kelima.

379 48 0
                                    

---
"Apapun yang terjadi, kita pasti akan baik-baik saja"
Aku pun mengingat hari di saat kita tersenyum polos
---

"Selamat Pagi, Soonyoung!"

Benar, mereka memang tidur di apartemen Soonyoung, tetapi Soonyoung mengalah dan tidur di sofa, Jihoon yang sebenarnya agak merasa bersalah membiarkan Soonyoung, sang tuan rumah malah tidur di sofa, namun Soonyoung memenangkan perdebatannya dengan Jihoon. Soonyoung memilih untuk tidur di sofa namun Jihoon melarangnya dan menyuruh mereka tidur berdua.

"Soonyoung, aku sudah memasakanmu sarapan di dapur, ku harap kau menyukainya!" Ujar Jihoon sambil membangunkan Soonyoung yang masih bermimpi.

"Ish, Soonyoung! Bangun nggak!" Jihoon berteriak tepat di depan telinga Soonyoung. Soonyoung pun kaget dan terguling jatuh dari sofa.

Bugh!

"Aw!" Soonyoung berteriak kesakitan. Jihoon? Ia hanya diam di sana dan pergi ke dapur tanpa merasa bersalah.

Soonyoung hanya berdecak sebal, ia pun berjalan gontai kearah kamar mandi.

Jihoon pun menunggunya di dapur sambil menuliskan sesuatu di buku hariannya.

22 Juli, 2019

Aku menginap di rumah Soonyoung beberapa hari, omo...

Bagaimana aku bisa menetralisirkan jantungku yang terlalu berdetak kencang setiap kali di sampingnya? Ah, aku tak tau lah....

Hari ini hari Minggu, aku harus meng-kontrol kesehatanku ke dokter Park... Apakah aku harus meminta bantuan Soonyoungie?

"Jihoon-ah, kau hanya masak ini?" Suara Soonyoung membuat Jihoon yang sedang menulis terkejut.

"Omo kamjagiya... Kau sudah tau aku punya jantung lemah tapi malah mengagetkan ku, kau mau aku mati dengan cepat, huh? Oiya, tentang sarapan, tidak ada makanan lain selain roti di kulkas dan lemarimu, bodoh..." Ujar Jihoon lalu menutup kembali buku hariannya.

Soonyoung pun tersadar, mulutnya membentuk 'o' dan memakan rotinya.

Hanya ada keheningan diantara mereka, Jihoon pun sedang sibuk dengan rotinya. Jihoon ingat, ia harus meminum obat paginya untuk bertahan hidup.

Jihoon pun meminum obatnya dengan sekali teguk. Soonyoung pun memperhatikannya.

"Oiya, Soonyoung. A-aku hari ini harus kontrol kesehatanku kepada dokter Park, a-apakah kau mau ikut? Jika tidak sih, aku akan pergi dengan taksi online saja..." Ajak Jihoon malu malu.

Soonyoung mengangguk, "kapan?" Tanya-nya.
"Jam sebelas siang nanti, aku sudah berjanji kepada Dokter Park..." Ucap Jihoon laalu tersenyum.

"Nee, Soonyoung-ie... Jika suatu saat nanti, aku akan tiada, akan kah kau masih ingin mengingatkan tentang diriku?" Ucap Jihoon tiba tiba sambil memasang senyum sendunya.

"Ya! Kau bicara apa?! Kamu itu kuat, Jihoon.. percaya padaku, kita akan berjuang bersama, kau akan terus ada disini, Jihoon-ah..." Ucap Soonyoung meyakinkan.

sakura ; soonhoon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang