Bagian 10

34 10 1
                                    

"Seragam kamu mana dek?" tanya Rafka pada Selda.

Kini mereka berdua berada di perjalanan pulang. kali ini Selda pulang bersama Rafka dengan di jemput sopir. Biasanya Selda pulang dan berangkat bersama Abel, karena Abel yang malas berangkat sendiri katanya. Tetapi tadi Abel di antar oleh ayahnya karena motor Abel berada di bengkel.

"Em, seragam aku tadi gak sengaja ketumpahan air" alibi Selda.

"Lain kali hati-hati dek" ucap Rafka.

"Iya kak" Selda tersenyum kikuk.

Setelahnya hanya ada keheningan. Rafka dan Selda sama-sama bergulat dengan pikirannya masing-masing, hingga Selda kembali memulai topik.

"Kak" panggil Selda.

Rafka membetulkan kacamatanya lalu mengarahkan padangannya pada Selda, "Iya dek?."

"Ada yang bully kakak lagi nggak?" tanya Selda.

Rafka tersenyum, "Enggak ada kok dek" jawab Rafka.

Selda menghbuskan nafas lega, "Syukurlah kalau gitu" ucap Selda.

"Kakak malah takut kalau kamu yang di bully" ucap Rafka.

Selda tersenyum paksa, "gak mungkin lah kak" ucap Selda.

"Kakak takut kalau misalnya kamu di bully, kakak gak bisa lindungin kamu" ucap Rafka, "Seharusnya kakak harus bisa jadi kakak yang baik dan jadi pelindung untuk kamu, bukan malah kamu yang lindungin kakak" lanjut Rafka dengan menunduk.

Seketika hati Selda merasakan nyeri hatinya mendengar ucapan Rafka. Sungguh Selda tak ingin di lindungi oleh Rafka. Baginya cukup Rafka tidak di bully dan nbisa hidup tenang, itu sudah cukup. Karena bahagia bagi Selda adalah ketika kakaknya bahagia.

"Kak, Selda gak di bully kok. Kakak gak usah ngomong gitu lagi, Selda bisa kok ngelindungi diri sendiri" ucap Selda dengan tersenyum paksa.

"Kamu gak bohong kan dek?" tanya Rafka yang melihat raut wajah Selda sedikit berbeda.

"Selda gak bisa bohong sama kakak" ucap Selda, lalu memeluk Rafka dan Rafka membalas pelukan Selda.

"Kakak sayang sama kamu" ucap Rafka.

"Aku juga sayang kakak" ucap Selda.

***

"Bro, lo ngerasa udah keterlaluan gak sih?" ucap Bilman memecah keheningan.

"Hm?"

"Ck. Gak pekah banget sih" ucap Bilman berdecak sebal.

Kini Davian dan gengnya berada di rumah Davian, tepatnya di kamar Davian.
Mereka semua sedang sibuk dengan ponselnya masing-masing.

"Kalo menurut gue nih ya, lo agak keterlaluan deh kayaknya. Lo ngerasa gitu gak sih?" sahut Aland, sambil terus memainkan game online yang berada di handphonenya.

"Hm?" hanya itu kata yang keluar dari mulut Davian.

"Maksud mereka itu, lo merasa keterlaluan gak sama apa yang udah lo lakuin sama Selda tadi?, lo kan udah udah bully dia lumayan parah" jelas Alta.

"Gak, b aja. Gue malah pengen bully dia lagi" ucap Davian acuh.

"Beneran b aja bro?, dia cewek loh" ucap Juwan.

"Siapa juga yang bilang Selda banci" ucap Davian santai.

"Gak gitu juga Dave. maksud kita, Selda kan cewek jadi lo gak ngerasa jadi cowok banci gitu udah bully Selda kayak gitu" ucap Aland jujur.

Alta, Juwan dan Bilman memandang Aland tajam. Sedangkan Davian hanya bersikap biasa saja.

Aland menggaruk tengkuknya, "gue salah ngomong ya?" tanya Aland binggung.

SeldaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang