Sewajarnya hari pertama sekolah yang namanya tidak saling kenal, ada rasa canggung untuk mengajak bicara teman baru. Dan untungnya ada acara perkenalan di depan kelas. Yang aku tunggu waktu perkenalan itu cuma satu yaitu saat gadis dalam mimpi ku memperkenalkan dirinya.
"Assalamualaikum teman-teman." sapanya ceria.
"Walaikumsalam." jawab kami sekelas.
"Kenalin namaku Salamah, hobi ku baca buku sama dengerin musik.”
“Salam kenal yaa !" sambil tersenyum.
"Salam kenal." di iringi tepuk tangan satu kelas.Setelah perkenalan lanjut ke pembagian regu piket yang diundi Pak Harno, aku mendapat jatah piket hari kamis. Alhamdulillah aku satu regu piket dengannya, bukankah ini suatu takdir kecil dari Allah padaku. Tiga hari pertama masuk sekolah dihabiskan untuk MOS yang melelahkan.
Tapi ada untungnya juga saat hari kedua MOS, tugas yang diberikan adalah meminta tanda tangan guru-guru dan karyawan sekolah. Saat itu Salamah dengan tenang mencatat sembari duduk dibawah pohon dekat koperasi. Perlahan angin menerpanya, aku langsung tertegun dan seperti melihat kejadian yang sama persis di mimpi ku dulu.
“Ya Allah! Kenapa aku seperti pernah melihat kejadian seperti ini.” gumamku dalam hati sambil berdiri termenung di depan Salamah.
“Ada perlu apa yaa?” tanyanya heran karena sadar aku memandanginya.
“Maaf.” ucapku singkat.Aku lalu buru-buru pergi ke kelas, saat itu aku belum berani mengajak ia berkenalan secara langsung karena masih malu. Hari-hari pertama di SMP masih terasa mebosankan dibanding waktu SD, mungkin karena banyak teman sekelas yang belum kukenal.
“Wah kok aku ngerasa bosen yaa.” dengan muka murung
“Kamu sih gamau kenalan sama temen yang lain.” sahut Maman.
“Iyaa, kenalnya cuma sama kita-kita temen SD mu.” timpal Momon.
“Emang kalian udah kenal sama semua temen kelas kita sekarang?” tanyaku kesal.
“Ya belum semuanya, tapi lebih mendingan daripada kamu Yan.” ucap Momon.
“Betul banget, seratus buat Momon.” ejek Maman padaku.Untuk akrab dengan anak laki-laki memang tidak butuh waktu lama. Namun jika tentang anak perempuan aku agak kurang pandai mengajak mereka berkenalan. Apalagi untuk berkenalan dengan Salamah, karna dikelas ia termasuk yang paling populer diantara teman lainnya dan para guru.
Intinya dikelas Salamah adalah idola dan aku hanya anak SMP biasa yang tergolong pendiam. Setahuku banyak anak cowok yang suka sama dia, jadi tak heran aku harus menjaga sikap. Kalau tidak salah Salamah kenal lebih dulu dengan dua sahabatku dari SD yang kebetulan sekelas denganku saat ini. Baru setelah mereka sedikit lebih dekat, ia mulai penasaran dengan aku. Sepertinya Salamah mulai tanya-tanya tentang aku sama mereka.
Baru setelah itu ternyata Salamah yang mulai mengajak bicara aku lebih dulu, walau cuma tanya hal-hal sepele tapi dengan senang hati aku jawab semua. Mungkin aku terlalu senang dan akhirnya agak gaje di depannya,
"Kamu Ian yaa?”
“Temen satu kelas Maman sama Momon pas SD?" tanya Salamah.
"Iii... Iyaa, kenapa ?" jawabku gugup
"Nggak papa, cuma pengen kenalan." sambil mengulurkan tangan.
"Salam kenal ya, makasih udah inget namaku." wajahku memerah.
"Kamu lucu yaa !" jawabnya sambil ketawa.
"Eeh aku lucu, beneran? Kok bisa ?" tanyaku penasaran.
"Tuh, lucu kamu orangnya seriusan."
"Aku lucu apa serius? Gimana sih nggak paham aku."
"Coba buat PR dirumah, kamu lucu apa serius ?" candanya padaku.
"Ditulis di buku atau kertas sobekan ?" sahutku tak mau kalah.
"Tuh liat, lucu kamu." tawanya makin keras.Setelah percakapan singkat itu aku jadi tidak canggung lagi untuk menyapanya saat dikelas ataupun dijalan. Salamah dan aku menyukai pelajaran Bahasa Inggris karena gurunya baik dan tidak membosankan sama sekali. Kami sering menjadi percontohan di depan kelas, betapa senangnya aku sekarang. Aku selalu berharap kedekatan ini dapat terus berlanjut sampai nanti kita lulus.
===================================
THIRD -After Graduation -
*Update Tiap Minggu Malam
*Kritik, saran dan komentar saya harapkan dari kalian 😚😚
KAMU SEDANG MEMBACA
THIRD -After Graduation- [END]
Teen Fiction"Bukan melulu tentang mencintai seseorang, tapi lebih pada menyukai setiap perjumpaan."