1.9 Bully.

1K 119 26
                                    

Bukan salahmu. Jangan merasa dirimu bersalah karena sebenarnya kamu tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti ini.
-Unknown-

Di Malam hari, Di taman belakang.
Ayunan, tempat pavorit merenung bagi laki-laki itu.

Ia menghela nafas kasar, mengingat kejadian tadi.

"Gue salah ya udah mukulin saaih tadi?"

Thariq menunduk,memikirkan keadaan saaih sekarang.
"Kalau Saaih kenapa napa karna pukulan gue tadi,gue gaakan bisa maafin diri gue sendiri"

Thariq mengepalkan tangannya.
"Aurel. Nama lo udah gue inget di otak gue. Lo udah hancurin wajah mulus adek gue. Dan lo udah buat gue dan saaih ribut! Tunggu tanggal mainnya rel!"

Thariq tersenyum sinis.
Namun Bahunya tiba-tiba di tepuk oleh seseorang. Thariq menoleh kebelakang.

"Abang ngapai disini malem malem?"

"(Nam)? Kok bangun?"

(Namakamu) mengangguk "Gatau, tiba tiba kebangun aja. Terus ngeliat abang disini, yaudah aku kesini aja"

Thariq menggeser badannya, dan menyisakan tempat untuk adiknnya itu.
"Sini sayang di sebelah abang"

(Namakamu) duduk di sebelah thariq dan kepalanya sudah berada dipundak thariq untuk bersandar.
Thariq memeluk adiknya itu dari samping.
"Bangg"

Thariq mendehem.
"Besok aku sekolah ya?"

"Engga (nam) wajah kamu masih biru. Nanti ditanyain sama temen-temen di sekolah loh"

"udah ga separah tadi kok, masalahnya besok aku ada kuis bang. Gabisa di tinggalin"

Thariq menghela nafas kemudian mengangguk "Yaudah boleh, tapi abang yang anter trs pulangnya abang yang jemput ya?"

(Namakamu) tersenyum kemudian mengangguk.

"Yaudah sekarang tidur gih"

"Gendongggg" Rengeknya sembari memakai jurus andalannya, Puppy Eyes.

Thariq terkekeh geli kemudian mencium pucuk kepala adiknya itu.
"Ayok sini adik kecil abang.. Sini abang gendong siniii"

(Namakamu) merentangkan tangannya kemudian Thariq menggendong Dan bergegas ke kamar (Namakamu).

---

Pagi hari di kediaman keluarga halilintar seperti biasa, sudah ramai. Berisik. Ribut.

Saaih menggelengkan kepalanya melihat adik dan abangnya yang selalu bertengkar setiap pagi.

"Eh botak sini lu!" Ucap Atta

Saaih menghampiri Atta, kemudian atta membawanya ke taman belakang.

"kenapa bang?"

"Sohwa udah ceritain semuanya ke gue. Kenapa bisa gitu sih?"

Saaih mengangkat bahunya.
"Entah? Mungkin emg udah di takdirin kayak gitu kali"

"Thor? Muka lu bonyok ulah thor kan?"

Saaih mengangguk "Aaih emang harus dapetin pukulan itu si bang"

Atta menepuk pundak Saaih.
"Gue tau hubungan lo sama Thor lagi gabaik. Hubungan lo sama (Namakamu) juga sama kan? Coba deh lo samperin, terus minta maaf. Disini bukan lo kok pihak yang salah, justru lo malah jagain (Namakamu)"

Saaih menggeleng "Kemarin aaih udah minta maaf bang ke thoriq, tapi dia gamau maafin aaih. Percuma bang aaih kesana kalau hasilnya nihil"

Atta berdecak "Ck! Lo kenal thor baru berapa hari sih? Udah lama kan? Udah dua tahunan kan? Lo tau pasti thor orangnya gimana!"

BAXTLITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang