Bagian 3

59 16 8
                                    

Keringat bercucuran dari dahi Selda dan Abel. Kini mereka berada di kantin untuk membeli air mineral sedangkan Dira sudah kembali ke kelas lebih dulu.

Selda meneguk air mineralnya sampai tandas, ia sangat-sangat haus setelah membersihkan gedung olahraga bersama Abel dan Dira.
Sejak membersihkan tadi Selda tak henti-hentinya mengumpat, ia sangat kesal dengan 5 cowok tadi. Berani-beraninya mereka pergi begitu saja, jika bertemu dengan mereka lagi Selda ingin memberi mereka pelajaran.

"Bel lo tahu mereka gak sih?" Tanya Selda pada Abel.

"Maksud lo lima cowok tadi?" Tanya Abel.

"Iya" jawab Selda.

"Gue tahu mereka semua, soalnya tadi malam gue habis stalker Instagram cogan-cogan Sma Praharja, terus gue juga denger-denger gosip gitu" ucap Abel dengan menunjukkan deretan gigi putihnya.

Beginilah Abel, ia nomor satu jika menyangkut masalah gosip dan cogan-cogan. Tidak heran, karena meskipun belum satu bulan bersekolah di sini Abel sudah ikut serta dalam grup gosip Sma Praharja.

"Pikiran lo cogan terus bel, jangan-jangan lo sekolah di sini karena banyak cogan" ucap Selda dengan memutar kedua bola matanya malas.

"True" Abel menyengir.

Selda menganga, "Sudah ku duga" ucap Selda.

"Lebih baik sekarang gue jelasin aja siapa mereka" Abel menjeda ucapannya, "jadi, mereka berlima tadi punya geng namanya Vegaseva, mereka kelas sepuluh sama kayak kita, geng Vegaseva itu udah mereka bentuk dari Smp. tadi cowok yang dingin itu namanya Alden Ataric Samudra, lo tadi juga udah baca tag name dia kan. Dia adalah anak dari donatur terbesar di sekolah kita" jelas Abel.

Selda membulatkan matanya, "jadi dia anaknya donatur terbesar sekolah kita?, pantesan aja dia sok banget jadi orang" ucap Selda.

"Gue saranin lo jangan cari masalah deh Sel sama mereka" ucap Abel memperingatkan.

"Gue gak bakal cari masalah kalo dia gak bikin masalah duluan" ucap Selda membela dirinya.

Abel menghela nafas, "terserah lo aja Sel, pokoknya gue udah peringatin lo" ucap Abel.

"Iya" ucap Selda malas, "terus teman-temannya yang tadi, namanya siapa?" Tanya Selda.

"Jadi yang pakai hoddie tadi namanya Lingga, yang pakai Bandana namanya Samuel, dan lo liat ada yang wajahnya kembar kan tadi?" Abel menjeda ucapanya, "itu Elvano sama Elvaro, mereka itu kembar" lanjut Abel.

"Ohh" ucap Selda singkat.

"Tapi, denger-denger sih di sekolah ini juga ada geng lain, katanya geng itu juga berkuas di sekolah. Soalnya salah satu dari mereka adalah cucu dari pemilik sekolah" ucap Abel.

"Gue heran, padahal yang punya kekuasaan sebernya itu keluarga mereka. Tapi, kenapa mereka yang sok di sini" ucap Selda dengan kesal. Pasalnya, untuk apa mereka membangga-banggakan dirinya dengan kekayaan orangtuanya?, bukankah kekayaan itu hasil dari jerih payah orangtuanya?.

"Ya mungkin mereka merasa lebih di pandang tinggi karena kekuasaan keluarganya" ucap Abel.

"Btw, geng Vambloss itu mereka kelas berapa?" tanya Selda, entah mengapa jiwa ingin tahunya saat ini muncul.

"Mereka kelas XI Ips 5" jawab Abel, dengan semangat. Karena jarang-jarang Selda tertarik dengan sebuah topik gosip, apalagi jika membahas geng-geng seperti ini.

"Siapa aja mereka?" tanya Selda. Entah mengapa kali ini ia benar-benar ingin tahu?.

"Jadi leader mereka namanya Davian" Abel menjeda ucapannya, "kalau anggotanya, Alta, Bilman, Aland, Juwan" lanjut Abel.

"Ohh" ucap Selda sambil mengangguk faham.

"Sel balik ke kelas yuk, udah jam pelajaran ke tiga" lanjut Abel, sambil melirik jam tangan yang ia pakai.

Selda menghela nafas, "kuylah" ucap Selda.

***

"Permisi bu" ucap Selda dan Abel bebarengan.

"Dari mana kalian?" Tanya bu Erni yang kini sedang mengajar di kelas Selda dan Abel.

"Kita habis menjalankan hukuman bu" ucap Selda.

"Bohong bu, mereka katanya males ngikutin pelajaran ibu" ucap salah satu murid.

Selda dan Abel langsung mecari sumber suara.

Selda membulatkan matanya, 'kenapa gue satu kelas sama lima cowok sok tadi' batin Selda, "pantesan songong, ternyata lo" ucap Selda yang memandang sinis ke arah Alden.

Selda dan Abel baru mengetahui jika ternyata mereka satu kelas dengan Alden dan gengnya. Karena sebelumnya semasa MOS sampai pembagian kelas mereka tidak pernah masuk, dan baru masuk hari ini.

"Bukan urusan lo" ucap Alden dingin.

"Tidak usah berdebat, kalian berdua silahkan duduk" ucap bu Erni dengan nada tidak ingin di bantah.

"Kok di suruh duduk sih bu, harusnya mereka di kasih hukuman" ucap Samuel mengompori.

"Iya bu, biar kapok mereka" timpal Elvaro.

"Mereka pantes dapet hukuman, setuju kan guys?" ucap Lingga sambil menatap tajam teman-teman sekelasnya.

Melihat tatapan tajam dari Lingga teman-temannya bergidik ngeri meskipun tatapannya tidak se tajam tatapan Alden.
"Setuju" ucap seluruh murid kecuali Vegaseva, Selda dan Abel.
"Dasar gak tau malu, jelas-jelas lo tadi tahu kalo gue sama Abel kena hukum. Kita telat juga gara-gara lo yang ninggalin hukuman gitu aja" ucap Selda dengan kesal

"Suka-suka kita dong" sambar Elvano dengan sedikit meninggikan suaranya.

Selda menatap Alden dan teman-temannya dengan tajam, "Dasar gak bertanggung jawab" ucap Selda dengan kesal.

"Ter--" ucapan Elvaro di potong oleh bu Erni.

"Sudah, tidak usah ribut lagi. Jika kalian masih ingin ribut silahkan di luar" tegas bu Erni.

***

Bel istirahat berbunyi nyaring membuat sebagian murid berhamburan keluar menuju kantin, perpustakaan, atau sekedar duduk-duduk di depan kelas. Sebagian dari mereka juga ada yang memilih tetap berada di dalam kelas sambil bermain handphone maupun membaca novel.

"Sel gue mau ke kantin, ikut gak?" Tanya Abel.

"Enggak deh bel, males gue" jawab Selda.

"Mau nitip?" Tanya Abel.

"Jus Alpukat aja" jawab Selda.

"Oke" ucap Abel lalu melenggang pergi.

Selda mengmbil novel yang genre fiksi remaja yang berada di dalam tasnya. Selda sangat menyukai novel, apalagi yang ber genre fiksi remaja. Saat jam istirahat Selda lebih senang berada di kelas untuk membaca novel.

Belum selesai Selda membaca satu halaman, Abel sudah kembali dengan wajah panik.

"Sel" panggil Abel.

"Gak jadi ke kantin?" Tanya Selda, melihat Abel yang tidak membawa apapun di tangannya.

"Ada kabar buruk" ucap Abel dengan panik.

"Ada apa?" Tanya Selda dengan bingung.

"Ikut gue" ucap Abel sambil menarik tangan Selda.

Jangan lupa VotMen😊

SeldaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang