9. Luthfa Lagi - Luthfa Lagi

85 14 21
                                    

Dalam setiap langkahku, kutitipkan salam pada setiap yang kujumpai kalau aku rindu kamu.

***

Gazebo dekat dengan arah menuju toilet dan tangga ke kelas XII itu selalu sepi. Mungkin pernah ramai, tetapi hanya beberapa saat. Kebanyakan dari mereka memilih untuk meramaikan kelas, kantin, dan lapangan. Sisanya? Di gazebo lain yang dekat dengan kelas mereka.

Kali ini, Luthfa menemukan sosok Nantha sedang duduk sendiri di gazebo itu. Gadis berambut lurus hitam itu sedang sibuk dengan ponselnya tanpa sadar kalau Luthfa datang dan duduk di sampingnya. Ia sudah mengganti warna rambutnya yang semula biru setelah ditegur oleh Luthfa.

Wajah Luthfa didongakkan untuk melirik sedang apa dan dengan siapa Nantha bermain ponsel. Tidak terlalu jelas, tetapi terlihat gadis itu sedang bertukar chat via WhatsApp.

"Asyik banget, sih—"

Nantha terkejut dengan menampilkan ekspresi buruknya. Ia menggeser tempat duduknya refleks tanpa memegang ponselnya erat. Sehingga bisa saja ponselnya jatuh, tetapi masih untung kali ini tidak.

Matanya melotot horor ke Luthfa. Ia memegang ponselnya, lalu mematikannya. Tangannya meraba dada, memastikan masih adakah jantungnya di dalam sana?

" ... pacarnya orang mana? Pakai chat-an segala. Nggak lebih enak kalau langsung aja?" lanjut Luthfa dengan wajah tidak pedulinya.

"Minggir sana! Gangguin aja!" Nantha mengusir keberadaan Luthfa dengan mengibaskan tangannya dan menggeser duduknya lebih jauh dari sosok laki-laki pengganggu itu.

"Mana makasihnya?"

Baru saja Nantha hendak meletakkan jari tangannya di sidik jari ponsel, Luthfa kembali mengganggunya. Padahal, kan, tadi sedang asyik dan mumpung orang yang di-chat-nya sedang online.

"Apaan, sih?" ketus Nantha.

Hari ini wajah Nantha terlihat tidak baik-baik saja makanya itu Luthfa ingin kembali membuatnya tersenyum. Namun, ditolak mentah-mentah karena dianggap pengganggu.

"Yang udah nemuin kunci motor waktu itu siapa, sih? Mana orangnya, kok, nggak muncul?" Luthfa bergumam sendiri menggunakan suara besarnya.

"Makasih. Udah, 'kan? Mau apa lagi, sih, lo? Gue nggak ada waktu buat lo."

Sebenarnya, itu cukup membuat Luthfa sakit hati, tetapi, kan, ia laki-laki. Harus tahan banting. Apalagi meladeni perempuan spesies ini.

"Iya, gue emang lagi PMS, jadi lo minggir aja, oke?"

Luthfa merasa dirinya ditolak, belum juga ia bertanya, sudah dijelaskan. Memangnya seterlihat itukah pendekatan yang dilakukan Luthfa?

***

Tidak menyerah, setelah kemarin ditolak, hari ini laki-laki dengan rambut belah tengah ala cogan Korea itu berusaha lagi. Ia ingin menyelidiki apa yang sebenarnya dialami oleh Nantha. Sebenarnya, kemarin ia berniat untuk mengikuti Nantha dan melihat apa yang dilakukan gadis itu. Namun, gagal karena ia melihat sosok laki-laki yang bersama Nantha di parkiran waktu itu ada di rumah Nantha. Sepertinya sedang menunggu kedatangan Nantha.

Ineffable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang