Akhir abad ke-19. Akhir dari satu abad yang diisi oleh pencerahan ilmu pengetahuan. Namun, pencerahan ilmu pengetahuan tersebut tidak dirasakan oleh sebuah kesultanan yang dahulunya besar di ujung pulau Sumatra. Sudah tujuh belas tahun pasukan kolonial Belanda menyerang dan menduduki Banda Aceh.
Pemerintah Belanda menyatakan perang terhadap Aceh pada Maret 1873. Jenderal Kohler bersama ratusan tentara melakukan melakukan operasi pendaratan pasukan di Banda Aceh. Operasi tersebut dihadang oleh ribuan tentara Aceh dan ratusan ribu masyarakat Aceh. Operasi tempur tersebut tidak dirancang dengan baik dan mengakibatkan tewasnya Jenderal Kohler beserta 80 tentara Belanda.
Belanda melakukan operasi kedua pada November 1873. Kali ini operasi militer Belanda berhasil menguasai Banda Aceh dan menyebabkan Sultan mengungsi keluar ibukota. Dalam pengungsian, Sultan Machmud Syah wafat. Penggantinya, Sultan Tuanku Muhammad Dawood, terus melancarkan serangan gerilya di hutan-hutan dan bukit-bukit di seluruh wilayah Aceh.
Setelah berperang selama tujuh tahun, pada tahun 1880 Belanda menyatakan bahwa Kesultanan Aceh telah dibubarkan. Namun, serangan-serangan gerilya terus terjadi di sepanjang garis perbatasan Aceh-Belanda hingga 1903.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Ufuk Meulaboh
Ficción históricaTahun 1895. Perang paling dahsyat di Hindia Belanda sedang berkecamuk di ujung pulau Sumatra. Seorang prajurit Korps Marsose yang terkenal, Karel van Dyke ditugaskan untuk menundukkan Kesultanan Aceh. Selama penugasannya, Karel bertemu Intan, seoran...