Part 3 (Sorry)

216 22 4
                                    

"Mwo? Jiyong.. kau" Gumam Dara tertahan dengan wajah terkejut. "Aku mencintaimu, Dara" ujar Jiyong pelan dengan tatapan penuh kesunguhan.

"Tidak mungkin.." Gumam Dara sekali lagi sambil menggelengkan kepalanya pelan dan terus menatap tidak percaya pada Jiyong. Sedangkan Jiyong hanya menatapnya dengan lekat tanpa berkata apapun. sampai pada akhirnya..

"April Mop !!! Hahahahaha kau terkejut ya?! " Jiyong spontan berteriak sambil tertawa cukup keras sontak membuat Dara terkejut bukan main. "Yak! si bodoh ini! kau mengerjaiku rupanya?!" omel dara sambil bangkit dari duduknya dan mulai memukuli tangan, punggung sampai kepala Jiyong.

"Aw! sakit Dara! sakit!" ringis Jiyong sembari berdiri dan berlari kecil menghindari pukulan Dara. "Yak! bocah brengsek kemari kau! kwon jiyong!" maki Dara sambil berlari mengejar Jiyong.

***

Kwon Jiyong pov

Aku dan Dara duduk berdampingan di dalam bus menuju pulang saat ini. setelah tadi aku bersusah payah membujuknya untuk berbaikan, dan jangan lupakan tubuhku yang jadi pelampiasan amukan Dara, akhirnya dia memaafkan ku.

Aku memperhatikan Dara yang sedang memalingkan wajahnya kesamping kiri sambil memandangi jalanan dari balik kaca bus.

"Dara?" aku memanggilnya pelan.

"Hm?" ia menolehkan kepalanya sambil tersenyum kecil padaku.

"Kau tidak mengantuk?" kataku sambil menepuk bahu kiriku. "tidur sini" lanjutku sambil menepuk bahuku lagi. sontak Dara langsung meletakan kepalanya di bahuku dan mengaitkan lengannya pada lenganku. seperti biasa.

"Jiyong.." panggil Dara pelan. "hm?" gumamku sambil melirik Dara dibahuku yang ternyata belum memejamkan matanya.

"Jangan bercanda seperti tadi lagi. aku tidak menyukainya" kata Dara pelan sambil mengangkat kepalanya dari bahuku lalu menatap mataku dengan lekat.

Aku terkejut saat tiba-tiba Dara membahas kejadian tadi lagi. Aku hanya memandangnya sambil terdiam. Bayangan kejadian ditaman tadi kembali melintas dibenakku. Aku hampir saja mengungkapkan perasaanku padanya saat itu. Untung saja Aku memiliki ide 'April mop' yang berhasil menyelamatkanku.

"aku sangat takut" ujarnya pelan.

Aku tersentak saat mendengar ucapan Dara. "apa yang kau takuti?" tanyaku penasaran. "Jika hal-hal seperti itu terjadi pada kita" Dara menjawab dengan pelan sambil mengalihkan tatapannya dariku kearah kaca bus.

Aku mengerti maksud Dara. "kau takut aku suka padamu? kenapa? karena aku bukan pria yang hebat?" kataku pelan lalu tertawa miris. lebih tepatnya menertawakan diri sendiri yang sudah mendapat penolakan bahkan sebelum memulai apapun.

"Bukan seperti itu Jiyong! karena kau sahabatku. bukan karena kau bukanlah pria hebat. Tapi karena kau adalah sahabatku." tegas Dara sambil menatapku tajam.

Aku benar-benar merasa terluka sekarang. mendapat penolakan bahkan sebelum aku mengatakan apapun. benar-benar menyakitkan. Aku tersenyum miris pada Dara. pada takdir yang belum berpihak padaku.

"Baiklah. Aku mengerti" Aku menganggukan kepalaku. "tidak akan terjadi hal-hal yang kau takutkan tadi" lanjutku.

"Yaksok jiyong?" tanya dara sambil menunjukan jari kelingkingnya padaku seperti saat kami masih kecil dahulu.

Aku tertawa pelan sambil mengaitkan jari kelingkingku pada Dara. "Yaksok" ucapku pelan sambil memaksakan senyuman pada Dara, agar gadis itu tidak menyadari betapa hancurnya perasaanku saat ini.

***

Sesampainya di panti asuhan St. Bartolomeus. Jiyong dan Dara segera membuka pintu dan melepaskan sepatu sekolah mereka, meletakannya di rak sepatu secara bergantian lalu menggantinya dengan sandal rumah.

Me after YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang