🍳🍳

3K 306 17
                                    

Menikmati sore, berjalan bersama sambil bergandengan tangan di taman yang masih sekitaran kompleks adalah hal yang paling Minho sukai. Taman yang sangat sedikit sekali pengunjung karena tidak terurus dengan baik oleh warga warga sekitar.

Jisung menarik Minho untuk duduk di salah bangku taman yang sudah berkaratan tapi nyaman dan bersih.

"Minho, bagaimana harimu di kampus tadi, hm ?"

"Baik. Tapi Hyunjin sering mengusikku. Sedikit menyebalkan sebenarnya." Adu Minho masih sedikit kesal mengingat kejadian di kelas tadi.

"Apa dia tampan ?" Jisung memainkan jari jari imut Minho yang masih di tangannya.

"Hyunjin ?" Minho memikir sejenak. "Dia tampan. Tapi semakin tampannya aku tidak mau melihat wajahnya yang jelek."

"Kenapa ?"

"Aku tak mau lihatnya. Soalnya Hyunjin itu nyebelin orangnya. Suka ngoda, usil, alay, caper, dan gombal. Aku anti dekat dekat dengan pria seperti itu." Kata Minho meluapkan semua gambaran Hyunjin menurut prespektifnya. Jisung diam.

"Aku sukanya pria seperti Jisungie." Goda Minho sambil mengedipkan matanya.

Jisung mengulum senyum. Mengusap surai Minho lembut penuh kasih sayang seperti mengusap kucing. Di kepala Jisung sudah memikirkan skenario skenario yang cocok dan gila untuk membalas Hyunjin. Persetanan status mereka adalah teman dekat. Selama itu membuat Minho terganggu, menggoda Minho, atau apapun itu membuat kucing manisnya terganggu, atau menggoda Kucingnya. Jisung tak akan pernah memaafkannya.

"Jisung tidak cemburu kan ?" Tanya Minho khawatir karena Jisung terdiam dan terlihat seperti melamun.

Jisung tersentak, ia langsung menggeleng cepat. "Apapun itu. Aku percaya sepenuhnya hatiku padamu Minho-ah. Aku tidak cemburu. Aku yakin kau akan selalu menatapku, tidak berpaling sedikitpun," Dan, ku pastikan itu sampai akhir hayatmu. Hanya ada namaku tertoreh di sana, di dalam hatimu.' Lanjut Jisung sambil tersenyum iblis.

Minho tersenyum senang. Memang hal yang paling mendasar dalam menjalin hubungan percintaan adalah saling mempercaya satu sama lain.

Minho tahu Jisung akan selalu bersikap dewasa. Tak akan bertingkah seperti anak kecil yang mudah cemburu sepertinya.

"Lagipula yang harus cemburu itu aku! Lee Minho bodoh yang selalu berharap Han Jisung tampan selalu melihatku." Dia menyengir, memamerkan barisan gigi rapi dan gigi kelinci imutnya.

Tangan Jisung melepaskan jari Minho, terangkat ke atas memegang dagu Minho dan memaksanya mendongak. Minho terkikik geli dan menutup kedua matanya, ia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Karena ada bibir lain telah menutup sempurna bibir tipis milik Minho.

Kedua bibirnya di lumat pelan oleh Jisung, lidah yang selalu terasa manis di indra pengecap Minho karena Jisung suka sekali makan sesuatu yang manis seperti cokelat dan Minho, Jisung mulai menyapa lidah Minho untuk mengajak berbelit.

"Mmhhh Jisung-hh."

Tak perduli ludah mereka bercampur menjadi satu dan mengalir di sudut bibir Minho. Tangan Minho terangkat menjambak rambut belakang Jisung, melampiaskan rasa nikmatnya.

Minho dan Jisung tersenyum saat pagutan liar itu berakhir. Masih dengan jarak cukup intim,

"Aku mencintaimu, Minho."

"Aku tidak." He chuckling softly. Jisung looked at he with a look of 'Fuck you.'

"You love me don't you ?"

Minho masih terkekeh geli. Senang menggoda Jisung seperti ini. Tangannya meraih tangan Jisung.

"I sangat menyukai Jisungie." Membawa tangan Jisung ke dadanya. "Tidak bisakah kau mendengar degup jantungku yang bertalu talu saat kita
berdekatan seperti ini?"

Jisung menarik senyuman.
_

Jisung menatap rendah ke manusia tergeletak kehilangan ke sadarannya di bawahnya.

Ia berjongkok, mengobrak abrik tasnya. Mencari alat yang sudah ia persiapkan di dalam tas olahraga nya. Tabung kaca berukuran sedang berisi air keras yang mematikan.

Senyum lebar terukir, saat tutup tabung itu lepas dan mengeluarkan isinya mengenai wajah Hwang Hyunjin.

Jisung menatap datar ke wajah tampan bak patung patung yunani itu yang sekarang mulai melepuh karena air keras mengenai wajah itu. Ia hanya memandang datar tanpa belas kasihan sebagaimana reaksi Jisung ketika membelah mayat tikus dan mengeluarkan isi dalam perutnya saat pratikum biologi kemarin.

"Ini adalah hukuman mu Hyunjin-ah. Karena kau berhasil membuat Minho memujimu tampan meski sedang menjelekkan dirimu di hadapanku." Katanya sambil melepas sarung tangannya. Melempat ke arah tas olahraganya yang menganga.

Mendadak Jisung merasa aneh dalam mulutnya, dan tenggorokannya. Matanya membulat sempurna. Tangannya segera bergerak menutup mulutnya terasa aneh begitu pula perasaannya. Seperti rasa marah, jijik, kecewa, takut kehilangan, dan perasaan negatif lainnya bercampur aduk.

Jisung lupa satu hal,
definisi dari kata cemburu.
_


_
"Jisung! Kenapa kamu suka sekali pulang malam heoh ?" Omel Minho yang menyambut Jisung yang baru saja masuk ke dalam apartemen.

Rasa negatif yang terus menggoroti tenggorokannya hingga tercekik telah hilang entah kemana. Hanya melihat sesuatu yang sangat manis, yang menatapnya dengan tatapan kesal dan marah tapi begitu menggemaskan ketika bibir yang sering Jisung rasakan itu mengerucut kiyowo. Minta di cium.

"Aku harus tetap berolahraga, Minho. Bagaimana jika di luar sana ada pria yang memiliki tubuh yang bagus daripada aku ? Lalu kau terpincut ?"

Minho terkekeh. Berlari kecil menabrak tubuh Jisung, memeluk erat. Membuat tas yang Jisung jinjing sedari tadi jatuh di sebelah kakinya.

"Aku hanya mau daddy Han." Bisiknya dengan nada menggoda. Belum lagi kedipan nakal itu.

Jisung menutup pintu apartemennya menggunakan kaki, dan langsung menyudutkan Minho ke dinding. Mengunci pergerakan sang manis di antara dirinya dan dinding.

"Nakal ya ?"

"Minho tidak nakal. Cuman ingin di hukum Jisungie saja." Tangan Minho meluncur bebas meremas barang pribadi Jisung yang masih lemas.

Jisung tidak tahan lagi.

_

Lavender [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang