🌸

1.8K 256 2
                                    

Bunyi air mendidih dan potongan wortel terdengar.

Jisung fokus membuat menu makan malamnya hari ini, dan menekuni langkah langkah cara memasak sup di internet. Tentu saja sup ala Russia, jutaan artikel variasi tersedikan di internet. Mengingat negara Russia paling gemar memakan sup selain minum vodka tentunya.

"Ji, maafkan aku ya ?" Suara seseorang dari belakang yang sangat Jisung hafal terdengar. "Aku bukan Namjachingu yang alih memasak. Aku memang tidak berguna, membuat sup saja--"

"Tidak, Minho. Kau berguna. Masakanmu kemarin enak."

Minho menatap protes ke arah belakang punggung Jisung. "Tapi aku hanya bisa membuat beberapa makanan!" Huft.

"Kau yang bahkan sangat jarang menyentuh area dapur, terlihat sangat ahli memotong wortel wortel itu! Dan, Lihat! Potongan wortel mu tipis dan rapi! Sedangkan aku, jelek dan hancur"

Minho, kau tidak pernah tahu-

"Jangan menilai seseorang dari sampulnya, sayang." Sahut Jisung terkekeh. Memasukan semua potongan wortel dan brokoli ke dalam air yang mendidih.

Jisung memutar badan, menemukan Minho duduk cemberut lucu di atas meja makan.

"Apa ?! Ingin menertawakan skill kentangku ?" Tanyanya galak dengan mata memincing curiga.

Jisung menggeleng sambil tersenyum. "Aku hanya ingin belajar memasak, agar suatu saat nanti. Saat kita berumah tangga, aku tidak terlalu merepotkanmu."

"Jangan buat dirimu benar benar menjadi suami idaman ya! Cukup boyfriend material saja! Ih, Jisung benar benar menyebalkan." Minho melipatkan kedua tangannya di dada. Jisung mematikan kompor dan mendekati Namja manis yang tengah cemberut dan memalingkan wajahnya. Enggan melihat Jisung.

"Kok menyebalkan ?" Tanya Jisung heran. Membawa kedua tangannya melingkar pinggang Minho.

"Nanti kalau ada yang menculik Jisung dari Minho bagaimana ?" Tanya sanksi.

"Aku tak akan berpaling." Janji Jisung. 'Dan, tak akan pernah sekali pun berpaling.'

"Pria semuanya penuh omong kosong! Sama saja!" Seru Minho memutar bola matanya malas.

"Kau juga pria, Minho. Aku sudah mengambil keperjakaan mu. Kau bukan laki laki lagi," Goda Jisung mesum dengan seringaiannya. Tak lupa menaik turunkan alisnya.

"Bukan begitu!" Seru Minho malu dengan wajah merona.

"Hm, apa ?!"

"Bukan-" Minho bingung harus bagaimana membantah Namjachingunya. "-Jisungie, kau tau tidak ? Yeoja yang menyukaiku tempo lalu yang sempat mengirimkan ku cokelat ?" Tanya Minho mengalihkan pembicaraan.

Jisung terdiam. Dia tahu siapa yang di maksud Minho-

"Tidak. Memang kau terkenal di kalang yeoja ya ?" Tanya Jisung dengan nada bercanda.

Minho menggerutu pelan, "Aku cukup populer juga loooh!" Serunya dengan nada bangga.

-jari jari Yeoja itu sudah Jisung potong dan lumurin cokelat lalu mengirimnya ke dalam loker Minho kemarin.-

"Aku masih takut- Gila tidak sih, kalau kau menemukan jari jari belumur cokelat yang ternyata merupakan jari milik orang yang mengirimkan ku cokelat tempo lalu. Maksudku, ini hanya prank iseng kan ? Ini tidak lucu. Jisungie, aku takut." Racau Minho sambil menutup kedua wajahnya. Bergetar pelan.

Jisung menarik tubuh Minho dan menggendongnya ala koala.

"Kau aman Minho. Mereka hanya sedang iseng saja padamu, siapa sih orang gila yang selalu menganggumu ? Mungkin saja itu bukan jari yeo-"

Minho menggeleng kencang. "Tapi menurut kepolisian jari itu benar benar milik Yeoja itu! Lagi pula mayat Yeoja itu masih belum di temukan dari dua bulan lalu." Jari jari Minho meremat kaos hitam yang di kenakan Jisung kuat.

Ia kalut. Ia takut.

Bagaimana jika banyak psikopat gila yang sedang mengincarnya sekarang ?

"Tenang, aku selalu ada untukmu Minho. Aku akan mengusir semua yang berani menganggumu," Tangan Jisung bergerak mengelus belakang punggung Minho pelan namun menenangkan. Yang mampu membuat Minho terhipnotis untuk tenang. "..., dan membuat kita selalu aman."

Minho mengangguk. Menyimpan kepalanya ke ceruk leher Jisung.

"Aku sudah membeli apartemen yang jauh dari sini. Jadi tunggulah sebentar lagi Minho," tunggu aku membakar tiga kantung mayat busuk milik yeoja itu di pembakaran sampah.'

"Aku akan menunggumu." Minho mencium pipi Jisung sekilas membuat Namja tupai itu membeku. Memerah panas, dan jantungnya berdegup kencang.

"Hahahaha! Jisung malu malu!" Goda Minho kembali ceria.

Sedangkan Jisung mau tak mau menarik senyumannya. Dalam hati ia sudah berteriakan saat rasa bahagia dan manis terasa di dalam mulutnya.

"Aku sangat menyukaimu, menyayangimu, mencintaimu dan lain lain." Jisung menghujani wajah Minho dengan ciuman membuat Namja yang di dalam pelukannya itu terkikik geli. "Nado Jisungiee!" Balasnya

_

Lavender [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang