pertemuan pertama

7 0 0
                                    

"terima kasih untuk tumpangan-nya,"

"dengan senang hati menolong pejuang sihir kita~ aku akan sangat senang kalau kau mau melakukan pertunjukan yang indah itu untuk anak-anak ku lagi nanti"

"tentu, kami pergi sekarang, sekali lagi terima kasih"

"HWAAAAAK~(*terbang kembali*)

**mereka kembali berjalan, menelusuri, padang yang hijau.. sampai akhirnya mereka memasuki hutan lagi, untungnya hutan ini sudah kembali normal, warna pepohonan dan suasananya sudah sewajarnya sebuah hutan.

"akhirnya, kita bisa mencari sesuatu untuk dimakan^^, tapi- kau kenapa diam mulu, dari semalam sampai sekarang?"

"pemanah sihir"

"?? kenapa"

" kau tau saat kita terbang tadi.. aku sempat melihat kebawah. bukan hanya seorang ada banyak orang, yang terkurung dalam hutan itu dan mereka memakan sesama mereka, hoek! aku merasa ngeri dan langsung menyesal sudah melihatnya"

"yang, penting kita sudah keluar dari sana. ayo- kita mencari sesuatu untuk dimakan!"

" baik-"

** mereka mencari makan, sambil kuki berusaha menghilangkan pikiran tentang orang-orang yang menjadi kanibal itu(menyesal telah melihat kebawah). setelah menemukan makanan, mereka melanjutkan perjalanan. belum lama berjalan mereka langsung menemukan sebuah desa.

"nah, kau lihat ada desa ayo"

"uh- sebenarnya aku tiba-tiba merasa ngeri pada desa itu (*bergumam*)

" kau bilang apa?"

"kak, kita lewati desa ini ya. aku bisa bertahan sampai desa berikutnya."

"kita, istirahat dulu, kau coba tenangkan dan lupakan apa yang kau lihat di hutan itu-"

"tapi, suasana-nya sama seperti di hutan sangat sepi dan tidak layak-"

"halo, kalian pendatang~"(*suara dari belakang kuki*)

"WOOAH!"

"halo, nyonya-"

"satu, kamar untuk pasangan~"

"b-"

"iya, terima kasih" (*kata kuki memotong kata pemanah sihir*)

"Ooh, bukan pasangan ya~ dua kamar untuk dua temanan ini(senyum kecil)"

"hii-!(kuki merinding dengan senyum dari ibu-ibu itu)

"terima kasih, kau sangat baik nyonya"

"mari, biar saya antarkan kalian dan menjelaskan sedikit tentang desa ini. desa ini sepi karena penduduk disini sedang istirahat~ karena desa ini selalu mengadakan acara pada malam hari setiap hari. nah.. ini dia penginapan kalian ini kunci kalian masuklah kedalam kamar sesuai nomor pada kunci itu, oh, ya~ semalam ada pemuda yang juga datang kemari. dia juga menginap disini, mungkin sedang tidur~ hoho. dia makan banyak di acara semalam~ kalian juga harus banyak istirahat.. lihat ini kau gadis yang sangat kurus makanlah yang banyak, ya-ampun pasti perjalananmu membuat badan mu turun. sangat kurus iiih-"

"hahah,, terima kasih kau sangat baik~" (*kata pemanah ramah*)

"selamat beristirahat~ (senyum)" (*wanita itu pun pergi*)

"(kuki merinding 2)"

"nyonya itu baik sekali ya- !? kuki kau kenapa diam saja dari tadi? dan tolong berhentilah merinding, kau membuatku-"

"maaf, tapi- aku boleh tidur dengan mu saja?"(*memotong kata-kata pemanah sihir*)

"jangan gila-"

"aku mohon~"-pinta kuki

"kuki-"

"ayo,lah.. kau kan kakak ku.."

"tapi, aku tidak ingat pernah punya seorang adik perempuan, sudahlah berhenti bertingkah, masuklah ke kamarmu! aku akan masuk ke kamarku sesudah mu"

"baik-(*masuk ke kamarnya yang bernomor 04 pelan-pelan*)- permi~si~? aku akan menggunakan k-kamar ini semalam saja, t-terima kasih"

"huft~ dasar"(*memasuki kamarnya yang bernomor 08*)

** mereka beristirahat sepanjang hari, sore-nya

..tok..tok..tok..(*ketukan pintu*)

"kuki? kau disana?.. kuki? apa kau masih hi-"

..ceklek..(*membuka pintu*)

"iya, syukurlah- eh? siapa dia?"

"??- oh, selamat sore~"

"hm?(*memandang kearah pemanah sihir dan kuki*) pengunjung ya?"

"iya baru siang tadi kami tiba"

"ah, iya.. selamat sore"(*meninggalkan pemanah sihir dan kuki*)

"-- kau lihat, tak ada yang perlu kau takutkan"

"iya(*melihat kearah pria yang sudah pasti dialah yang di maksud wanita tua waktu mereka datang*)

"ayo, kata nyonya yang tadi siang, mereka sedang menyiapkan acaranya sudah ada orang dari desa lain yang berkunjung untuk acara"

"ya- (*mengikuti pemanah sihir dari belakang*)"

**mereka tiba di tengah desa, dan sudah ramai, banyak orang yang berdatangan dari luar desa entah dari mana mereka datang, tapi yang lebih aneh adalah penduduk desa itu semua sangat kurus kecuali, wanita yang menjadi penerima tamu di dekat air mancur, depan gerbang desa

"(aneh, aku tidak bisa berhenti merinding, rasanya ada yang tidak beres dengan desa ini)"

"kau-(*menghampiri kuki*) maaf untuk kesan pertama yang tidak mengesankan itu, tapi tolong jangan makan dan minum terlalu banyak seenak apapun makanan dan minuman-nya"(*lalu pergi meninggalkan kuki, dan mencoba berbagai makanan dan minuman*)

"kuki kau cobalah sesuatu makanan disini enak"-pemanah sihir

"kakak- aku sedang puasa, dan tolong puasa-lah denganku. makanan disini sangat berlemak tidak baik buat kesehatan-"

"oho, apa yang kau bicarakan~ kepuasan tamu adalah prioritas kami, tolong nikmatilah"

"--baik-- / astaga~ dia muncul tiba-tiba sangat mengejutkan! eh? kakak-"

"kau benar, tapi makanlah sedikit. ?!, apa kau mencium sesuatu?"

"apa?- (*memakan sedikit dari pemanah sihir*)

"bukan apa-apa"

"kakak- lihat pria itu! dia nyobain banyak makanan tapi gk besar-besar aja"

"aku mengerti. kuki jangan makan banyak ya~ aku kembali ke penginapan duluan"

"baik-( berkeliling, sambil mencoba makanan*)

** saat kuki berkeliling, pemanah sihir kembali ke penginapan

".. masih ada untunglah, (seharusnya aku percaya pada kuki, tidak heran ia membawa pedang nya kemana-pun)"
...tok,tok,tok...

"permisi.."

"[ceklek] ah, halo- anda yang tadi sore"

"bisa kita bicara sebentar?"

"tentu, silahkan masuk"

*(di kamarnya 08)

"aku akan langsung pada intinya. apa kau pejuang sihir?"

"(energi sihir!) kau--?"

"sudah, ku duga- aku juga adalah pejuang sihir"

***
... to the next, yuk>>

Pemanah sihirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang