"Catur, cukup turunkan aku disini"
Kemudian saya menghentikan langkah saya dan menurunkan Andiana dari punggung saya.
"Untuk ukuran serigala dalam wujud yang besar, kamu cukup ringan dalam wujud manusiamu"
"Hey, apakah itu sebuah sindiran?!"
Wajahnya terlihat galak, saya hanya tertawa melihat ekspresinya yang menggemaskan.
"Catur, hey, aku ini sebenarnya gendut, kan? Berat, kan?"
Andiana masih belum puas menyecar saya dengan pertanyaannya.
Ah... Kenapa wanita selalu seperti ini, sih? Apa yang salah dari menjadi gendut?"Catur!!! Jawab aku!!!"
Saya mengabaikan segala dengusan sebalnya sambil berjalan memunggunginya sementara tangan kiri saya menggenggam erat tangan kanannya.
"Daripada kamu memikirkan apakah kamu gendut atau tidak, lebih baik sekarang kamu tutup matamu. Saya mau menunjukan sesuatu"
Sambil berkata begitu, saya menghentikan langkah kaki saya dan berbalik badan menghadap Andiana kemudian menutup kedua mata Andiana dengan dua tangan saya, dan perlahan berjalan di belakang Andiana, menuntun jalannya dengan perlahan agar tidak tersesat.
"Andiana, saya harap kamu menikmati pemandangan yang akan kamu lihat sehabis ini. Saya mohon kamu gaperlu takut, kamu aman berada disini"
Andiana mengangguk dan berkata,
"Tapi.. Catur.. Saya mencium banyak bau humus, apakah disini tempat pafa vampir?"
Saya menghentikan langkah kaki saya dan Andiana pun ikut berhenti.
"Apa kau.. Takut?"
Tubuh Andiana sedikit bergetar
"Catur, kamu sedang tidak menjebakku, kan? Kau tidak bermaksud membunuhku kan?"
Saya kemudian menutup matanya dengan seluruh tangan kiri saya, kemudian tangan kanan saya saya lingkarkan di pinggangnya.
Kemudian saya berbisik lembut di telinganya,
"Apakah kamu benar-benar berfikir kalau seorang Volts seperti saya bisa melakukan hal sekeji itu pada penerus suku Matty?"
Andiana terdiam.
Tak lama berselang, ia bersuara
"Kalau begitu, apakah aku sudah boleh melihat sekarang? Bisa kau singkirkan kedua tanganmu dari tubuhku?"
Ah, sial! Perkataannya menyadarkan saya bahwa saya menikmati memeluk tubuhnya. Sial sial sial. Padahal... Saya masih ingin menikmati pelukan tersebut barang beberapa menit lagi...
"Ah, maafkan saya. Perkenalkan... Inilah Left Wing de Magica Forteza."
Saya perlahan membuka matanya. Dan menunjukan banyak cahaya luar biasa dari atas sudut kastil rahasia masa kecil saya yang saya bangun berasama Dmitri Vancluvox dan Joseph Valentino.
Kastil kecil ini hanya bisa diakses oleh kami bertiga. Diluar kastil, kami sudah bentengi dengan beberapa mantra yang kami pelajari diam-diam dari buku hasil curian kami di Perpustakaan Transylvania. Intinya, Andiana aman disini. Karena jika kamu berada dalam kastil ini, maka tak seorangpun sari luar bisa melihat, mendengar, mencium, dan bahkan mendeteksi gerakanmu sedikitpun.Kemudian Andiana terlihat sangat takjub..
"Catur, cahaya-cahaya itu luar biasa. Tapi, apa yang vampir-vampir itu lakukan disana?"
"Mereka sedang beribadah. Bagi kami, Count Drac bagaikan Tuhan. Dia yang mengeluarkan perintah pada 4 klam besar Vampir dan kamilah yang menjalaninya. Obor-obor itu disatukan sebagai lambang bahwa kita akan tetap kuat jika terus bersama saling menopang tanpa membiarkan cahaya yang lainnya padam."
"Aku pernah mendengar tentang Count Drac, kudengar dari ayahku dia adalah leluhur para Vampir. Sang pencipta Vampir...."
"Maaf memotong, Andiana, tapi dia bukanlah sang pencipta. Hanya satu-satunya leluhur para vampir yang masih bertahan hingga kini"
"Baiklah kalau begitu... Tapi ngomong-ngomong, apakah mereka benar-benar tidak bisa melihat kita disini? Jarak atap kastil ini sampai sana ganyampe 20 meter, Catur. Kamu yakin tidak akan ada yang menyadari keberadaanku?"
"Tenang saja Andiana, kastil ini sudah diberi mantra oleh aku dan dua kawanku. Lagian, mereka yang sedang beribadah itu adalah pasuka Hexa. Tanpa mantra diluar kastil, mustahil kamu masih bisa menyaksikan deretan cahaya obor yang lalu lalang daritadi sambil santai disini menyaksikan mereka ibadah"
"Ah, maaf, aku baru pertama kali ini datang langsung ke teritori vampir. Dan pasukan Hexa itu... Bukan nya mereka agak sedikit kejam, ya?"
"Diluar sayap kiri hutan ini, ya, mereka semua ganas. Tapi tempat kita sekarang ini adalah Left Wing de Magica Forteza. Sayap kiri dari Magica Forteza. Hutan tempat keluarga besar Valentino tinggal. Di jantung hutan ini terdapat penjara Valentine yang sangat mengerikan. Tapi kau tenang saja, pasukan hexa yang disini adalah divisi intel. Mereka semua lulusan akademi, sedikit lebih terdidik sarpada pasukan hexa yang dari bagian sayap kanan hutan. Mereka semua divisi patroli, ya kau tahulah galaknya seperti apa."
"Hahahahahahahahahahaha, ya, mereka semua bahkan lebih liar dari anjing liar sekalipun"
Penekanan kata 'Anjing Liar' membuat kami berdua tergelak. Bagaimana tidak, divisi patroli dari Pasukan Hexa selalu mengolok kaum WereWolf dengan sebutan begitu.
Malam itu kami lewati berdua di kastil kecil rahasia milik saya, Dmitri dan Joseph. Kastil yang kami beri nama 'DiJoyen', akronim dari (D)m(i)tri-(Jo)seph-Ra(yen). Hahahahahahaha.
Beruntung persediaan makanan masih mencukupi di kastil tersebut. Maka aman untuk beberapa hari kedepan baik saya maupun Andiana tidak perlu berburu.Tanpa terasa, tengah malah telah tiba...
"Catur, aku tau vampir tidak perlu tidur. Tapi, bisakah kau melakukan sedikit kebaikan untukku?"
Aku terdiam dan menatapnya... Kemudian sesuatu berdesir dalam darahku... Melihat serigala cantik ini dalam wujud manusia san hanya dibalut sehelai kain membuatku lemas tak karuan....
"Ah.. Iya... Aku.. Bantu... Oke..."
"Catur? Apa kamu baik baik saja?"
"Eh, iya, aku.. saya.. eh.. aku.. saya gapapa. Saya gapapa, Andiana"
"Sungguh?"
"Daripada itu, kau mau minta tolong apa, tadi?"
"Oh.. Itu.. Aku gaterbiasa tidur sendiri.. Bisakah kamu nemenin aku sampai aku benar-benar terlelap? Biasanya ayah yang melakukannya, tapi mengingat aku lagi kabur gini, aku....."
Matanya sedikit berkaca-kaca.
Ah, iya, serigala ini kan sedang kabur...."Hanya menemani, kan? Baiklah, bukan masalah kalau begitu. Saya temani kamu"
Andiana kemudian langsung menarik tangan saya menuju kamar yang memang sudah saya siapkan untuk dia tidur.
Saya yang sebelumnya tidak pernah berinterkasi sedekat ini dengan wanita pun langsung salah tingkah...Sampai dikasur, saya berbaring, lalu Andiana meringsut pada dekapan saya. Saya yang salah tingkah pun tidak bisa menutupi kegugupan saya depan Andiana
"Andiana..."
"Ya, Catur?"
"Apakah kamu selalu sperti ini dengan ayahmu? Maksudku memeluk erat ayahmu dan tidur dalam pelukannya seperti ini?"
"Iya, apakah ini sesuatu yang aneh untukmu?"
"Tidak, hanyasaja.. Untuk vampir... Iru sesuatu yang tak lazim"
"Lazim kok, Catur. Itu cuma karena kebetulan kamu anak bangsawan aja, jadi kamu gasempet ngerasa hal hal yang memanjakan kayak gini."
"Hey, jangan lupakan bahwa kau juga putri mahkota dari suku Matty, ya"
"Serigala gapernah sekaku vampir, Catur"
Kemudian setelah itu keadaan hening. Andiana mendengkur dalam pelukanku. Seumur hidup saya tidak tahu bagaimana rasanya tertidur, tapi melihatnya tertidur pulas seperti ini dalam pelukan saya tiba-tiba sesuatu terbersit dalam pikiran saya... Saya setengah mati melawannya namun nihil. Tak berhasil. Akhirnya malam itu saya mencuri satu ciuman dari bibir Andiana yang merah ranum.
Alamak, begini, toh, rasanya berciuman!
--
KAMU SEDANG MEMBACA
Contre Le Destin
FantasyRayen, Vampir blasteran Bangsawan Volturi dan Keraton Yogyakarta. Yang kemudian jatuh cinta dengan kaum WereWolf, dan takdir menemukannya dengan Stefan dan membuatnya bersahabat dengan pelayan nya, Alfred. Saat Rayen mulai jenuh dengan keabadian nya...