8♧ Something Weird

405 45 3
                                    

Demi dirimu meskipun ini sulit bagiku
Aku akan menahannya

+++

Hari pertama sekolah benar-benar membuat jantung Sooyoung berdebar tidak karuan. Banyak perasaan yang menyelimutinya. Dari perasaan senang, berdebar, takut, cemas, dan masih banyak lagi.

Gadis itu sampai di depan sekolahnya. Sebelum ia menaiki tangga menuju gedung sekolah, ia menyempatkan diri mengatur pernapasannya menjadi lebih normal. Lalu, dengan langkah mantap ia berjalan menaiki tangga.

"Joy!" Teriak suara di belakang Sooyoung. Gadis itu membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang tadi memanggil namanya.

"Yerin! Hayoung!" Pekik Sooyoung senang. Kedua sahabatnya itu langsung berlari mendekati Sooyoung dan memeluknya.

"Aku kira kamu ga akan sekolah." Kata Hayoung yang masih tidak percaya kehadiran Sooyoung.

"Aku harus sekolah. Aku ga mau ketinggalan pelajaran." Timpal Sooyoung.

"Itu baru Joy yang aku kenal." Yerin tersenyum sumringah mengetahui sahabatnya tidak berubah sepenuhnya.

"Ngomong-ngomong, kamu bagus rambut pendek, Joy!" Puji Hayoung tulus.

"Iya, aku juga setuju!" Timpal Yerin. Sooyoung hanya tersenyum malu menanggapinya.

Sedang asik ketiga gadis itu mengobrol, seseorang berjalan melewati mereka.

"Seulgi!" Sapa Sooyoung sambil melambaikan tangannya. Yang di sapa hanya tersenyum tipis dan kembali melanjutkan perjalanannya ke dalam gedung.

"Kamu kenal dia?" Tanya Yerin mengintrogasi.

"Kenal. Aku pernah ketemu dia dua kali." Jawab Sooyoung jujur.

"Kamu harus hati-hati. Rumornya dia itu bisa liat hantu." Hayoung mewanti-wanti.

"Iya. Dia juga di jauhin semua orang karena dia aneh. Aku pernah liat dia ngobrol sendiri di taman. Pasti lagi ngobrol sama hantu." Tambah Yerin. Sooyoung merasa sedikit takut saat mendengarnya. Namun perasaan simpati lebih mendominasi dirinya.

'Seulgi pasti ga punya temen.' Batin Sooyoung.

Tanpa menghiraukan Seulgi lagi, mereka bertiga berjalan ke kelas. 15 menit kemudian bel berbunyi menandakan kelas segera di mulai.

Waktu dengan cepat berlalu. Bel pulang sudah terdengar dengan nyaring. Hampir semua murid bersorak dalam hati karena tidak perlu lagi memperhatikan guru yang sedang menjelaskan. Sang guru pun keluar dari kelas setelah mengucapkan salam.

"Joy, ayo pulang!" Ajak Hayoung.

"Kalian duluan aja. Aku harus ke ruang guru untuk ketemu wali kelas." Tolak Sooyoung secara tidak langsung.

"Kalau gitu kita duluan. Hati-hati, Joy!" Yerin dan Hayoung pun berlalu meninggalkan Sooyoung yang masih membereskan semua buku pelajarannya.

Selesai membereskan barangnya, ia berjalan ke ruang guru. Ia langsung berjalan ke meja wali kelasnya.

"Duduk dulu." Perintah sang wali kelas. Sooyoung pun duduk bersebrangan dengan guru itu.

"Begini Sooyoung, saya ingin menanyakan tentang kecelakaan yang menimpamu kemarin-kemarin. Apa ada dari dirimu yang berubah?" Sooyoung mengernyit bingung. Pertanyaan mudah tetapi entah kenapa dia tidak mengerti.

"Saya tidak mengerti maksud ibu. Yang saya tau, saya hanya terkena amnesia." Akhirnya Sooyoung pasrah karena masih tidak mengerti maksud dari pertanyaan itu.

"Saya tau kamu amnesia, tapi apakah ada hal lain yang kamu rasakan?" Tanya sang guru menyelidik.

"Sepertinya tidak." Sooyoung menggelengkan kepalanya. Bukan gelengan yang guru itu inginkan. Ada sesuatu yang ingin guru itu katakan padanya tapi entah kenapa tidak guru itu katakan.

"Maaf menganggu waktumu. Kamu boleh pulang sekarang." Dengan mendesah pasrah, akhirnya guru itu memperbolehkan Sooyoung pulang walaupun meninggalkan tanda tanya besar di benak gadis itu.

Sambil berjalan keluar sekolah, ia terus memikirkan perkataan aneh sang guru. Sekolah sudah mulai sepi. Hanya tinggal beberapa siswa-siswi yang ikut eskul.

Langkah Sooyoung terhenti saat ia sampai di tangga dekat gerbang sekolahnya. Ia melihat seseorang yang di kenalnya tengah melambai padanya.

"Oppa!" Sooyoung berseru senang. Segera ia turun dan menghampiri lelaki itu.

"Kenapa oppa disini?"

"Tentu saja menjemputmu. Memang apa lagi?" Jawab Sungjae dengan tampang sok kerennya.

"Mungkin aja oppa mau menggoda siswi lain kan?" Balas Sooyoung sengit.

"Mana mungkin. Walaupun oppa ganteng, oppa tetep setia sama kamu." Timpal Sungjae tak kalah sengit. Sooyoung tersenyum sumringah mendengar pernyataan Sungjae.

Dari belakang Sooyoung ada beberapa siswi yang melirik dan terus membicarakan Sooyoung. Walaupun berbisik, suara mereka benar-benar mengganggu Sooyoung.

"Kenapa mereka membicarakanku?" Ada raut sedih di wajah Sooyoung.

"Mereka cemburu. Karena aku ganteng." Sungjae melontarkan leluconnya.

"Ga lucu!" Hardik Sooyoung.

"Kita pulang sekarang, oppa." Sooyoung berjalan lebih dulu, barulah Sungjae mengekor di belakang.

"Aku suka rambut pendekmu." Bisik Sungjae tepat di telinga kiri Sooyoung. Hembusan angin yang menerpa telinganya mampu membuat gadis itu geli.

"Hentikan, oppa! Geli tau!" Sooyoung memekik. Sungjae terkekeh melihat wajah Sooyoung yang sudah memerah. Obrolan mereka tidak sampai disitu. Mereka terus melanjutkan obrolan sampai ke depan rumah Sooyoung.

Yang membuat Sooyoung penasaran dan risih, kenapa setiap orang yang bertemu dengannya pasti menatapnya dengan pandangan aneh? Memangnya apa yang salah dengan dirinya?

"Oppa, makasih udah nganterin aku pulang." Ucap Sooyoung sembari menampilkan senyumannya.

"Udah jadi tugas oppa buat nganter kamu pulang." Balas Sungjae yang mampu membuat pipi Sooyoung kembali terasa panas.

"Aku mengerti. Kalau gitu aku masuk dulu. Oppa hati-hati di jalan."

"Oppa pergi ya! Dadah!" Sungjae melambaikan tangannya dan di balas lambaian tangan oleh Sooyoung. Setelah Sungjae sudah hilang dari pandangannya, barulah gadis itu masuk ke rumahnya.

"Aku pulang!" Sooyoung berseru saat masuk ke dalam rumah.

"Sooyoung, mama mau ngomong sama kamu." Tiba-tiba mamanya menarik tangan Sooyoung untuk duduk di sofa.

"Ada apa, ma?"

"Tadi kamu pulang sama siapa?" Tanya mamanya mengintrogasi.

"Emangnya mama gatau siapa orang itu?" Sooyoung malah balik bertanya. Secepat kilat mamanya menggeleng.

"Sungjae oppa. Tadi aku pulang sama dia." Jawab Sooyoung dengan senang.

Sooyoung merasa mamanya tidak senang mendengar jawaban darinya. Malah wajah mamanya kian memucat dan tangannya dingin. Ada raut terkejut di wajah wanita beranak tiga itu.

"Mama kenapa?" Sooyoung jadi khawatir.

"Ga apa-apa. Sekarang kamu ke kamar ya!" Dengan langkah cepat mamanya pergi ke dapur lagi. Sooyoung lagi-lagi di buat bingung dengan tingkah aneh orang-orang hari ini.

"Ada yang aneh sama hari ini. Apa yang sebenarnya terjadi?" Gumam Sooyoung entah kepada siapa.






################################

Update! Nah loh! Ada apa sih sebenernya?

Voment juseyo and please love this story!

Love you, readers!

Joy For Me (SungJoy)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang