26. Tabiat

37 4 0
                                    

Hidup di dunia selalu seperti itu, saling menginginkan uang. Seolah ia hidup untuk benda itu.

***

Pertemuan antar anggota inti Pecinta Alam tidak selalu diadakan setiap hari atau setiap ekstrakurikuler dimulai. Mereka memang mempunyai tempat dan ruangan sendiri untuk sekretariatan. Para anggota bebas menggunakan tempat itu kapan saja selama masih anggota Pecinta Alam.

Pertemuan anggota inti bisa mereka lakukan kapan saja semaunya karena memang tidak terikat dengan guru. Pembahasan camp juga sudah menjadi hak mereka bersama.

Ruangan persegi berluas sekitar 10 meter persegi itu biasa digunakan oleh anak-anak Pecinta Alam untuk bersantai. Terutama anggota inti kelas 12. Mereka selalu berada di sana ketika jam istirahat. Menganggap ruangan itu kamar sendiri.

Bahkan, terdapat sofa berbantal lembut dan meja yang pas. Sofa empuk itu biasanya digunakan untuk tidur ketika jam kosong atau sedang merasa penat. Beberapa siswa yang tidak peduli terhadap pelajaran memilih untuk tiduran di sana.

Ketika ekstrakurikuler diadakan, pasti akan menyewa kelas lain karena ruangan ini tidak terlalu luas untuk menampung anggota banyak. Terlalu banyak barang sebagai contoh alat panjat, penghargaan, lemari besar, dan masih banyak lainnya.

Kali ini, jam istirahat kedua yang lebih panjang dari jam istirahat pertama, mereka gunakan untuk pertemuan antar anggota inti. Sekitar lima belas menit sudah mereka habiskan, sedangkan jam istirahat hanya 45 menit.

Kegiatan ini diumumkan di mikrofon pengumuman sekolah oleh Sinta, sekretaris PA. Dan pertemuan diadakan serta dibuka oleh Gusvi, wakil ketua umum PA. Luthfa duduk di kursi lainnya, tidak ikut menimbrung fun camp bulan depan. Camp itu dilakukan untuk merayakan tahun baru. Serta terdapat banyak kegiatan seru nantinya.

Kalau memang Nantha diculik karena akan dijodohkan dengan Zero .... Pikiran Luthfa kembali terpaku pada hal itu. Ia melirik ke seluruh ruangan, mencari Zero. Nihil.

Memangnya mereka akan dinikahkan saat ini juga? Saat umur mereka bahkan masih terlalu dini? Dan ... mengapa papanya Nantha baru menculik Nantha akhir-akhir ini? Bukankah seharusnya pria itu menyekolahkan Nantha dari lama agar bisa menjadikan gadis itu sebagai boneka kesayangannya?

"Fa, menurut lo gimana?" tanya Gusvi, meminta persetujuan kepada ketua agar usulannya bisa dipertimbangkan lagi.

"Re-organisasi dulu. Gue capek kerja mulu," jawab Luthfa enteng. Menyiratkan maksud bahwa fun camp itu adalah yang seharusnya dipikirkan oleh anggota inti baru. Dan mereka akan menjadi alumni nantinya setelah re-organisasi.

Berpandangan, anak-anak yang ada di ruangan memikirkan hal itu dulu. Menghela napas pendek, Gusvi harus bersiap untuk memberikan kewajiban ini pada orang yang dipercaya.

***

Luthfa mengabaikan orang-orang yang berlalu lalang di depan rumah sakit. Tujuannya saat ini adalah menemui Nantha lagi. Entah mengapa ia melibatkan diri kepada Nantha sampai sejauh ini. Bukan keinginannya, tetapi intuisi yang menggerakkan.

Langkahnya terhenti di pintu menuju lobi, Genta menepuk pundaknya dari belakang. Laki-laki itu memakai baju super santai hari ini. Namun, tidak dengan wajahnya. Wajah itu seperti hanya mempunyai ekspresi datar dan marah saja. Tangan Luthfa diraih Genta dan diseret menuju dekat parkiran. Sebenarnya risi, tetapi mau bagaimana lagi, melihat wajah garangnya itu membuat nyali Luthfa menciut.

"Ke ... napa?"

"Sebenarnya gue nggak terlalu suka lo ikut campur di urusan keluarga gue. Termasuk Nantha. Terlebih kalau lo cari tahu alasan setiap kejadian." Genta berucap dengan nada tidak mengenakkan. To the point. "Waktu itu gue minta bantuan lo temuin Nantha aja, udah."

Ineffable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang