keempat.

421 56 1
                                    

"Aku berharap orang yang akan membuat hari terakhirmu akan di kenang, dan aku juga berharap bahwa orang yang akan menemanimu selama masa hidupmu disini adalah aku, seorang Kwon Soonyoung."

---

Hari ini adalah hari kedua setelah pertemuannya dengan Jihoon.

Hari ini, Soonyoung berniat mengembalikan buku hariannya.

Soonyoung berjalan kearah taman belakang seperti biasa.

Ia menunggu Jihoon dengan sabar sambil memainkan ponselnya.

"Hallo!" Sapa seseorang.

Soonyoung mendongak dan tersenyum, "hai juga Jihoon!"

Jihoon pun tersenyum, ia duduk di samping Soonyoung sambil menghelakan nafasnya.

"

Kenapa?" Tanya Soonyoung.

Jihoon hanya menggeleng lalu tersenyum, Soonyoung hanya bisa mengangguk angguk mengerti.

"Oh iya, kemarin aku menemukan buku harian milikmu di perpustakaan." Kataku to the point.

Jihoon terkejut dengan wajah yang memerah, "k-kau memb-bacanya?!"

Soonyoung pun mengangguk, "hehe, maaf kan aku yang tidak sopan membaca isi buku harianmu..."

"E-enggak kok, gapapa wkwkwk, akhirnya kamu tahu kan, bahwa hidupku tak seindah hidup orang lain..." Ucap Jihoon sambil tersenyum miris.

Tanpa Jihoon sadari, ia meneteskan air matanya. Dengan cepat ia menyadari lalu mengelap keras air matanya.

"Tidak, tidak apa apa, menangis lah jika kau ingin..." Soonyoung pun memberanikan diri memeluk Jihoon guna menenangkannya.

Jihoon membalas pelukan Soonyoung, dengan lembut Soonyoung mengelus surai coklat Jihoon dengan lembut.

Jihoon menangis dalam pelukannya Soonyoung.

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka.

"Kasihan sekali anak itu...." Gumam seseorang dengan miris.

"Sudah... Tidak apa apa, ada aku disini, bercerita lah kepadaku, aku akan ada untukmu, menangislah di bahu ku jika kau mau..." Saran Soonyoung sambil mengecup pelan pucuk kepala Jihoon dengan lembut.

Jihoon mengangguk meengerti, "k-kau yakin? K-kau tak akan keberatan, k-kan?" Tanya Jihoon dengan suara kecil.

Soonyoung menggeleng, "tidak, hoon. Aku yakin.." ucap Soonyoung meyakinkan Jihoon.

Jihoon mendongak, ia pun tersenyum. "Gomawo-yo, Soonyoung-ie.."

Soonyoung pun tersenyum, tiba tiba ia berpikir.

"Bolos, yuk?;)" Ucap Soonyoung dengan wajah jahil. Jihoon terkejut, tetapi ia mengiyakan ajakan Soonyoung, dan akhirnya mereka pergi menghabiskan waktu sampai hari sudah mulai gelap.

Di cafè, 19.00 KST

"Jihoon, kau sudah meminum obatmu belum? Itu penting, loh..." Soonyoung mengingkatkan Jihoon.

"Oh iya! Untung aku membawanya, aku minum obat dulu ya!" Ujar Jihoon sambil mencari obatnya di tas ranselnya.

"Eh? Jihoon!" Ujar seseorang. Lantas Soonyoung dan Jihoon menengok ke asal suara itu, ternyata itu adalah Daehwi.

Jihoon tersenyum, "Daehwi? Kau sedang apa disini?" Tanya Jihoon.

"Aku sedang berkencan dengan Jinyoung, bagaimana kau sendiri? Apakah kau juga berkencan dengannya? Ya, Jihoon-ie! Kau memiliki kekasih tanpa memberitahu ku dulu?!" Ujar Daehwi dengan lancang, Jihoon pun memerah, "T-tidak! Ya, Daehwi! Jaga mulutmu!"

Daehwi pun terkekeh, "tapi mukamu memerah loh, hoon? Apakah kau menyukainya?" Goda Daehwi. Jihoon yang kesal pun segera memukul Daehwi, "kau bicara apa apaan sih?! Mentang mentang sudah punya pacar, cih.."

Daehwi pun kembali terkekeh, "haha, sudah sudah. Jangan lupa pajak jadian, ya!" Daehwi pun pergi sambil mengedipkan matanha kepada Jihoon.

Jihoon pun duduk di depan Soonyoung yang sedang terkekeh, wajah Jihoon cemberut dengan bibirnya yang mengkrucut, sangat lucu di mata Soonyoung.

"Apakah ia temanmu?" Tanya Soonyoung, Jihoon hanya mengangguk sebal.

"Sebenarnya sih, aku tidak mau mengakuinya..tapi untung aku masih punya hati..." Ujar Jihoon.

"Haha, sudah sudah, ayo kita pulang, dari pada ayahmu mencarimu.."

"Hah? Mencariku? Cih, kalau aku mati pun mana peduli dia..." Ujar Jihoon dengan sebal.

Soonyoung hanya ber'oh' ria, "mau menginap di tempatku? Kebetulan aku hanya tinggal sendiri..." Ajak Soonyoung yang agak ambigu.

Wajah Jihoon memerah, "b-berdua?"

Soonyoung terkekeh, "haha, tidak tidak, aku tak akan melakukan apa apa kok, tenang saja!" Ujar Soonyoung. Jihoon menghela nafasnya lega.

"Yaudah, kajja!" Ujar Jihoon sambil beranjak dari tempat duduknya lalu mengandeng tangan Soonyoung dengan antusias.

"Aku harap aku dapat melihat senyuman itu selama lamanya...."

Yuhu, kembali lagi. Buat mingdep ran gatau ya bisa update sesering ini ato ngga, soalnya sekolah gan.. yaudah, intinya janlup vote dan komen cerita gajelas ini:D

-ran

sakura ; soonhoon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang