🍹

2.2K 289 3
                                    

Minho terkikik pelan ketika Jisung mengerutkan keningnya dalam tidurnya. Ia masih mengganggu Namja tupai itu dan terkikik.

Tiba tiba jarinya yang ia gunakan untuk mengganggu tidur Jisung di tangkap. Perlahan kelopak mata itu terbuka,

"Pagi!" Sapa Minho tersenyum. Memamerkan gigi kelincinya yang lucu. Jisung kembali memejamkan matanya.

"Jisung, aku buat mie ya ?" Tangannya bergerak gerak menggoncang tubuh Jisung.

Jisung membuka matanya malas. "Tidak, Minho. Terlalu banyak mengkonsumsi mie instan akan membuatmu terkena penyakit usus buntu." Larang Jisung. Suaranya sedikit serak akibat baru bangun tidur.

Minho memajukan bibirnya, mengembungkan kedua pipinya dan menatap Jisung lucu.

"Sayang, kau bisa makan apapun yang kau mau kecuali fastfood dan junkfood. Kau tak mau menjaga dirimu agar tetap sehat dan selalu bersamaku ?" Bujuk Jisung dengan nada lembut dan sorot mata teduh.

Minho tidak bisa melawan lagi. "Urrgh okey!" Minho benci kalah dalam berdebat. Tapi ia tidak bisa melawan jika Jisung sudah membujuknya dengan manis seperti ini. Dia lemah.

"Lagipula makan makanan yang terlalu banyak mengandung micin dapat membuatmu tambah bodoh, Minho-ah." Jisung mengedip matanya pelan ke arah Minho yang memanas. Pipi merah merekah cantik. Merona antara kesal dan tersipu.

"Geez, thanks! If i didn't like you so much, i might've just slapped you for saying that."

Jisung terkekeh. Menarik tubuh telanjang Minho untuk semakin dekat, dan segera mencuri ciuman dari bibir pemuda cantik itu sekilas.

"Kok sebentar ?!" Rengut Minho. Ciuman itu saja hanya berdurasi secepat kedipan mata.

Minho mendekatkan kembali wajahnya dan memiringkannya, memposisikan kepalanya yang pas untuk berciuman. Menutup kedua matanya saat lidah Jisung menyapu permukaan bibirnya dan mulai memasuki rongga mulut Minho.

"Mmhhh." Jisung selalu berhasil membuat Minho mengerang dalam ciuman mereka. Setelah merasa persedian oksigen di paru paru kian menipis, Minho menarik kembali badannya.

"Udah sana, siapkan sarapannya. Aku mau cuci muka dulu," 

Minho mengangguk dan segera bangkit. Ia segera memungut sembarang dan memasang pakaian asal. "Sampai jumpa di meja makan!"

_

Jisung menatap sosis, bacon dan telur mata sapi yang telah di kreasikan secara unik dan cantik oleh Minho di atas meja makan.

Jisung beralih menatap pemuda itu, yang tengah menyendok potong telor mata sapi ke atas roti tawar nya. "Kenapa ? Kata Jisung, Minho boleh makan apapun yang Minho mau." Oh, ternyata dia sedang balas dendam. "I like sunny side up!" Satu gigitan besar memasuki mulutnya yang membuat pipi Minho menggembung lucu. Bekas saus dan remehan roti itu menghiasi sekitaran bibirnya.

Jisung hanya bisa tersenyum geli dan gemas melihat tingkah Namjachingu nya yang tak ubah seperti anak kecil, menarik kursi di depan Minho dan segera duduk. Tangannya segera menarik mangkuk nasi hangat yang telah Minho sediakan.

"Kau tau Jisungie, aku tadi mendengar kabar dari teman teman kampus kalau Hyunjin di temukan dalam keadaan tak layak di gang kumuh. Maksudku, bagaimana dia bisa tiba gang itu dan dalam kondisi mengenaskan ?"

Triing

Garpu Jisung meleset dan mengenai bawahan mangkuk menyebabkan bunyi dentingan yang kencang. Minho sedikit terkejut tapi ia kembali berbicara. "Kota kita tidak aman lagi. Banyak psikopat gila berkeliaran Jisungie, aku takut."

Minho menatap ke arah Jisung seberang, tapi Minho tidak dapat melihat mata Jisung karena tertutup poni panjangnya. Karena posisi Jisung sedang menunduk menatapi makanannya.

"Aku rasa kita harus segera pindah. Kau dengar tidak masalah preman yang di habisi tanpa bola mata di taman ? Aku rasa dia adalah orang yang sama yang menyakiti Hyunjin tanpa belas kasihan." Minho meminum susunya untuk mendorong semua potongan roti hanyut masuk ke dalam perut. Ketika ingin berbicara kembali, Jisung sudah mengangkat wajahnya. "Bisa tidak kau tidak membahas hal ini di meja makan, Minho ?"

Minho segera menatap Jisung kaget. Ia baru pertama kali mendengar Jisung berkata seperti itu. Ini menakutkan, nada Jisung terdengar datar dan dingin. Tak bersahabat.

Jisung menatap tepat ke netra Minho yang tampak binar takut, tak menyangka dan terkejut.

Jisung tersadar apa yang barusan ia lakukan, ia segera menarik senyum di wajahnya "Aku itu tak suka ya, jika kau menbahas orang lain di waktu kita berdua." Senyuman aneh yang baru pertama kali Minho lihat. Seram.

Senyuman yang di buat dan di paksakan.

"Lanjutkan makanmu, dan segera bersiap. Aku akan mengantarmu kuliah hari ini."

Minho mengangguk semangat, kembali memfokuskan ke makanannya. Tapi wajah memanas karena otaknya baru selesai mencerna kejadian dan baru menarik satu kesimpulan atas perubahan sikap Jisung barusan. Dia bahagia mengetahui fakta bahwa Jisung juga bisa cemburu. "Jisung cemburu ya ?" Godanya.

Jisung hanya tersenyum sebagai jawaban. "Sulit untuk tidak cemburu ketika kau benar benar menyukai orang itu. Dan, orang itu banyak di dekati orang lain." walau pada akhirnya aku harus mengusir semua para hama berpotensial merebutmu dariku. Tak apa, itu adalah caraku untuk menjagamu.'

"Aku juga menyukaimu." Balasnya dengan cengiran lucu. Hanya itulah yang Jisung inginkan.

saat Minho menunduk, Jisung menutup mulutnya dan segera pergi ke toilet. Ada perasaan aneh, pahit, dan tak enak di saat bersamaan ketika Minho mulai membahas Hyunjin tadi.

Ia segera memutar keran wastafel dan meminumnya. 'Jadi ini namanya cemburu ? Menjijikan- Tapi bukannya cemburu berasal dari rasa kasih sayang ? Aku memang menyayangi Minho.' Monolog Jisung ke dirinya sendiri.

Tangannya bergerak ke permukaan cermin, mengusap pelan. "Tidak- aku sangat mencintai Minho." Ujarnya dengan senyuman ke arah cermin. Senyuman itu terlihat menakutkan dengan sorot mata gelap dan berbahaya yang terpancar dari netra hazel itu.

_

Lavender [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang