🍹

1.4K 214 6
                                    

*Flashback On

Minho, menatap Namja itu. Namja yang terlihat sangat seksi dan keren di matanya ketika memainkan gitar di atas panggung yang di sediakan khusus oleh Cafe ini. Belum lagi ketika pemuda itu memainkan lagu Bruno Mars - Marry you membuat penggemarnya sukses berjeritan. Minho iri, Dia ingin seperti Yeoja yeoja itu. Dengan bebas berteriak betapa ia menyukai pemuda dengan nama panggung J.One itu.

Minho menelan dalam dalam niatnya  untuk berteriak ala fansgirl atau sekedar menyapa pemuda yang telah sukses menjadi pujaan di hatinya selama 3 bulan ini. Bagi Minho, sekedar menatapnya dari ke jauhan seperti ini sudah cukup untuknya. Sakit hati beberapa tahun lalu sudah cukup jadi pelajaran berharga untuk dirinya sendiri.

Kalau gay itu benar benar hina dan menjijikkan.

Minho nyari tak berkedip ketika J.One itu meneguk air mineral. Terlebih jakunnya naik turun, membuat Minho mendadak haus pula. Lihatlah leher itu mengkilap akibat keringat mengucur membasahi lehernya.

Minho mengulum senyum. Seperti biasa, penampilan J.One selalu memuaskan. Dan, Minho tidak masalah membuang uang banyak untuk masuk cafe seperti ini. Penampilan J.One tidak pernah membuatnya kecewa.
_

Memang penampilan J.one memang tidak pernah mengecewakan, tapi kali ini J.One sendiri sukses membuat Minho kecewa. Bukan perfomanya tapi-- Ketika J.One berbincang dengan ramah ke salah satu Yeoja cantik di sana. Minho dapat melihat dengan jelas meski posisi duduknya jauh di pojok dekat jendela. Karena posisi mereka terlalu strategis dan mencolok. J.One terlihat senang dan bahagia berbincang dengan Yeoja itu. Di tambah Yeoja itu benar benar cantik. Siapa yang tidak mengenal Shin Yuna dan gengsnya ?

Minho segera bangkit dan membereskan barangnya, bahkan Minho pergi meninggalkan Cafe itu sebelum melihat J.One beraksi di atas panggung malam itu.  Hatinya masih sakit melihat pemandangan itu.

Haruskah Minho memencet tombol menyerah ?

_
Minho menjadi jauh pendiam dari sebelumnya. Felix, adiknya jadi heran sendiri dengan tingkah laku sang abang.

Minho berusaha keras menolak suara hatinya yang terus menyuruhnya untuk pergi ke Cafe itu.

Jika terus melihat interaksi mereka kemarin, apa Minho akan kuat ? Apa Minho bisa menikmati perfoma J.One tanpa terganggu ? Jawabnya tidak. Minho tidak bisa.

Minho berhenti menyukai J.One mulai hari itu. Meng-unfoll semua akun sosial milik lelaki itu. Minho yakin sekali, hilang satu penggemar menjijikkan seperti dirinya tak akan berarti apapun untuk J.One yang terkenal di atas panggung sana.

Tanpa Minho pergi ke Cafe itu, Minho tahu pasti apa alur selanjutnya dari interaksi si keren J.One dan si cantik Yuna.

Malam itu Minho kembali menyakiti dirinya sendiri seperti ia lakukan dulu.

"Ini jauh lebih baik," Gumamnya. Melihat bekas melintang di tangannya tapi tidak cukup dalam.
_

Minho terpaku ketika membuka pintu untuk tamu adiknya. Ia tak menyangka J.One dan adiknya dekat.

Terlebih dengan santai nya Felix mengatakan lelaki itu akan menginap di rumah mereka karena ayah dan ibu tengah pergi keluar kota untuk dua hari.

"Lix,"

"Hyung juga harus bergabung. Apa Hyung pikir Felix tidak tahu apa yang terjadi huh ?" Felix menarik paksa tangan Minho dan menurunkan lengan baju panjang itu. Felix membola. "Ini luka baru ?!" Bentaknya.

"Lix, jangan keras keras nanti temanmu dengar. Hyung jadi tidak enak," Selain itu Hyung tidak mau memperlihatkan pada namja yang hyung sukai tentang betapa menjijikkan bekas luka ini,' Lanjut Minho dalam hati. Tak mau memberitahu adiknya.

"Hyung, kau harus tidur denganku dan Jisung. Kalau ku meninggalkanmu sendirian lagi seperti dua hari lalu luka ini akan bertambah banyak." Putus Felix telak.

"Ta-tapi Lix."

"Jika kau memberontak. Aku akan meminta Appa untuk mengirimu ke rumah sakit jiwa lagi, Hyung," Ancam Felix main main. Tapi bukan ancaman Felix membuat Minho ketakutan. Kenyataan bahwa Jisung berdiri di belakang mereka. Pasti bisa mendengar dengan jelas perkataan Felix.

Minho dapat melihat tatapan Jisung yang sulit di artikan. Di dalam hati Minho mengerti maksud dari tatapan Jisung.

Tatapan Jijik.

Meski tidak kentara.

Gay, seksual yang menyimpang menyedihkan, mantan pasien rumah sakit jiwa, suka menyiksa diri sendiri. Apalagi setelah itu ?

Rasanya Minho ingin segera lenyap dari hadapan Jisung dan Felix.




_
Privet!
Ada dua chapter flashback nya ~(-3-)~
Sebenarnya gk ada hubungan erat antara satu chapter dgn chapter lain. Tapi aku suka nulisnya seperti ini :'))

Jgn demo aku karena aku nulis cerita dgn konflik ringan hehehehehe

Lavender [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang