17. Part Time Job

57 6 4
                                    

Bedanya cewek sama cowok itu, cewek cenderung lebih aman untuk menyimpan rahasia. Jadi, jangan heran kalau lo lihat cewek tersenyum padahal aslinya baper dalam hati.

***

Pertanyaan 'gue punya salah apa, ya, sama dia?' terus memenuhi kepala Nantha. Seakan gadis itu tidak punya pikiran lain selain hal itu. Tidak ada pikiran kalau ia sedang merasa lelah karena mengayuh sepeda ke rumah nenek, yang artinya lebih jauh dari lokasi sekolah. Lagi pula, selain menanyakan kabar laki-laki itu, Nantha ingin sekali menanyakan bagaimana reaksi Ditya kemarin saat ia kabur.

Namun, sepertinya ia harus berakhir dengan mengingat kembali kenangan dengan Luthfa kemarin. Apakah kejadian kemarin terlalu memberatkan laki-laki itu sehingga tidak lagi mau berbicara dengannya? Semisal Luthfa kesal dan tidak ikhlas membantu Nantha? Ataukah Ditya mengancam Luthfa aneh-aneh seperginya Nantha dari sana?

Berbagai pertanyaan berkumpul di otak Nantha. Sampai gadis berambut sepunggung itu tepat di depan rumah sementaranya, yaitu rumah nenek. Sementara sampai dirasa aman untuk kembali tinggal di rumah sendiri.

Sampai di kamar, Nantha membuka ponsel, melihat notifikasi dari siapa saja yang ia dapat sore ini. Mulai dari WhatsApp, ia menemukan chat grup dan satu chat personal. Satu chat itu dari Luthfa, isinya:

Nggak usah ketemu.
Jauhin Dora.

Nah, ini kesempatan Nantha untuk bertanya apa yang ia lakukan sehingga laki-laki itu menjauhinya?

Dua kalimat perintah yang sama sekali tidak ada hubungannya. Bertemu saja belum, sudah ada kalimat perintah. Menjauhi Dora, bukan maksudnya untuk tidak selalu kepo, 'kan? Bukan, maksudnya si Klara, Nantha harus menjauhinya.

Menyatukan alis, Nantha berbaring di kasur dengan kamar bernuansa putih pucat itu. Kalau perintah yang bawah, sih, memang akan dilakukan oleh Nantha. Lalu, apa hubungannya dengan tidak usah menemui Luthfa? Mungkinkah Luthfa tahu motif dari Klara mendekati Nantha sebagai teman?

Hari-hari berikutnya keberadaan Nantha di rumah ini masih aman. Pasukan suruhan Ditya belum bisa menemukannya karena jelas saja Nantha memakai jaket, kacamata, masker, dan topi setiap keluar rumah.

Tiba-tiba terlintas ... mungkinkah Klara orang suruhan Ditya? Eh, mana mungkin. Kalau iya, bukannya dari dahulu Ditya membawa Nantha pergi? Tidak usah menunggu hari kemarin.

[Nantha]
|Besok temui gue di gazebo biasanya.

Nantha mengetikkan kalimat itu di chatroom dengan Luthfa. Rasa penasarannya tak bisa ditunda. Kalau laki-laki itu menghilang dengan dua pesan yang bahkan tidak Nantha mengerti itu, semakin tolol saja si Nantha. Tak mengerti apa-apa langsung diperintahi hal itu.

Ting!

[Luthfa]
|Nggak usah, kalau mau ketemu biasain kayak waktu dulu nggak kenal.

Rasa penasaran Nantha semakin terdesak. Ia tidak mau sampai terjadi hal seperti dulu. Seseorang datang hanya untuk memanfaatkannya saja, padahal aslinya Nantha sudah baper.

Akhirnya, ia putuskan memencet tombol bergambar telepon terbuka di bagian atas chatroom. Menunggu beberapa detik, Nantha menebak Luthfa di seberang sana sedang terkejut karena tidak biasanya. Panggilan pertama tidak diangkat, tetapi tidak sampai di situ saja. Karena Nantha tahu kalau laki-laki itu pasti sedang menyembunyikan sesuatu yang tidak mungkin akan dipendam sendiri.

Panggilan kedua ditolak. "Hah? Kok, ditolak? Dia kenapa, sih?"

[Nantha]
|Angkat dong, urgent!

Ineffable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang