22. Chaos

715 113 22
                                    

Semuanya hening, pembawa sidang dari pengadilan berdiri. Membuka map di tangannya dan mulai melakukan pemeriksaan identitas terdakwa.

"Terdakwa dengan nama lahir Kim Kai, tempat tanggal lahir, Suncheon 14 Januari 1994, usia 26 tahun internasional, 27 tahun usia Korea, jenis kelamin laki-laki, kewarganegaraan Korea Selatan, Agama Kristen protestan. Mohon untuk menjawab bila ada kesahan dalam identitas yang saya sebutkan barusan."

Kai mendekatkan microphone pada mulutnya. "tidak, semuanya sudah benar."

"Baik, silahkan untuk jaksa penuntut untuk membacakan dakwaan."

Will berdiri, ia membungkuk sejenak kearah hakim. "mohon izin yang mulia." ia langsung membuka mapnya saat hakim memberi izin. "Terdakwa didakwa atas tindak kejahatan berupa pembunuhan berencana, perdagangan manusia, dan penyeludupan senjata. Tindak kejahatan tersebut dilakukan secara berkelompok, yang mencakup  dalam satu nama, yaitu Black sword. Komplotan tersebut sudah berdiri lebih dari lima puluh tahun dan terdakwa merupakan generasi ke tiga dalam kursi kepemimpinan. Adapun negara yang menjadi bentangan sayap Black Sword diantaranya adalah : Inggris, Jerman, Hongkong, Shanghai, Nigeria, Filipina, Jepang, Rusia, Vietnam, Bulgaria, Prancis, Spayol, Kanada, Mexico, Australia dan Hungaria. Terakhir kali terdakwa melakukan tindakan pidana adalah pada tanggal 14 September tahun ini di Busan pada pukul dua dinihari."

Wang Ziyi bangkit dari duduknya. "Eksepsi yang mulia."

"dipersilahkan"

"catatan tentang penyeludupan senjata itu tidak benar, terdakwa tidak pernah melakukan penyeludupan. Transaksi senjata dilakukan secara terbuka dan ditempat yang jelas. Jikapun terjadi penyeludupan, negara pasti setidaknya menerima satu laporan saksi mata."

Hakim mengangguk dengan tangan yang sibuk menuliskan sesuatu di selembar kertas. "apa dari pihak penuntut memiliki bukti yang bisa mendukung tuntutan."

Will kembali berdiri. "ya yang mulia, izinkan saya untuk memutar sebuah rekaman." ia langsung mengambil sebuah remot yang tersambung pada infocus, dan saat ia menekan tombol disana, munculah rekaman CCTV. " ini adalah CCTV dari sebuah toko di kawasan Ilsan, bisa anda sekalian perhatikan lingkaran merah disini—" sinar laser dari benda ditangannya bergerak melingkari sekitar itu diduga orang-orang tersangka. "rekaman tersebut menunjukan tindak pembunuhan, pelaku menggunakan senjata tajam. Yang menjadi kunci atas asumsi saya adalah tatto pedang hitam di tangan kedua pelaku. Sekian." will membungkuk sejenak sebeleum kemudian kembali duduk.

"penuntut dipersilahkan untuk membacakan surar tuntutan."

Will kembali berdiri, kali ini dengan sebuah map lainnya. "dengan ini, saya menuntut tersangka untuk—"

DOR!

Perkataan Will terputus kala suara tembakan terdengar, para polisi langsung memasuki ruang sidang. Mereka semua mencari yang menjadi sasaran peluru tersebut.

Lisa langsung berlari kearah Kai yang duduk merunduk, dengan segera ia menarik tubuh Kai agar kembali duduk tegak. "no." manik bambi itu bergetar saat melihat pakaian tahanan Kai berubah warna menjadi merah di bagian dada kiri. "Kai," Lisa menepuk pelan pipi sang kekasih, namun sepertinya Kai sudah kehilangan kesadarannya. "MEDIS!"

Tak perlu waktu lama, beberapa orang medis datang dengan tandu. Mereka memindahkan Kai dengan cepat namun hati-hati sebelum kemudian dibawa menuju mobil ambulace diluar.

Lisa menutup wajahnya kacau, tak peduli kalau darah ditangannya berpindah kewajahnya, hingga ia merasakan seseorang memeluknya membuat ia melepaskan tangisannya.

"shhhh, Kai akan baik-baik saja." Ten, orang yang memeluk Lisa mengusap punggung sang sahabat.

Setelah beberapa saat Lisa melepaskan diri dari pelukan Ten. "aku harus mencari orangnya."

The Villain.  [Kai x Lalisa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang