Bagian 9

41 9 2
                                    

Abel dan Mareta menghampiri Selda yang mematung di tempat.

"Sel lo gapapa?" tanya Abel dengan wajah panik.

Selda hanya terdiam.

"Sel" panggil Mareta.

"Eh i-iya" ucap Selda terbata.

"Btw, lo tadi keren banget Sel" ucap Mareta sambil mengacungkan dua jari jempolnya.

"Biasa aja," ucap Selda sambil tersenyum kaku.

"Luar biasa itu mah" ucap Mareta, "apalagi lo cewek pertama yang berani ngelawan Davian," lanjut Mareta.

"Tapi mereka udah keterlaluan banget, sebaiknya lo laporin ke guru BK aja Sel," ucap Abel.

"Gue gapapa kok, gue malah takut kalo gue laporin mereka malah yang di bully kakak gue" ucap Selda, "gue gapapa di bully yang penting jangan kakak gue," lanjut Selda dengan tersenyum.

Mareta dan Abel menatap Selda iba, "Maafin kita ya Sel, kita gak bisa berbuat banyak buat bantuin lo," ucap Abel.

"Gue gak mau kalian bantuin gue, cukup kalian ada di saat kayak gini, gue udah seneng," ucap Selda sambil tersenyum.

"Yaudah sekrang lo bersihin badan lo dulu," ucap Mareta.

"Siap" ucap Selda.

"Tapi Sel, seragam lo gimana?" tanya Abel dengan bingung.

"Tenang aja, ada seragam olahraga di loker gue," ucap Selda.

"Yaudah yuk," ucap Abel dan di angguki Selda serta Mareta.

"Kalian duluan aja, nanti kalian telat masuk kelasnya," ucap Selda.

"Tenang aja Sel, guru-guru sekarang rapat sampai jam pelajaran ke empat," ucap Mareta.

"Kalo gitu habis ini anterin gue ke kantin dulu ya, soalnya tadi gue belum sarapan," ucap Abel.

***
Selda, Abel dan Mareta memasuki ruang kelas yang bertuliskan 10 Ips 3. Di dalam ruangan ini hanya ada kebisingan karena guru yang belum datang.

"Woy Sel, perasaan hari ini gak ada pelajaran olahraga," ucap Gabril, ketua kelas 10 Ips 3.

"Bacod lo," sahut Mareta dengan mendelik.

"Ngegas aja lo kayak emak-emak lagi dapet," ucap Gabril.

"Seragam gue basah," ucap Selda lalu duduk di bangkunya.

Beberapa saat kemudian kebisingan yang ada di kelas 10 Ips 3 lenyap seketika, karena kedatangan Bu Endang, wali kelas sekaligus guru Geografi datang.

"Materi minggu lalu, saya sudah menjelaskan tentang konsep lokasi relatif, sekarang Ibu akan mengulangnya sedikit untuk memastikan bahwa kalian sudah faham," ucap Bu Endang.

Semua murid menatap Bu Endang dengan serius meskipun sebenarnya kebanyakan dari mereka sedang bergulat dengan pikirannya masing-masing. Termasuk Selda dan Alden.

"Lingga, coba kamu jelaskan pengertian konsep lokasi relatif dan berikan contohnya," ucap Bu Endang.

"Konsep lokasi relatif adalah konsep yang tidak tetap atau berpindah-pindah, contonya perasaan," jelas Lingga dengan santai.

Seketika kelas 10 ips 3 tertawa, sedangkan Bu Endang menganga di buatnya. Sebenarnya penjelasan Lingga sudah benar hanya saja contoh yang di berikan Lingga jelas ngawur.

"Kenapa contonya perasaan?" tanya Bu Endang.

"Karena perasaan saya tidak menetap pada satu cewek dan masih berpindah-pindah," jawab Lingga dengan santai.

SeldaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang