08. He is Different

1.3K 146 11
                                    

Pagi ini Kai menjemput Lisa di depan gedung apartementnya, ia akan membawa Lisa ke mansionnya untuk berkunjung. Senyumannya terbit kala melihat Lisa bejalan kearahnya, la yang sedang berdiri di samping mobil langsung memeluknya hangat. "aku merindukanmu"

"kita hanya satu sari tidak bertemu, Kai" ujar Lisa seraya melepaskan pelukannya.

Kai mengecup kening Lisa. "namun aku tetap merindukanmu"

Lisa terkekeh pelan. "jadi, kita akan kemana?"

"ke mansion ku, aku tak bisa membawamu keluar karena aku harus bekerja"

Lisa memicingkan matanya. "lalu kau akan menanamku disana, begitu?"

Kini Kai yang terkekeh pelan. "bukan begitu sayang, kau akan menemaniku bekerja"

"hufff yasudahlah"

Kai tersenyum. "Kajja"

Kai membukakan pintu untuk Lisa sebelum kemudian masuk ke kursi kemudi, ia segera melajukan mobilnya ke arah mansionnya.

*
*
*

Sampai di mansion, Kai langsung membawa Lisa ke ruang kerjanya setelah meminta pelayan untuk membawa camilan untuk Lisa, ia tak ingin sang kekasih kelaparan.

Lisa menatap sekeliling ruang kerja Kai, seperti ruang kerja kebanyakan, ada satu set meja dengan kursi yang dilengkapi dengan laptop, rak yang berisi arsip, satu set sofa, dan lemari es.

"kau suka membaca?" tanya Kai.

"lumayan" jawab Lisa.

"di laci meja, ada beberapa koleksi novel milik adik ku. Kau bisa membacanya"

Lisa mendudukan diri di sofa dan menarik laci yang di maksud, disana memang ada buberapa novel. "kau memiliki adik?"

Kai yang sudah duduk di kursi kerjanya menoleh sejenak. "ya"

"lalu dimana dia sekarang?"

Kai mulai membaca berkasnya. "di sisi Tuhan"

Lisa tersenyum kaku. "mian, aku tidak tahu"

"tidak masalah"

Seorang maid mengetuk pintu dan masuk seletah mendapat izin dari Kai, maid tersebut meletakan makanan ringan dan segelas jus di atas meja.

"Kamsahamnida" ujar Lisa.

Maid tersebut tersenyum ramah seraya membungkuk sebelum kemudian keluar dari ruangan sang majikan.

Lisa memilih salah satu novel dan mulai membacanya, sedangkan Kai sudah tenggelam dalam pekerjaanya. Namun lima belas menit kemudian Lisa menutup novelnya dan berjalan kearah Kai setelah menyeruput jusnya. "kau mengerjakan apa?" tanyanya seraya meletakan kedua tangannya di bahu Kai.

Kai tersenyum dan menarik Lisa untuk duduk di pangkuannya. "hanya mengecek perkembangan bisnis dan menandatangani berkas yang perlu di tanda tangani"

Lisa melihat kearah meja dimana  ada map terbuka disana. "Knife?"

Kai mengecup bahu Lisa. "salah satu eksekutif ku"

Lisa mulai memasang baik-baik pendengarannya. "memangnya kau memiliki berapa eksekutif?"

"tak banyak, hanya empat"

"terus yang waktu itu?"

"itu eksekutif Blood"

"sebenarnya kau ini apa Kai?"

"aku? Mafia"

Lisa memasang wajah terkejut, sebenarnya ia memang terkejut karena Kai mengakuinya dengan mudah. Waktu awal pertemuan mereka, Kai hanya mengaratakan kalau dia memiliki bisnis gelap.

The Villain.  [Kai x Lalisa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang