke.
Melihat sang pujaan hati sudah agak tenang. Sasuke segera menjelaskan.
"Bukan tidak sopan, tapi aku hanya tidak terbiasa diperhatikan seperti itu" Jelas Sasuke.
Kini giliran Naruto yang mengangkat alisnya bingung. 'Ada ya orang yang seperti itu?' Batinnya.
"Tapi ke--"
"NARUTO!!"
Deg
Suara yang tidak asing menyapa pendengaran Naruto.
Di sana terlihat Neji sedang menghampiri mereka. Dan langsung menarik lengan Naruto yang sedang dipegang Sasuke.
"Apa kau orang yang menjawab panggilan ku kemarin?" Tanya Neji.
Ck, Sasuke mendecih tertahan. Tatapan matanya tidak lepas dari genggaman Neji yang menyakiti Naruto'nya'.
"Hei! Jawab aku apa kau tuli, hah?!"
"S-sudahlah Neji dia mau berangkat sekolah, sebaiknya kita pergi, ya?" Ucap Naruto memohon. Mengabaikan pergelangan tangannya yang sudah memerah berkat cengkraman tangan Neji.
Neji menoleh ke arah Naruto. Tatapannya dingin. Sangat dingin. Sampai Naruto meringis ketakutan.
"Diam atau kau kena imbasnya" Ucap Neji.
Naruto menunduk, tatapan Neji membuat nyalinya menciut. Bahkan sekarang matanya sudah berkaca-kaca.
"Jadi? Apa kau tidak ingin menjawab?"
Sasuke dengan kemantapan hatinya menjawab lantang.
"Ya"
Neji tersenyum remeh. Lalu tertawa tanpa sebab.
"Hahaha... Bocah seperti mu apa yang bisa dibanggakan?" Ujar Neji mengejek.
Sasuke tidak menggubris ejekan Neji. Dia lebih memilih melihat Naruto yang terdiam menunduk.
Mungkin kali ini dia akan menyingkir terlebih dahulu.
Melihat bocah di depannya pergi. Neji tersenyum lebar.
"Lihat itu, bocah sekali kelakuannya"
Neji terdiam dan menunduk untuk melihat Naruto.
"Dan untuk kau Naruto, aku tunggu kau di apartemen ku malam ini"
TBC
Akhirnya up lagi. Semoga bisa menemani malam tahun baru kalian ya.
Jangan lupa voment nya ya. Makasih semua.
Sampai jumpa di chapter depan 🙋🙋
*maaf buat judulnya kalau misalkan ga nyambung 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
First Meet
FanfictionPertemuan keduanya terjadi dengan tidak sengaja. Itu terjadi sekitar 12 tahun lalu. Saat itu Sasuke berumur 5 tahun dan Naruto berumur 7 tahun. Itu memang kejadian yang sudah lama. Hingga akhirnya terlupakan. Tapi siapa sangka, pemuda dengan surai...