Part 11 (Decision)

210 20 10
                                    

***

Setelah insiden Jiyong memukul Jaejoong, Dara segera membawa Jaejoong ke uks untuk mengobati luka di bibir Jaejoong.

"Jaejoong, aku minta maaf atas tindakan Jiyong tadi kepadamu" ucap Dara sembari mengoleskan obat merah menggunakan cotton bud ke bibir Jaejoong.

"Aw!" ringis Jaejoong kemudian terkekeh pelan. "Tidak masalah, Dara" sahut Jaejoong sambil terus memperhatikan dengan lekat wajah Dara. Jaejoong memang menyukai Dara selama ini.

"Jae, aku sudah sangat lama mengenal Jiyong. Aku tahu ia tidak akan asal memukul seseorang" ucap Dara sambil menempelkan plester kecil pada luka diujung bibir Jaejoong.

Jaejoong mengernyitkan Dahi. Merasa tidak suka Dara seakan menyalahkan dirinya. "Lalu? Maksudmu aku yang memancing emosinya??"

Dara terdiam, memandang Jaejoong dengan raut Datar. "Bukan begitu, hanya saja Jiyong bukan orang yang kasar. Jadi pasti ada alasan mengapa ia bisa seperti itu. Apa ada yang kau katakan pada Jiyong?" tanya Dara penasaran.

"Tidak ada. Aku hanya meminta izin pada Jiyong untuk pergi denganmu" Bohong Jaejoong. Semenjak ia menyukai Dara, ia sangat tidak suka dengan Jiyong. Ia ingin sekali Dara putus dengan Jiyong, lalu bersama dengannya.

"Pria itu posesif! Pencemburu yang tidak beralasan!" sindir Jaejoong.

"Jae, dia kekasihku" lirih Dara.

"Lagipula Dara, untuk apa kau bertahan dengan pria seperti Jiyong?! Pria seperti itu tidak berguna!" sinis Jaejoong menatap tajam Dara. Dara tertohok mendengar ucapan Jaejoong yang menghina Jiyong.

"Jaejoong!" teriak Dara. Ia tidak menyangka orang sebaik Jaejoong dapat berkata kasar seperti ini.

"Kenapa?! Aku benar kan?? Dia itu pria yang tidak ada gunanya sama sekali! Dia punya apa memangnya??" Sinis Jaejoong sambil tertawa mengejek. Dara tersentak. Airmata Dara menetes saat mendengar ucapan Jaejoong.

"Jiyong memiliki aku!" Dara berucap sambil menangis pelan. Jaejoong kaget saat tiba-tiba Dara menangis.

"Dara, maafkan aku sungguh. Aku tidak bermaksud membuatmu menangis, aku hanya merasa kesal pada Jiyong" ucap Jaejoong panik sembari memegang pipi Dara.

"Sungguh Dara aku hanya emosi tadi, maafkan aku. Maaf Dara" sesal Jaejoong memohon pada Dara.

"Kumohon jangan pernah lagi menghina kekasihku, Jae. Bila kau menghina Jiyong maka kau juga menghina aku" lirih Dara sambil melepaskan tangan Jaejoong pelan.

"Aku permisi Jae" pamit Dara lalu berjalan keluar uks.

"Argh! Sial!!!" Jaejoong mengacak rambutnya frustasi lalu berdiri dan menendang tembok dengan keras. Menyesal karena telah membuat Dara menangis.

***

Sandara pov

Setelah tadi mendengar Jaejoong menghina Jiyong membuatku sangat sedih, pasti itu yang membuat Jiyong sampai akhirnya memukul Jaejoong.

Aku segera berjalan ke kelas Jiyong untuk mengajaknya berbicara. Ia pasti sangat marah padaku, mungkin ia berfikir aku membela Jaejoong.

"Daesung! Ada Jiyong??" tanyaku pada Daesung yang berada didepan kelasnya.

"Tidak ada Dara, pacarmu sepertinya tadi keluar kelas. Tidak ditelfon saja?"

"Sudah, tapi tidak diangkat" gumamku pelan.

"Kalian bertengkar ya?" tanya Daesung hati-hati. Aku mengganguk lemas. "Sudah kuduga, pantas tadi mukanya terlihat kesal" ucap Daesung menggaruk tengkuknya.

Me after YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang