Uncertain

887 139 10
                                    

Jinny sibuk mengetik dan memilih kata-kata yang benar pada ponselnya.

"Cool, send!" ucapnya.

Ia berusaha untuk tidak terlalu khawatir lagi dengan perusahaannya itu sebabnya ia mengirim pesan kepada Jay 'Beritahu aku jika kalian sudah memutuskan untuk melakukan penyidikan' seperti itu ia berjaga-jaga.

Jay membalas pesannya.

Jay : Heeseung butuh waktu berpikir..

Jinny : Bagaimana dengan agensi?

Jay : Sepertinya mereka ingin melapor.

Jinny : Kalau begitu aku akan ke dorm, besok.

Jay : Dorm kami? O_o

Jinny : Dorm siapa lagi kalau bukan dorm kalian? Em, Jay, menurutmu bagaimana? Apa kamu ingin melaporkannya? :(

Jay : Kamu masih khawatir dengan perusahaan?

Jinny : Tentu! Ayahku membangun gedung itu dengan bersungguh-sungguh. Tapi aku sadar diri, aku tidak ingin kejadian ini terulang lagi. Caranya tentu dengan melaporkannya, tapi apa kamu yakin kalau kakakku ikut dalam komplotan penjahat itu? Menurutku tidak ㅠ

Jay : Entah, aku tidak mengenalnya sebaik kamu mengenalnya.. Sudah larut, Goodnight!

Jinny : Oke, goodnight :(

Jay : Berhenti mengirim emoticon sedih itu padaku!!!!!

Jinny : Oke sebagai penutup hari, ini yang terakhir :(

Jay kemudian tersenyum melihat balasan pesan dari Jinny. Ia bertanya pada Heeseung, "hyung apa kau sedang memikirkannya?" Tanyanya.

Heeseung mengangguk, "Aku bingung. Di sisi lain aku merasa bisa berdamai, di sisi lain aku juga merasa jika perbuatan mereka memang salah dan harus diberi teguran" katanya.

--

Jinny kembali dengan tubuh lemasnya, ia menaiki anak tangga dengan sangat malas.

Gadis itu pun memencet bel.

Tidak lama dari itu pemilik rumah langsung membukakan pintu, terlihat Heeseung dengan hoodie kuningnya memegang es krim vanilla.

Huh, aku sungguh ingin bisa se-santai itu. Batin Jinny yang merasa semakin sengsara.

"Nuguseyo?" Tanya lelaki itu. (Siapa ya?)

Jinny menatap kosong ke dalam ruangan lalu berencana masuk tanpa dipersilakan. "Apa kau penggemar? Hey, kenapa kau main masuk?" Heeseung berusaha untuk menghadangnya.

"Jangan coba menghalangiku, aku harus mengadakan rapat penting" Jinny menatapnya malas. "INI SEMUA KARENA MU!" teriaknya, Jinny yang mulai tidak tenang menyalahkan Heeseung.

Heeseung pun terdiam, lebih tepatnya lagi tidak mengerti apa yang gadis gila ini katakan.

Jake kemudian berlari ke arah mereka.

"Heeseung hyung, dia ini Jinny yang kami ceritakan kemarin" kata Jake.

Heeseung mendecak tidak peduli, langsung meninggalkan mereka. Jinny pun masuk semakin dalam sementara Jake menutup pintu.

ENCORE | EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang