Reon keluar dari kamarnya sudah menggunakan seragam hari Senin lengkap dan rapi. Reon langsung menuju meja makan untuk sarapan. Disana sudah ada mama, papa, dan kakak.
"Selamat pagi, Ma," ucap Reon.
"Selamat pagi, sayang," jawab Ran seraya menyajikan masakan yang sudah matang ke atas meja. Yakali menyajikan makanan mentah.
"Pagi juga, Pa," kata Reon kepada Shion.
"Pagi, Nak," jawab Shion yang sedang sibuk membaca koran ditemani secangkir kopi hangat.
Reon ragu mengatakan ini, tapi Yasudahlah, "Pagi, Kak."
"Pagi juga, Reon," jawab Leon seraya tersenyum. Reon rasanya ingin menangis sambil akrobat. Kakaknya tersenyum padanya. Reon menyimpulkan bahwa Leon sudah tidak marah lagi padanya. Reon pun duduk di kursi sebelah Leon.
"Kamu udah nerima cokelatnya?" tanya Leon.
Reon mengangguk, "Udah kok! Reon suka, makasih, Kak."
Leon tersenyum ramah, "Sama-sama."
Setelah beberapa detik terdiam, Leon angkat bicara, "Psstt, Dek, kamu tahu alamatnya temen kamu yang jualan cookies nggak?" bisik Leon.
"Reon tahu," jawab Reon juga dengan berbisik seraya menuangkan sup ayam ke mangkoknya.
"Kakak mau ketemu sama dia, kakak mau ngucapin terimakasih. Berkat dia, kakak jadi sadar kesalahan yang kakak perbuat sama Reon," bisik Leon.
"KAKAK SUKA KAK AZNII?" tanya Reon dengan berteriak. Oops, keceplosan. Ran dan Shion menatap Reon.
"Siapa Aznii?" tanya Shion.
"Siapa yang suka?" tanya Ran.
"I-Itu lho, Pa. Tetangga kita punya kucing baru warnanya putih, Reon bilang dia suka," bagus, ya, Leon. Reon tidak salah apa-apa, tapi dibawa-bawa.
"Benar, Reon?" tanya Shion mengintimidasi.
Reon mengangguk patah-patah, "Iya ... Pa." Leon pun bernapas lega.
.
.
.
.
.
Skip pulang sekolah
"Untung gurunya ada rapat, jadi kamu pulangnya cepet, Dek. Kakak jadi bisa ngajak kamu ke tempatnya gadis itu," ucap Leon.
Hayoo, siapa yang seneng pulang cepet selain aku?
"Kakak mau ngapain ke tempatnya Kak Aznii?" tanya Reon seraya memakai helm-nya.
"Mau ngucapin terimakasih sama kasih ini," Leon menunjuk paper bag yang dibawanya.
Reon tersenyum jahil, "Tumben kakak bersedia kasih sesuatu ke cewek tanpa paksaan."
"Err ... itu ... ya, gitu. Ayo cepet keburu sore," ucap Leon. Reon hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kakaknya yang langka.
Dan apa tadi kata Leon? Sore? Masih siang bolong panas berangin gini dibilang sore. Leon perlu dokter mata? Atau ke dokter cinta saja? Eh.
Leon dan Reon sudah sampai di panti. Leon memarkirkan motornya di tempat teduh di bawah pohon. Leon dan Reon melepas helm-nya, mereka kemudian berjalan masuk ke panti.
"Emangnya Kak Aznii nggak jualan?" tanya Reon pada Leon. Yakali pada rumput yang bergoyang.
Leon menggelengkan kepalanya, "Nggak tahu juga," jawab Leon cuek.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Husband : Leon's Love Story (SELESAI) ✔
RomanceSequel dari cerita My Childish Husband. Silakan baca cerita awalnya terlebih dahulu. ---------- Ini adalah cerita tentang Leon dan kisah cintanya. Lalu bisakah dedek Leon menemukan jodohnya? Tunggu, Leon sudah bukan dedek lagi!! Tidak hanya kisah ci...