Enjoy ya bacanya
🍒🍒🍒
Lelah, satu kata yang menggambarkan diri Naya dan Sean sekarang. Naya sedang duduk di bangku taman bersama Sean yang sedang menyeka keringatnya yang bercucuran di dahinya.
Mereka berdua kelelahan karena joging berkeliling taman sampai 10 kali, bayangkan saja 10 kali mengelilingi taman yang hampir luasnya seperti lapangan sepak bola. Dan itu adalah ide gila dari Sean, untung saja Naya hanya kelelahan tidak sampai pingsan.
Naya melihat Sean berdiri lalu berjalan menuju ke warung yang berjualan minuman. Saat dia sudah kembali, dia sudah membawa dua buah botol air mineral yang berada ditangannya. Dia pun duduk lalu memberikan satu botol air mineral kepada Naya, lalu mereka pun meminumnya.
Jam tangan kesayangan Naya sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Berarti mereka sudah kurang lebih 2 jam berada di taman. Naya pun lalu menatap Sean dan ingin mengajaknya untuk pulang kerumah.
"Kak kita pulang yuk. Sudah jam 9 nih" ajak Naya kepada Sean.
"Iya princess, apa kamu masih lelah hm ? Kalo masih, biar kakak gendong sini" kata + tanya Sean perhatian kepada princessnya.
"Gak usah deh kak. Naya sudah selesai kok lelahnya" jawab Naya.
Sean pun lalu tersenyum dan mereka lalu berjalan santai menuju ke rumah.
Diwaktu yang sama ditempat berbeda
Di sebuah gedung perusahaan yang mewah dan mencakar langit ini. Terdapat seorang pria yang menyandang posisi sebagai Ceo sedang melihat pemandangan kota yang metropolitan dari jendela kaca yang besar di dalam ruangannya yang berada di tingkat paling atas gedung.
Jam yang menempel di dinding dengan indah di ruangan tersebut sudah menunjukkan pukul 9 pagi dan disana hanya terdengar keheningan dan suara detak jam dinding.
"Tok Tok" suara ketukan pintu terdengar dari luar ruangannya, dia pun hanya menghiraukannya, lalu terdengar lagi...
"(Tok Tok) Boleh saya masuk pak ?" tanya seorang pria dari luar ruangan sambil mengetuk pintu.
"Ya" jawaban singkat dari sang Ceo, pria yang berada diluar itu pun lalu masuk sembari membawa beberapa berkas yang berada ditangannya.
"Pak Afnan, ini adalah berkas yang harus anda tandatangani" kata pria yang ber nametag Tontowi Ferdinan, dia adalah Sekretaris sang Ceo yang bernama Afnan Hasyim.
"Ya. Letakkan dimeja saya" jawab Afnan masih dengan posisi seperti tadi.
"Saya pamit keluar dulu pak" Izin Owi kepada atasannya itu.
"Ya. Tapi, bisakah kau tidak usah formal begitu padaku" kata Afnan yang dinilai Owi itu adalah kata terpanjangnya.
"Panggil saja Afnan !" kata Afnan lagi dengan tegas.
"Baik pak, eh...Afnan" kata Owi dengan gugup, dia pun lalu pergi keluar dari ruangan tersebut.
*****
Afnan sedang duduk termenung di singgah sananya karena memikirkan nasib dompetnya yang hilang. Karena disana ada black card dan gold card nya yang berisi nominal uang yang tak terhitung jumlahnya, semoga saja jika sudah ditemukan semua itu tidak hilang.
Afnan pun lalu mendengar dering handphonenya berbunyi dan saat dia lihat ternyata tertera disana tulisan Mamah sedang memanggilnya. Dia pun lalu mengangkatnya.
"Assalamualaikum Mah. Ada apa ?" tanya Afnan to the point.
"Wa'alaikumussalam. Sayang kamu sibuk gak ? Kalo gak sibuk bisa kesini gak sayang, soalnya mama kangen banget sama kamu Afnan" jawab + tanya Mamah Afnan.
"Gak kok Mah. Afnan kesana sekarang. Afnan tutup dulu, Assalamualaikum" kata Afnan ingin menutup panggilan sambil menunggu jawaban dari Mamahnya.
"Hati-hati sayang. Wa'alaikumussalam" jawab Mamah Afnan.
Afnan pun menutup panggilannya, kemudian segera menuju keluar dari ruangannya dan langsung menuju ke parkir.
Saat sampai di parkir, dia pun langsung memasuki mobilnya dan segera melaju menuju kerumah orang tuanya. Iya Afnan dan orang tuanya tidak serumah. Karena dia ingin menjadi anak yang mandiri dan dia sangat sibuk belakangan ini karena mengurusi perusahaan keluarganya yang sudah bercabang-cabang dimana mana.
*****
Suara deru mesin mobil yang terdengar di garasi Mansion yang mewah dan bergaya eropa klasik, membuat sang empu mansion keluar karena mendengar itu. Saat pintu depan mobil terbuka terpampang lah seorang pria tampan dengan wajah Arabnya sedang berdiri tegap disamping mobil.
Sang empu mansion yang merupakan seorang wanita paru baya pun langsung memeluk pria tampan itu dengan erat.
"Afnan sayang, mama kangen banget sama kamu" ucap sang wanita paru baya yang ternyata adalah mamanya Afnan.
"Iya Mah, Afnan juga" ucap sang pria tampan yang merupakan Afnan dengan singkat.
"Ayo masuk. Papah kamu sudah nunggu diruang tamu" ajak mama Afnan sambil menggandeng anak semata wayangnya itu.
"Iya" jawab Afnan singkat.
Sedangkan dirumah Naya, Naya sedang sibuk melamun sampai terdengar dering handphonenya menyadarkannya. Dia pun lalu melihat handphonenya dan terpampang lah kata Bunda disana, Naya pun langsung mengangkatnya.
"Assalamualaikum sayang" salam Bunda Naya.
"Wa'alaikumussalam Bunda. Kapan Bunda sama Ayah pulang ? Naya juga kok gak diajak ? Kenapa juga gak bilang sama Naya langsung kalo Ayah sama Bunda mau pergi ? Naya kangen loh sama kalian" cerocos Naya dengan pertanyaan yang panjang lebar kek rel kereta api.
"Masyaallah sayang. Tanyanya satu satu dong sayang jangan sekaligus gituh. Bunda kan jadi bingung mau jawab yang mana dulu" jawab Bunda Naya dengan bingung.
"Eheheheh maaf Bunda, nih Naya ulang. Kapan bunda sama ayah pulang ? Kata Kak Kerel hari ini" tanya Naya sambil menunggu jawaban bundanya.
"Iya sayang, rencana sih memang hari ini. Tapi, Oma kamu masih ingin kami disini sayang dan nanti bunda kabari kalo Bunda sama Ayah mau pulang. Bahkan Oma ingin kalian kesini juga, karena oma rindu sama kalian" jawab Bunda Naya dengan jelas.
"Oh jadi gitu ya Bunda. Naya gak bisa kesana Bun, Karena Naya sibuk kuliah disini, titip maaf dan salam Naya ya bun" kata Naya dengan sedih.
"Jangan sedih sayang. Mungkin nanti kamu bisa kesini kalo kamu libur kuliah" jawab Bunda Naya sambil menenangkan Naya.
"Iya Bunda. Oh iya bun Kak Sean di..." belum selesai Naya berbicara Bundanya langsung memotongnya.
"Kenapa sayang dengan Sean ?" tanya Bunda Naya dengan penasaran.
"Ihhh bunda Naya belum selesai ngomong ! Kak Sean tiba-tiba datang kerumah tadi pagi Bun dan Kak Sean katanya mau nginap disini selama beberapa hari" jawab Naya dengan jelas.
"Owh gitu. Titip salam ya sayang sama Sean. Bunda tutup dulu panggilannya ya. Assalamualaikum" kata Bunda Naya ingin menutup panggilan sambil menunggu jawaban Naya.
"Iya Bunda. Wa'alaikumussalam" jawab Naya mengakhiri panggilan teleponnya.
Kemudian Naya pun melihat jam dinding di kamarnya yang sudah menunjukkan pukul 5 sore. Saat Naya membuka laci nakas, dia tak sengaja melihat sebuah dompet yang dia lupa itu dompet siapa. Maklum saja Naya orangnya pelupa dan agak ceroboh.
Naya pun lalu membuka dompet itu dan melihat isinya. Saat itulah iya mengingatnya bahwa dompet ini milik seorang pria yang beberapa hari yang lalu tak sengaja bertemu dengannya.
Naya berinisiatif ingin mengembalikan dompet ini besok dengan pemiliknya dan dia juga rindu dengan anak kecil yang bernama Azka yang sangat imut dan menggemaskan. Dia tak sabar menunggu hari esok tiba karena ingin bertemu dengan Azka.
🍒🍒🍒
To be continued
Jan lupa voment yak karena itu gratis tis tis tis.
![](https://img.wattpad.com/cover/186505377-288-k479323.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahar Surah Ar-Rahman Untukmu (End)✓
Roman pour Adolescents"Jika ingin serius denganku, kakak harus datang kehadapan Ayahku dan meminta diriku padanya. Jika berhasil, aku akan meminta Mahar Surah Ar-Rahman pada kakak." *-Kanaya Bilqist Abraham "Jika itu maumu akan ku sanggupi, Insyaallah. Dan akan ku penuhi...