20 - End

315 40 9
                                    

"Momo gue ditahan sama anak sekelas, enggak, anak sekelas juga ditahan sama ketua kelas."

Hari ini Yuta dan Momo sebenarnya sudah janjian untuk pergi mencari tas untuk baju latihan Momo. Keduanya sama-sama masih punya kegiatan di sekolah hari ini, tapi sayangnya ternyata kegiatan Yuta ada yang terjadi secara tiba-tiba.

"Lama gak?" Masih pada sambungan telepon yang sama, Momo bertanya pada Yuta.

"Gak bisa gue prediksi, soalnya wali kelas yang nyuruh ngumpul."

Momo hanya bisa menghela nafasnya. Kalau marah pun sepertinya terlalu kekanak-kanakan.

"Besok gue janji. Beneran deh. Besok aja kita pergi oke? Gue beliin lo mau makan apa nantinya."

"Ya udah."

"Hati-hati di jalan pulangnya."

"Ya."

Sambungan telepon pun terputus. Ia berpikir sejenak. Sana dan Johnny sedang keluar bersama, apa perlu ia menelpon mereka berdua? Siapa tau mereka berdua tidak masalah jika diinterupsi dan Yuta juga bisa menyusul mereka.

Ditekannya kontak Sana dan Momo kembali menempelkan ponsel di telinganya.

Sayangnya, panggilan itu tidak diangkat. Apakah tidak terdengar ya?

Sekali lagi Momo mencoba menghubungi namun kali ini ia menghubungi Johnny. Pada nada sambung ketiga, Johnny mengangkat teleponnya.

"Halo Johnny."

"Halo, kenapa Mo?"

"Masih pergi sama Sana?"

"Oh enggak, gue barusan aja antar Sana ke rumah lo. Terus ini gue mau pulang, Nyokap minta diantar ke rumah sakit tiba-tiba, katanya gak enak badan."

"Ya ampun, ya udah gue matiin ya teleponnya. Cepet sembuh buat Nyokap lo. Salam ya John."

"Okee Mo, bye."

Kembali Momo hanya bisa memutus sambungan telepon dan akhirnya meletakkan ponselnya di dalam tas. Sepertinya hari ini dia memang tidak ditakdirkan untuk pergi kemana-mana.

- - - - -

"Gak ada lagi yang perlu dibicarain kan?"

Samar-samar Momo mendengar sebuah suara ketika ia sudah mulai dekat dengan rumahnya. Ada mobil yang juga terparkir di sana. Pagar rumah Momo juga terlihat terbuka.

"Aku cuma mau minta maaf Sana, waktu itu aku kayaknya bener-bener nyakitin kamu dan gak sempat ngasih penjelasan apa-apa."

"Udahlah, udah lewat juga. Gak perlu ada yang dibahas lagi."

Hening sesaat ketika Momo mulai semakin dekat dengan pagar rumahnya. Itu jelas sekali suara Sana tapi untuk satu suara lagi ia sedang berusaha mengingat siapa pemilknya.

"Apa kita gak bisa balik kayak dulu lagi?"

"Kamu gak punya perasaan ya Ken? Aku tau dari Johnny dan Yuta kalau kamu dan Momo lagi deket. Terus sekarang kamu bisa ngomong gitu ke aku, di rumah Momo?"

"Nggak gitu San, tolong dengerin sebentar aja penjelasan aku. Jangan kayak kemarin kamu sama sekali gak mau dengerin dan acuh sama aku."

"Ada siapa di sana?" suara Sana mengejutkan Momo.

Momo mengeluh dalam hati, rasanya ia sudah sembunyi dengan baik. Akhirnya ia terpaksa menampakkan diri dari tempat mengupingnya. Dia hanya bisa menggaruk tengkuknya dengan dihujani tatapan terkejut dari Sana dan lelaki yang sedang berbicara dengan Sana yaitu, Kenta.

ReverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang