"Seul."
Seulgi menoleh, ia melihat Jimin di pintu kamar sementara Seulgi sendiri tengah berdiri di depan jendela. "Sini masuk."
Pria itu melangkahkan kaki nya lalu duduk di kasur dekat Seulgi dan gadis itu tetap pada posisi nya. Jimin menunduk. "Ada banyak pertanyaan di pikiran gue."
Seulgi tersenyum tipis. "Lo bisa tanya ke gue."
"Sehun.." Jimin mengangkat kepala nya. "Beneran selingkuh?"
"Gue rasa iya." Jawab Seulgi. "Kenapa?"
"Lo aneh, Seul." Gumam Jimin.
Gadis itu tertawa. "Aneh gimana?"
"Dulu waktu pacaran sama gue, lo ngabisin segala nya bareng gue, tapi lo diem waktu tau gue selingkuh, lo juga biasa aja ngeliat gue bareng cewek lain, dan lo nggak minta penjelasan waktu gue putusin. Gue pikir, lo cuman main-main sama gue. Gue juga mikir kalau lo pacaran sama gue itu dengan setengah hati bahkan nggak ada rasa. Karena lo keliatan baik-baik aja setelah tanpa gue. Dan sekarang, ke ulang lagi. Sehun jadi brengsek kayak gue. Dan lo tetep seperti biasa, seolah nggak ada apa-apa. Sebener nya, perasaan lo itu gimana, Seul?" Tanya Jimin.
Seulgi menghela nafas pendek. "Lo salah kalau lo ngira gue baik-baik aja di tinggal sama lo. Gue itu nggak mau ribet, Jim. Kalau cowok gue selingkuh, itu urusan dia. Tinggal tunggu aja dia mau milih siapa. Kalau gue di tinggal, gak papa. Gue nggak akan mati meski tanpa cowok itu. Bukan karena nggak cinta atau main-main, gue selalu serius dalam hal apapun. Apa lagi gue sama lo udah satu tahun dulu. Tapi ketika apa yang gue punya itu pergi, gue rasa nggak seharusnya gue kejar lagi. Gue harus nyari yang baru atau ngehargai yang udah ada. Berat buat nerima Sehun awal nya, tapi gue nggak mau repot dan sakit hati ngejar lo, jadi gue milih jalanin aja. Dan saat tau Sehun selingkuh, gue milih diem lagi karena udah pernah ngalamin hal ini."
Jimin menatap Seulgi dalam. "Lo pernah bilang, nggak akan mungut sampah. Dalam artian nggak mau balikan sama gue, tapi kenapa gue yang lo panggil ke sini sekarang?"
Seulgi terkekeh. "Gue nggak mau ribet, Jimin. Apa yang terlintas di pikiram gue, itu yang bakal gue lakuin. Gue males mikir dua kali. Jadi waktu gue ngerasa down kemarin, bayangan lo yang ada di pikiran gue, tanpa mikirin apa pun lagi gue milih ngehubungin lo buat ke sini."
Senyum Jimin perlahan merekah. Apa ia layak untuk mendapatkan Seulgi kembali?
.
.
"Tae.""Hm?"
"Kok aku belum hamil ya." Ujar Irene sedih.
Taehyung berhenti menatap laptop nya lalu melirik Irene yang duduk senderan di ranjang, pria itu dapat melihat kekecewaan di wajah istri-nya. Taehyung menutup laptop lalu duduk munduran agar bisa ikut menyender di ranjang.
"Terus kamu mau gimana?" Tanya Taehyung.
Irene merengut sebal. "Kok nanya aku sih?"
Pria itu terkekeh pelan. "Kan kita belum di kasih. Lagian, kita kan baru dua bulan nikah, wajar lah kalau kamu belum hamil. Jadi kita bisa ngabisin waktu berdua dulu."
"Idih." Irene menatap ke samping. "Aku ngerasa lebih lengkap aja kalau kita punya anak."
"Iya iya, ada saat nya, sayang." Ujar Taehyung menenangkan.
Irene hanya mendelik. "Pokok nya aku nggak mau ya nanti keduluan Seulgi atau Wendy atau Jisoo atau Jennie atau siapa pun. Pokok nya jangan sampe. Harus aku duluan."
Taehyung tertawa. "Apanya?"
"Punya anak lah!" Sentak Irene.
"Kenapa sih? Biarin aja kalau mereka duluan, kan rezeki nggak ada yang tau." Ucap Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fakestagram ;blackvelvet✔
Fanfic[SELESAI] Nyari cowok yang tulus dan setia dimana ya? Di sini kok kebanyakan brengsek sih, ehe -blackvelvet✓