Pesawat komersial dengan nomor penerbangan EVT 308 mendarat sempurna di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai.
Daisy terbangun dari tidur dan terkejut mendapati selimut pesawat sudah membungkus tubuhnya. Dilepaskannya selimut itu sambil mengucapkan terima kasih pada penumpang di sebelah.
"Thank you, for the blanket."
Wanita tua di sebelahnya kelihatan bingung, meski akhirnya mengangguk juga.
Bali. Akhirnya sampai juga ia di Bali. Ini gila dan sulit dipercaya. Daisy enam tahun yang lalu maupun Daisy yang kemarin sore, tidak akan mungkin melakukan hal seperti ini. Meninggalkan pesawat dengan tujuan awal Singapura untuk kabur ke Bali. Gila.
Daisy menarik napas dalam-dalam sambil melepaskan sabuk pengaman. Jantungnya berdebar kencang. Mungkinkah sensasi seperti ini yang dirasakan semua penjahat sebelum melakukan aksi mereka?
Meskipun Daisy tidak menganggap yang dilakukannya ini jahat. Ia hanya melalaikan tugasnya sebagai penerus Oma Elizabeth di perusahaan Yasa. Bukan sesuatu yang jahat, kan? Iya, kan?
Begitu lorong pesawat mulai dipenuhi penumpang, Daisy langsung tersentak dari lamunan. Buru-buru ia mengenakan masker, tak lupa menggulung rambut pirangnya dan menyembunyikannya ke dalam topi.
Lebih baik orang-orang ini tidak tahu dirinya. Karena Daisy tidak memiliki keistimewaan seperti orang lain yang bebas mengembara tanpa menyembunyikan identitas.
Semua orang mengenalnya sebagai Daisy Yasa, meski nama aslinya adalah Daisy Rieza Tedjakusuma. Nama Yasa diambil dari Elizabeth Yasa—Oma Daisy yang kebetulan sekali, adalah wanita pengusaha tersukses dan terkaya se-Asia. Dan Daisy adalah cicit dari mendiang Toni Yasa—yang kebetulan juga, adalah pengusaha ternama yang dijuluki Naga Asia karena kekayaan dan kehebatannya.
Semua orang kenal siapa keluarga Yasa. Yang dilakukan perusahaan Yasa 'hanya' membangun beberapa gedung penting di negara Asia dan menelurkan hotel serta resort yang tersebar dari Batam hingga Maldives, serta memiliki industri perkapalan nomor satu. Dan semua itu kini menjadi milik Oma Elizabeth.
Oma Eliz sebenarnya memiliki tiga kakak dan banyak keponakan. Semua adalah lulusan universitas terbaik dan memiliki peluang untuk memimpin perusahaan. Tapi Oma enggan melepaskannya pada siapa pun selain Daisy. Hanya Daisy yang Oma inginkan untuk menggantikannya, meski sang cucu jelas-jelas lebih mencintai musik dan sudah memiliki pekerjaan sebagai asisten dosen di Royal College of Music di London.
Sejak kecil Daisy tidak memiliki kebebasan seperti anak-anak lain. Garis hidupnya sudah ditentukan, mulai dari pasangan hingga masa depan. Bahkan saat Daisy berumur enam belas tahun, ia telah dijodohkan dengan Zane Tse—adik dari Agni yang adalah sahabat baiknya sendiri. Zane seumuran dengannya, berasal dari keluarga berada, tampan, cerdas, bermulut manis, dan diyakini Oma sebagai anak baik-baik yang paling pantas bersanding dengan cucu semata wayangnya.
Sayangnya perjodohan itu tidak berhasil. Hampir enam tahun Daisy bertahan meski ia tidak pernah mencintai pemuda itu. Selama itu pula ia diam setiap kali Zane menorehkan luka psikis terhadapnya. Hingga tepat dua hari lalu, Daisy akhirnya bersuara. Ia memutuskan pertunangan itu.
"Kamu nggak mau bertunangan dengan Zane, baik, Oma hormati keputusan kamu. Tapi untuk yang satu ini Oma nggak bisa kasih kamu pilihan. Kamu adalah penerus Yasa. Tempat kamu di sini. Datanglah ke Singapura. Kamu mulai bekerja besok."
Selama enam tahun ia selalu diam dan pasrah menerima apa pun garis hidup yang telah ditentukan untuknya. Hari ini ia memutuskan cukup. Alih-alih terbang ke Singapura untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan Oma, Daisy melarikan diri terbang ke Bali.
![](https://img.wattpad.com/cover/194699190-288-k847168.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Every Little Thing
Romance1. Dilarang memplagiat cerita ini 2. Dilarang memposting ulang cerita ini entah itu di Wattpad maupun 'CUMA' di Twitter atau Instagram 3. Mencopy paste cerita aku dan mengganti nama tokohnya, itu salah. [Kelanjutan dari Everything] Setelah pertunang...