Dara berdiri di dibalkon kamarnya untuk melihat pemandangan langit yang dihiasi bintang-bintang cantik malam ini. Semilir angin malam mampu membuai Dara larut dalam lamunan. sejenak mengingatkannya akan kejadian sore tadi.
'pengakuan cinta Jiyong padanya'
Dara tidak pernah menyangka bila selama ini Jiyong menaruh perasaan khusus kepadanya. barang sekali pun tidak. ia selalu berfikir Jiyong peduli kepadanya karena persahabatan mereka.
Sejenak gadis cantik itu merapatkan mantel berwarna biru laut yang dikenakannya. Semilir angin malam semakin dingin dirasa oleh tubuh mungilnya. Dara memejamkan matanya. Sejenak membiarkan angin malam menyentuh tubuhnya.
Sejenak bayangan-bayangan kebersamaan dirinya dengan Jiyong terputar dalam benaknya bak rol film. bayangan saat Jiyong tersenyum padanya, saat mereka berdua tertawa bersama, saat Jiyong menenangkan Dara saat dirinya menangis, saat Jiyong melakukan apapun yang dara minta padanya dan terakhir.. bayangan Jiyong menyatakan perasaannya pada Dara.
'Aku mencintaimu, Sandara Park' kata-kata Jiyong terngiang di kepalanya dan sontak membuatnya membuka mata. "aku harus apa sekarang?" gumam Dara seraya memandang langit. mencoba bertanya pada langit malam bertabur bintang-bintang.
***
Sandara pov
Aku hendak membuka pintu kamarku lalu Aku urungkan kembali. rasa gugup melanda diriku saat ini. bagaimana tidak? saat ini waktunya untuk sarapan pagi.
Bom sudah turun sekitar sepuluh menit yang lalu, sedangkan Aku masih berada didalam kamar. Aku bingung harus bagaimana bersikap pada Jiyong sejak kejadian kemarin.
Aku menarik nafas dalam lalu membuangnya kasar. "Dara, kau harus tetap santai! fighting!" ucapku menyemangati diri sendiri lalu membuka pintu kamarku.
Aku menuruni tangga menuju ruang makan kami. Aku melihat semuanya sudah berkumpul disana, termasuk Jiyong. rasa gugup semakin melanda diriku saat Jiyong menatap kearah mataku. Aku segera membuang pandanganku darinya lalu duduk di kursi kosong sebelah Youngbae. Meskipun aku tahu disamping Jiyong ada kursi kosong juga. entahlah.. Aku merasa gugup saat ini bila harus berdekatan dengan dirinya.
Setelah selesai sarapan pagi, Aku, Bom, Youngbae dan Jiyong berpamitan pada Eommoni untuk berangkat ke sekolah.
"Jiyong, Tn. Park mengatakan akan memberimu hadiah lagi bila kau memenangkan olimpiade matematika minggu depan. ia meminta aku untuk menyampaikannya padamu" tutur Eommoni lembut pada Jiyong.
Tn park adalah pengusaha toko roti terbesar di korea dan sekaligus salah satu donatur terbesar Panti asuhan St. Bartolomeus. ia juga pernah ingin menjadikan Jiyong sebagai anak angkatnya. Namun ditolak oleh Jiyong.
"Nde Eommoni, sampaikan terimakasih ku padanya. aku akan berusaha keras" jawab Jiyong sambil tersenyum kecil pada Eommoni.
"Wah ji! kau minta apa nanti? yang mahal-mahal saja ji!" ujar Bom heboh. Aku dan Youngbae tertawa melihat respon heboh Bom.
"Lagian kau kenapa sih tidak mau jadi anak angkatnya?" tanya Youngbae. "aku tidak mau saja. aku lebih nyaman disini" jawab Jiyong pelan sambil memandang kearahku. Aku segera membuang pandanganku darinya. entah mengapa saat ini Aku merasa nervous saat berpandangan dengan Jiyong.
Sepanjang perjalanan menuju halte bus Aku terus mengajak Bom berbincang, mencoba mengusir rasa gugupku saat ini. sesekali disahuti oleh Youngbae.
Jiyong sama sekali tidak bersuara, sepanjang jalan Jiyong hanya diam. Aku tidak berani menoleh kearahnya. Aku hanya meliriknya lewat ujung mataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me after You
FanfictionJiyong dan Sandara bertemu dan hidup bersama di salah satu panti asuhan terletak di kota Seoul. Memiliki kisah hidup yang hampir sama membuat keduanya terikat dan saling menyayangi. Tahun berganti tahun, semakin beranjak dewasa keduanya semakin ada...