2.4 Another Secret

1.4K 110 62
                                    

"Apa alasan kamu gapernah cinta sama aku?"
-Saaih Halilintar-

Sakit dan Malu.
Mungkin itu yang bisa menggambarkan perasaan gue tempo hari.

Sejak kejadian itu, semuanya berubah. Dia gak lagi bisa gue genggam. Melihatnya dari jauh aja gue enggan.

Gue malu, gue malu karna melakukan hal ini pada orang yang jelas-jelas mencintai gue dengan tulus. Enggak seperti gue yang hanya melihatnya dengan Materi. Hmm.

Oiya, Kalau kalian tau, Pasti kesan pertama yang kalian kasih ke gue adalah. Benci.
Gue tau gue salah, tapi gue punya alasan kenapa gue melakukan itu.

Kalian pasti sudah bisa menebak siapa gue, iya Gue Aurel.
Aurellia Bryana Thanisa. Perempuan pertama yang berhasil berada di tahta tertinggi di hati saaih. Bukan mau sombong, tapi emg gitu kan kenyataannya?

Tapi, Semenjak kejadian malam itu, gue bungkam. Gak mau bertegur sapa sama orang-orang.
Gue malu.

"Hai mah, maafin Aurel ya baru kesini sekarang"

Disini gue berada sekarang, di rumah terakhir Mama.
Gue mengusap sandaran yang bertuliskan nama mama dan sudah berwarna kecoklatan.
Gue tersenyum, rasanya senang sekali jika mengingat kalau gue bisa mengisi Hari-hari terakhir Mama.

"Semuanya udah berubah mah. aurel udah gapunya siapa-siapa. Papa? Entahlah dia masih sibuk dengan kerjaannya. Abang? Dia bahkan gapernah pulang untuk jenguk Aurel.  Bahkan di Saat terakhir mama juga dia gaada mah"

Gue tersenyum pilu, berkhayal jika mama benar benar ada disini dan mendengarkan gue.

"Aurel harus apa ma?"

Gue merasakan kehadiran mama,disamping gue.
Gue tau ini khayalan gue, tapi ini seperti nyata. Mama mengelus punggung gue dan seraya berbisik
"Temui mereka, meminta maaflah. Mereka orang-orang baik. Dan salah satunya pernah menjadi orang yang kamu sayang kan?. Mama selalu disampingmu nak"

Gue mengangguk, sembari tersenyum dan mengusap Air mata gue yang tanpa disuruh ia jatuh.
Gue menoleh ke arah samping, tidak ada siapapun.

Gue menghela nafas, kemudian mengambil benda pipih yang ada disaku gue untuk menghubungi laki-laki yang pernah singgah dihati gue. Saaih.

"Hallo"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hallo"

Mendengar suaranya, bikin rasa bersalah itu semakin besar.

"Saaih.. Kamu dimana?"

Suara gue bergetar, gue menahan nangis. Rasanya belum siap ketemu Saaih, tapi gue harus ketemu.

"Lo yang dimana?!"

"Tolong bantu aku saaih.. Tolong kesini, aku mohon.. Aku butuh kamu saaih.. "

Iyaa gue butuh lo saaih, gue butuh lo untuk menjelaskan semuanya.

BAXTLITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang