(3) Sakit

530 58 0
                                    

Author Point of View

Doyeon kini sedang terbaring di ruang UKS setelah pingsan di pinggir lapangan. Beberapa siswa laki-laki membantu membawanya ke ruang UKS. Wajahnya benar-benar berkeringat dan pucat, Yoojung merasa sangat khawatir atas kondisi sahabatnya. Terakhir dia melihat Doyeon sakit saat berada di tingkat pertama.

“Yoojung-ah,” suara Doyeon membuat Yoojung mengangkat kepalanya. Pipi Yoojung sudah basah oleh air mata.

“Yak, kau menangis?” tanya Doyeon yang tidak ditanggapi oleh Yoojung.

“Huaaa... Kim Doyeon kau sebenarnya sakit apa? Lihatlah wajahmu benar-benar jelek sekarang,” Yoojung memukul lengan Doyeon pelan.

“Hahahaha. Kau harus melihat cermin sebelum mengatakan betapa jeleknya wajahku,”

Yoojung memeluk Doyeon yang masih terbaring lemah di atas ranjang. Doyeon hanya menerimanya pasrah, sahabatnya itu akan sangat berlebihan jika sudah menangis.

“Kau mau membunuhku?” tanya Doyeon pelan. Dia tidak bisa bernapas akibat pelukan Yoojung.

“Maaf,” kata Yoojung melepas pelukannya.

“Kau sesedih ini karena hubunganmu dan Lucas berakhir? Katakan yang sejujurnya,” tanya Yoojung menatap Doyeon prihatin.

“Siapa yang tidak sedih jika berada di posisiku? Tapi, aku sekarang sudah tidak sedih lagi. Ini hanya efek dari kesedihanku beberapa hari yang lalu,”

“Jika masih sakit kenapa harus masuk sekolah?”

“Aku tadi pagi sudah merasa lebih baik. Tidak tahu jika akan seperti ini,”

“Aku akan mengantarmu pulang kalau begitu,”

Yoojung membantu Doyeon untuk turun dari ranjang. Doyeon menahan tawanya karena melihat Yoojung kesusahan menopang tubuhnya. Sungguh dia masih bisa berjalan sendiri walau sedikit lemas, tapi dia masih ingin mengerjai sahabatnya itu.

“Ah, Yoojung-ah aku lemas sekali,” katanya sambil membebankan seluruh tubuhnya pada si kecil Yoojung.

“Ah, seandainya aku masih bisa tumbuh lebih tinggi,” umpat Yoojung pelan yang masih bisa di dengar Doyeon.

“Aku bisa berjalan sendiri,” kata Doyeon karena benar-benar merasa kasihan pada Yoojung.

“Yak! Kim Do, kau mengerjaiku?” kesal Yoojung merasa ditipu.

“Kau terlalu polos, nona muda,” jawab Doyeon dengan kekehan pelan.

“Lihatlah siapa yang mengataiku polos,” decih Yoojung menampar bokong Doyeon.

“Yak!”

Yoojung berlari menghindari amukan Doyeon. Doyeon yang masih lemas hanya membiarkan Yoojung berlari dengan senyum di wajahnya.

“Aku akan membiarkanmu hari ini, Choi Yoojung!” kata Doyeon cukup keras.

~Decision~

Doyeon sampai di rumah dengan bantuan Yoojung, Yoojung kali ini tidak mampir karena masih ada urusan dengan keluarga, katanya. Doyeon masuk kamar dan mengunci pintu. Rumahnya selalu sepi padahal dia bukanlah anak tunggal. Kedua orang tuanya sibuk bekerja sedangkan kedua saudaranya memiliki kesibukan masing-masing.
Merebahkan tubuhnya dan menatap langit-langit, tangannya memegang keningnya yang kini terasa hangat. Tubuhnya demam. Pikirannya sedang kacau saat ini. Dia bisa saja mengatakan jika dia baik-baik saja di hadapan semua orang tapi tidak jika sedang sendiri. Dia tidak pandai untuk membohongi dirinya sendiri. Hatinya masih sakit mengingat dia dicampakkan oleh pria yang dicintainya setelah semua hal yang dilewatinya.

Decision (Doyeon-Lucas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang