Untuk sebuah cerita, ditepi memori kepala. Membentang membentuk aksara. Ditepian nestapa, kubaca cerita tua, menetes air mata. Seorang wanita lenyap tanpa terasa, sembunyi tak ingin dijumpa.
Lelaki tanpa rupa, selalu berpura-pura, mengekang dirinya hingga melahap jiwa.
Di sudut kepala, kamu duduk sambil cerita; indahnya masa saat luka belum menganga. Berkeliling ria sambil tertawa memegang rindu dan lara.
Mengundang penyesalan.
Melahap kebahagiaan.
Engkau pergi berjasad tetapi menetap secara ghaib.
Wanita yang memesona masih giat membuka lembar buku tua di laci kepala.Aku ingin membakar buku tua itu, agar engkau pergi dari sudut kepalaku.
Namun, siapa kiranya yg dapat membakar kenangan?
@adiratnasafir
![](https://img.wattpad.com/cover/191930018-288-k674526.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsip Puisi Tu(a)n
PoésieBerdoalah, kepada-Nya yang memberimu hati Pun patah- hati yang kausengaja ||Toeanpelaoet Note: Puisi yang saya publish di sini adalah puisi lama yang saya buat. Maksudku puisi yg masih banyak salahnya. Saya simpan disini untuk suatu saat akan d...