Part 8 (First Kiss)

239 19 16
                                    

Sandara pov

Aku duduk sambil memandang keluar jendela kelasku.. Memandangi langit seraya termenung.. Hari ini tepat tiga hari aku tidak melihat Jiyong.

Setelah terakhir kali bertemu dengannya yaitu saat hari dimana seharusnya kami berkencan. Namun, aku malah mengecewakannya. Tanpa kusadari air mataku kembali menetes, lalu dengan cepat kuhapus pelan.

Ku dengar dari Youngbae bahwa Jiyong menginap dirumah Daesung karena ada tugas kelompok yang harus ia kerjakan.

Benarkah tugas kelompok harus sampai tiga hari? Apakah ia fikir aku ini bodoh? Aku tahu ia marah padaku. Itulah alasan dia tidak pulang selama tiga hari ini.

Saat disekolah pun sama, aku tidak pernah melihatnya. Selama tiga hari ini aku selalu mendatangi kelasnya saat jam istirahat, namun ia selalu tidak ada dikelasnya. Saat aku bertanya pada Daesung, ia hanya menjawab tidak tahu Jiyong kemana.

"Dara.. ayo ke kantin!" ajak Bom. Aku menolehkan kepalaku kearah Bom lalu menggeleng pelan.

"Astaga Dara! kau pucat sekali.. kau sakit?!" ujar Bom dengan sedikit panik. Aku memang merasa pusing sekarang. Sepertinya akibat sulit tidur beberapa malam terakhir ini, semenjak permasalahanku dengan Jiyong.

"Aku hanya sedikit pusing Bomie, kau duluanlah makan" jawabku sembari memaksakan senyum agar ia tidak khawatir.

"Dara.. sudah kubilang Jiyong pasti akan pulang nanti. Jangan terlalu banyak berfikir hm?" ujar Bom seraya memelukku. Aku memang sudah menceritakan semuanya kepada Bom. Termasuk perasaanku pada Jiyong.

Mendengar perkataan Bom, aku kembali menangis pelan. Bom adalah tempatku menangis selama tiga hari ini. Aku benar-benar berterimakasih padanya.

"Bomie, aku sangat menyesal" ujarku terisak pelan dipelukan Bom.

"Aigoo.. jangan menangis terus Dara, Semuanya akan baik-baik saja. Kau tahu kan Jiyong sayang sekali padamu. Sekalipun ia marah, tidak mungkin berlama-lama. Percayalah padaku" Sahut Bom sembari mengelus punggungku.

"Jiyong akan sangat menyesal bila ia tahu kau menangis begini karena dirinya" ujar Bom lagi kepadaku. Aku kembali terisak. Aku benar-benar cengeng saat ini.

***

Jiyong pov

Aku memandangi langit dari Rooftop sekolah saat ini. Sudah tiga hari ini aku selalu berada disini saat jam istirahat berlangsung.

Aku mencoba menghindari Dara selama tiga hari ini. Baru saja tiga hari tidak bertemu dengannya aku sudah sangat merindukan gadis itu.

'Apakah Dara merindukanku juga?'

Aku tertawa miris saat menyadari pertanyaan bodohku barusan. Tentu saja tidak! Dara tidak mungkin merindukan aku bukan?

Bahkan ia tidak peduli bagaimana perasaanku saat dengan mudahnya ia melupakan janjinya padaku lalu pergi bersama Jaejoong. Hatiku selalu berdenyut nyeri setiap mengingat peristiwa itu.

Aku menyadari, aku tidak boleh egois. Aku tidak boleh memaksa Dara untuk menyukaiku juga. Namun, bila harus merelakan Dara dengan pria lain aku belum bisa. Bahkan kurasa aku tidak akan pernah bisa. Biarkan aku egois dalam hal ini.

Aku terlonjak kaget saat tiba-tiba ada seseorang yang menepuk punggungku pelan. "Oppa! sedang apa disini?!" seru seorang siswi padaku.

"Astaga! kau mengagetkanku tahu?!" omelku sedikit berteriak. Gadis itu tampak terkejut mendengarku. Aku memperhatikan gadis dihadapanku dengan lekat, sepertinya aku pernah melihatnya..

Me after YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang