21. The judge

894 113 19
                                    

Kepala polisi Joonmyeon bersadar di kursinya dengan tangan terlipat di dada, ia menatap Kai dengan menantang. "kau mengatakan itu semua dengan gamlang, tak takut kalau nama Kim Taebaek yang selama ini terhormat menjadi tercoreng? Kami bisa saja membeberkannya pada media dan perusahaan besar itu akan hancur."

Kai terbahak, bahkan sampai menutup mulutnya dengan kepalan tangannya yang masih di borgol.

"apa ada yang lucu, Kim Kai-ssi?" sakras kepala polisi Joonmyeon.

Tawa Kai berhenti seketika, ia menatap Joonmyeon tak kalah menantang. "lakukan saja, tapi apa anda pernah berpikir apa yang terjadi kedepannya? Jika perusahaan itu hancur, untuk korea selatan saja, berapa ribu karyawan yang akan kehilangan pekerjaan? Berapa banyak perusahaan yang ikut hancur karena saham terbesar mereka hilang? Berapa puluh persen penurunan pendapatan negara akan turun jika pemasok devisa dan pajak terbesar lenyap? Itu hanya untuk Korea Selatan, belum 34 negara yang juga menjadi sayapnya."

Tangan kepala polisi Joonmyeon mengepal kuat, dia lupa perusahaanana mana yang tengah dibicarakan. Kt. Mega Coopration bukanlah perusahaan yang baru lahir beberapa tahun kebelakang.

Kai menyeringai melihat ekspresi Kepala Polisi Joonmyeon. "jadi, jangan membawa perusahaan dalam kasus ini. Aku mengatakan kebenaran ini karena tak akan ada asap kalau tak ada api, Black Sword berdiri demi mengamankan kelancaran bisnis perusahaan, bukan hanya berdiri secara cuma-cuma."

Ten hanya bisa memijat pelipisnya sendiri menyaksikan keduanya saling menantang satu sama lain, meski ia tahu kalau Kai sepenuhnya memegang kendali akan hal ini.

*
*
*

Entah bagaimana, berita tentang pimpinan mafia sudah tertangkap bocor, sehingga banyak para wartawan yang haus akan berita berdatangan menuju kantor polisi.  Padahal pihak pemerintah sudah sepakat kalau kasus ini akan menjadi kasus tertutup, karena ditakutkan akan membahayakan banyak orang.

Mau tak mau Joonmyeon yang baru selesai mengintrogasi Kai, memberi beberapa keterangan supaya mereka segera pergi dan tak memadati kantor polisi, namun juga namanya pemburu berita, bukannya pergi mereka malah semakin menjadi.

"para wartawan itu seperti semut ketika menemukan gula dan mendapatkan madu sebagai bonus." ujar kepala polisi Joonmyeon yang kini berada di ruangan rapat bersama yang lainnya. Termasuk Lisa yang datang beberapa saat yang lalu.

"sidang akan dilakukan lusa, dan sepertinya akan dilakukan secara terbuka. Para wartawan itu tak akan diam sebelum nafsu mereka terpenuhi." Kepala Polisi Joonmyeon memulai rapat.

"lagi pula jika kita tetap menjalankan sidang tertutup, para wartawan itu akan membuat berita sesuai spekulasi mereka sendiri." jawab Komjen Kim Jennie.

"saya akan berdiri di pihak tersangka."

Perkataan Lisa kontan membuat semua etensi tertuju padanya, Lisa sendiri yang sedari tadi memainkan bolpoinnya mendongak.

"apa yang anda katakan?" tanya Brigadir Lee Minhyuk.

"saya akan berada di pihak tersangka, ini akan menjadi kasus terakhir saya." tegas Lisa.

"apa ada sesuatu hal yang membuat anda mengambil keputusan demikian?" tanya Brigjen Jung Jaehyun.

Lisa mengangguk. "beberapa hal."

Dibawah meja, Ten menggenggam tangan Lisa yang mengepal. Ia tahu kalau ini sebuah ujian besar untuk Lisa hadapi, tekanan Lisa dapatkan dari berbagai arah.

"saya hanya ingin membua mata dunia kalau selama ini yang mereka anggap buruk itu tak selamanya buruk." lanjut Lisa. "kami akan menurunkan dua pengacara dan cukup banyak saksi, saya harap jaksa yang negara turunkan benar-benar netral. Tidak bersikeras menuntut hanya karena gelar mafia yang disandang tersangka, membuktikan bahwa hukum negara ini benar-benar transparan." ia bangkit dari duduknya. "saya permisi karena masih banyak hal yang harus kami siapkan." ia melenggang setelah membungkuk sejenak.

The Villain.  [Kai x Lalisa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang