Part 9

46 13 4
                                        

" Kemarin aja gue sembunyi sembunyi udah kaya napi di kejar polisi, was was banget asli."

" Mau ngapa ngapain udah ga fokus, eh kak Gilang pake ngajak nonton film horor"

" Gue bisa ngebayangin lo sih pas di bioskop, cuma bisa tutup mata sama telinga sambil kejer kejer. Ngakak banget pasti liat ekspresi Lo" Gea tertawa terpingkal pingkal.

" Tawa yang puas, seneng banget liat sahabatnya kesiksa"

" Seneng bangett... "

" Dasar "

" Terus gimana ekspresi kak gilang waktu liat lo pucet ketakutan "

" Dia dua kali lipet nya gue, dia lebih ketakutan, dipikir gue Kunti kali "

" Iya Fan kan lo pucet banget, apalagi muka Lo kan emang serem "Gea tertawa.

" Jahat banget lo, temen sendiri di kata Kunti "

" Gimana nanti sepulang sekolah, jadi ikut kak gilang ga? "

" Gatau, masih takut entar tiba tiba kak Juna liat gimana "

" Ya gak gimana gimana, paling dia mikir mikir lagi buat pacaran sama Lo" tertawa terbahak bahak.

" Gea ih "

" Ya kalo ketemu kak juna gampang, ajak aja nonton juga bertiga " tertawa lebih kencang.

" Hilih bicid "

Bel masuk berbunyi, guru mulai masuk dan pelajaran dimulai. Fania dan Gea dengan memperhatikan dengan seksama.

Bel pulang berbunyi Gilang sudah berdiri di depan pintu kelas Fania.

" Gimana Fan? Jadi ga ikut jalan sama aku? "

" Maaf kak Fania kan baru aja habis sembuh, kata mama jangan keluar keluar dulu, pulang sekolah udah di pesenin di suruh langsung pulang ke rumah aja "

" Oh... gitu, pulang ada yang jemput ga? Kalo gak ada yang jemput biar aku anter aja ya "

" Engga usah kak ngerepotin "

" Kita kan tetangga an Fan "

" Engga Fania pulang sama Gea aja "

" Aku ikut pulang bareng ya, aku di belakang kamu "

" Iya "

Mereka bertiga menuju parkiran sekolah, dan mengendarai sepeda motor masing masing, Gilang sendiri dengan sepeda motornya, Fania berboncengan dengan Gea pulang menuju rumah Fania.

" Loh kak kenapa ikut kerumah Fania "

" Gapapa, udah lama aja ga mampir, jadi pengen mampir "

" Lah kemarin kesini ngapain, katanya lama ga mampir " dalam hati Fania.

" Silahkan masuk kak kalo gitu "

" Gea... Ini gimana lepasin helm nya "

" Sini aku bantuin Fan, diem ya " Gilang dengan sigap membantu Fania.

" Makasih ya kak "

" Sutt... Jangan panggil kak, Gilang aja "

" Tapi kan emang " Gilang menutup mulut Fania dengan jari telunjuknya.

" Diem bawel "

" Di sekolah silahkan bilang kak kek opa atau yang lainnya, di rumah panggil Gilang aja "

"Iya Gilang "

Suasana menjadi canggung.

" Ehem ehem... " Suara Gea memecah ke canggungan.

Catatan Juna || RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang