Part 16 (if)

170 21 20
                                    

Dara memperhatikan Jiyong yang tertidur pulas disampingnya dengan pandangan nanar. Saat ini ia sedang berbaring di ranjangnya dengan Jiyong, Ia kembali meluruskan posisi tubuhnya menatap langit-langit kamarnya dengan menerawang,

Ia sungguh tidak bisa terlelap malam ini, memejamkan mata pun terasa sukar. Fikirannya terus melayang tentang kejadian siang tadi, kejadian yang tidak pernah ia harapkan untuk hadir dihidupnya.

Flashback on

"Appa!" sapa Jaejoong pada ayahnya saat ia dan Dara sampai diruang tamu, kediamannya. Sontak kedua pria paruh baya yang terlihat sedang berdiskusi serius pun menoleh,

"Paman!" ujar Dara dengan sedikit berteriak saat melihat pamannya duduk berhadapan dengan seorang pria paruh baya yang ia yakini ayah Jaejoong, Mr. Kim.

"Dara?!" ucap Park ji hoo, paman Dara. Sedikit terkejut dengan kedatangan Dara.

"Kau baik baik saja?! Paman?!" ucap Dara panik, ia berjalan tergesa kearah pamannya.

"Ehm" Kim Jo hyun, Ayah Jaejoong berdeham cukup keras membuat Dara mengentikan langkahnya seketika.

"A-anyeonghaseo tu-tuan" ucap Dara terbata sambil membungkuk sopan pada pria paruh baya tersebut.

"Kau siapa?" tanya Mr. Kim sambil memperhatikan gadis muda dihadapannya dari ujung kaki samai ujung kepala, dengan tatapan tajamnya yang mampu membuat siapa saja yang melihatnya akan gemetar karena rasa takut.

"A-aku Sandara park--" jawab Dara tergagap takut, sungguh wajah ayah Jaejoong benar benar tampak seperti mafia, dengan pakaian serba hitam, sangat menyeramkan. Ia bukan mafia, melainkan merupakan salah satu pendiri museum seni yang terletak di kota seoul, pemilik perusahaan rokok cukup terkenal di korea, hingga seorang pelukis, itulah sederet pekerjaan ayah Jaejoong yang terlihat bagai mafia tersebut.

"Dia keponakanku, tuan kim" sela paman Dara dengan senyum kaku dibibirnya, terlihat pula raut takut dari wajahnya meski ia tutupi dengan seulas senyum, Dara bisa merasakannya.

"Dia juga temanku, Appa." ucap Jaejoong tiba-tiba sambil berjalan cepat kearah Dara lalu merangkul bahu gadis tersebut dengan santai, ia tahu betul sifat ayahnya yang sangat buruk terhadap orang asing, ia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Dara, gadis yang ia sukai.

"Ne" Dara menggangguk pelan sambil memandang takut kearah ayah Jaejoong.

Mr. kim menaikan satu alisnya, menatap aneh kearah putra satu satunya, Jaejoong.

"Oh, benarkah? Baiklah. Silahkan duduk" ucap Mr. Kim dengan nada datar sambil menunjuk kursi kosong disamping Park ji hoo.

"Terimakasih tuan" Dara perlahan duduk disamping pamannya diikuti oleh Jaejoong yang duduk disamping ayahnya, Mr. Kim.

Dara berbisik kearah pamannya, "kau baik baik saja kan paman?"

"Ne, paman baik baik saja" balas paman Dara sambil tersenyum tipis, seakan menutupi rasa takut dan sedihnya pada Dara, namun Dara bisa merasakannya.

"Kenapa berbisik? Kau fikir pamanmu akan ku sandera seperti di film film action, begitukah? hum?" ucap Mr. Kim, kali ini terdengar santai seperti hendak menggoda, dengan seringaian dibibirnya.

"Appa, Stop it" sungut Jaejoong jengah, menatap malas ayahnya yang menggoda Dara. Ia merasa kesal dengan ayahnya kini.

"Kenapa kau sensitif sekali sih jae? Dia kekasihmu?" tebak Mr. Kim dengan tersenyum jahil. Menatap puteranya yang melototkan mata padanya, ia merasa geli melihatnya.

Me after YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang