Fania rasanya ingin teriak se kencang kencangnya.
Juna akhirnya menyalakan motornya dan segera mengantarkan Fania pulang.
.
" Yang itu kak, rumah warna cream "
Di depan gerbang rumah Fania.
" Bisa turun ga? "
" Bisa kak bentar "
" Kuat jalan ga? " Fania masih bingung bagaimana caranya turun dari motor Juna.
[Definisi bisa naik ga bisa turun]
" Ah ribet... udah diem jangan banyak tingkah "
Juna turun dari motornya dan membopong Fania masuk kedalam rumah.
" Ahh... " Teriakan kencang keluar dari mulut Fania.
" Apasih Fan teriak teriak, Kenapa? Ada apa? "
" Gapapa kak hehehe, Fania kaget aja tiba tiba kakak gendong Fania 😌" malu malu kucing.
" Yaudah makanya diem, jangan banyak tingkah biar ga jatoh "
Juna membunyikan bel rumah Fania dengan masih membopongnya.
Dari balik pintu keluar Papa Fania.
" Fania kenapa? Ayo bawa masuk dulu "
Papa Fania langsung mengarahkan Juna ke kamar Fania.
" Turunin di atas kasur Jun "
" Iya "
"Selonjorin aja Fan kakinya "
" Makasih ya Jun udah anter Fania pulang "
" Iya Om udah tanggung jawab Juna "
" Fan kamu sakit apa? ... " Papa Fania khawatir menanyakan keadaan Fania.
Juna melihat tiap sudut kamar Fania, nuansa pink berpadu dengan biru laut dengan aksesori kamar yang begitu nampak Girly.
Ada hal yang mengusik perhatian, menarik mata Juna.
" Fan boleh liat ini? " Mengambil pot berisi tanaman kaktus gymno dengan jenis Capiapoa.
" Boleh kak "
" Papa tinggal ke bawah bentar ya, panggil Mama kamu biar bikinin Juna minum "
Juna mengamati dengan seksama.
" Kenapa kak? "
" Engga, ini bagus baru liat ada kaktus ada yang kaya gini "
" Ohh " Fania diam sejenak mengingat sesuatu.
" Gua lupa di pot itu kan ada gua tulis nama kak Juna 😩 " mulai grubak grubuk di atas kasur, salah tingkah tidak bisa diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Juna || Revisi
Fiksi RemajaIni kisah cinta tentang cewek extrovert yang jatuh cinta sama cowok cuek. Meskipun ga dapet respon baik, dia ga pernah nyerah. Kisah ini dikemas dengan bahasa yang ringan, dan yang pasti nggak bakalan bikin bosen. Segera Terbit ya 😉